• Minggu, 15 Desember 2024

Marak Aksi Bullying di Sekolah, Wagub Nunik : Sekolah Ramah Anak Terus Diperluas

Senin, 31 Oktober 2022 - 19.18 WIB
165

Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim saat dimintai keterangan di lingkungan kantor Gubernur Lampung, Senin (31/10/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memperluas sekolah ramah anak guna mencegah maraknya aksi perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungan pendidikan.

Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim, menjelaskan jika konsep sekolah ramah anak tidak hanya mementingkan pendidikan formal saja namun juga harus memenuhi semua hak-hak yang harus didapatkan oleh peserta didik.

"Sekolah ramah anak ini seluruh kabupaten dan kota untuk lebih giat lagi dalam menerapkan. Kita juga akan terus perluas sehingga semua jenjang sekolah di Lampung bisa menerapkan sekolah ramah anak," katanya saat dimintai keterangan, Senin (31/10/2022).

Nunik sapaan akrab Chusnunia menjelaskan jika sekolah ramah anak sangat penting digalakkan guna menyiapkan generasi muda yang akan melanjutkan pembangunan dimasa yang akan datang.

"Semua yang kita kerjakan hari ini bisa sia-sia jika generasi yang akan melanjutkan dimasa depan tidak siap. Kita cegah jangan sampai bully terjadi disekolah karena ini juga bisa mengakibatkan anak sampai bunuh diri," jelasnya.

Karena itu konsep sekolah ramah anak salah satunya ialah menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan sehingga anak-anak semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari nya di sekolah.

"Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan dan sekolah juga harus jadi tempat happy. Jadi ketika dia dewasa, maka akan menjadi dewasa yang menyenangkan," terangnya.

Ia juga menjelaskan jika pendidikan tidak hanya menjadi tanggungjawab guru di sekolah. Namun para orang tua juga harus melakukan pengawasan dan harus intens menjalin komunikasi baik dengan guru maupun dengan siswa.

"Memang harus ada komunikasi dengan orang tua. Karena jika di bully anak-anak akan diam dan guru tidak mau ngomong, tau-tau sampai bunuh diri. Maka pengawasan psikologi anak sangat diperlukan, sekolah harus bisa mendeteksi situasi anak sejak dini," katanya. (*)