Pameran Temporer Museum Lampung Bertajuk Tempo Dulu, Bukti dan Relik Sejarah
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam rangka Hari Museum Indonesia yang jatuh pada setiap tanggal 12 Oktober, UPTD Museum Negeri Lampung menggelar pameran temporer bertajuk 'Lampung Tempo Dulu Bukti dan Relik Sejarah'.
Kepala UPTD Museum Negeri Lampung, Budi Supriyanto mengatakan, agar 12 Oktober selalu diingat masyarakat sebagai Hari Museum Indonesia, maka semua museum di Indonesia melakukan aktivitas yang dapat menyemarakkan peringatan Hari Museum Indonesia itu.
"Untuk turut menyemarakkannya, mulai tanggal 30 Oktober 2022, UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung menyelenggarakan Pameran Temporer bertajuk Lampung Tempo Dulu Bukti dan Relik Sejarah," Kata Budi, saat memberikan keterangan, Minggu (30/10/2022).
Pameran temporer lanjutnya, disamping memeriahkan Hari Museum Indonesia, juga bertujuan menyajikan informasi tentang berbagai bukti dan relik sejarah yang pernah ada dan dipakai di masa lalu.
Dari bukti dan relik sejarah itu, bisa bercermin tentang keadaan di masa lalu dan menjadikannya sebagai refleksi diri tentang akan seperti apa diri kita di masa depan.
"Melalui pameran temporer kali ini, kita dapat menelusuri keadaan masyarakat di masa lalu melalui benda-benda yang pernah dipakai pada masanya. Aktivitas penting yang dilakukan yang menonjol di masa lalu, antara lain berkaitan dengan aktivitas pemerintahan, aktivitas perokonomian, dan aktivitas transportasi," jelasnya.
Aktivitas pemerintahan di masa lalu diwarnai oleh pemerintahan kerajaan atau komunitas-komunitas adat. Selanjutnya ketika kolonial mulai berkuasa, representasi kekuasaan mulai bergeser dari pemerintahan adat menjadi pemerintahan yang dikuasai oleh kolonial.
"Bukti dan relik sejarah perjalanan sistem pemerintahan di masa lalu diantaranya berkaitan dengan surat-surat resmi yang pernah diterbitkan dan berbagai peralatan yang dipakai untuk menunjang jalannya pemerintahan," ucapnya.
Dalam perekonimian, aktivitas yang menonjol diantaranya dapat dilihat di pasar. Pasar menjadi tempat transaksi antara pembeli dan penjual. Dalam aktivitas pertukaran itu memerlukan alat tukar dan alat ukur untuk menentukan harga dari komoditas yang diperdagangkan.
"Sistem yang terjadi untuk Alat tukar dimasa lalu berbeda dengan masa kini. Sekarang diseluruh dunia dikenal bank sentral yang bertangung jawab terhadap uangnya masing-masing. Namun dimasa lalu untuk menjamin tetap berjalanannya perekonomian, otoritas di daerah dapat mencetak mata uang sendiri, seperti pada Uang Mandat Pertahanan Keresidenan Lampung yang dibuat pada tahun 1947," terang Budi.
Dalam aktivitas transportasi, selain alat trasnportasi yang menggunakan mesin, untuk menjangkau antar wilayah masih dilayani dengan alat transportasi tradisional yang sudah dipakai sejak lama. Dengan kondisi alam Lampung yang banyak dialiri oleh sungai-sungai besar, di masa lalu perahu kajang meruapakan alat trasnportasi yang sangat berperan.
Sementara untuk membawa komoditas pertanian dari ladang atau kebun dahulu ada yang menggunakan gerobak kambing untuk membawa hasil panen yang akan diperdagangkan.
"Dengan mengetahui berbagai bukti dan relik sejarah kita dapat mengetahui bahwa Lampung memiliki sejarah yang panjang. Apalagi dengan kekayaan alam yang dimilikinya, banyak negeri dan bangsa-bangsa yang ingin melakukan kontak dengan orang Lampung. Dengan demikian meskipun masih sederhana, kehidupan di Lampung sudah teratur dan berkembang mengikuti perkembangan zaman," pungkasnya. (*)
Video KUPAS TV : I Gede : Lampung Surplus Listrik 210 MW
Berita Lainnya
-
Kanwil Kemenag Lampung Gelar Lomba Konten Kreatif Moderasi Beragama, Berikut Informasinya
Rabu, 20 November 2024 -
Jalan Tol Trans-Sumatra, Jalan Pintas Menuju Surga Wisata di Lampung
Rabu, 20 November 2024 -
Eks Operator Judol di Kamboja Dibekuk Polisi Usai Promosikan Situs di Bandar Lampung
Rabu, 20 November 2024 -
YLKI Lampung Minta Pemerintah Tunda Kenaikan PPN 12 Persen
Rabu, 20 November 2024