Mahasiswa Pengedar Obat Terlarang di Metro Terancam DO

Humas IAIN Metro, Sarto Sutik saat dikonfirmasi awak media di gedung Rektorat Kampus I, Jum'at (28/10/2022). Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro
- Mahasiswa terduga pengedar ribuan butir obat terlarang jenis Tramadol yang
kini diamankan Satuan Reserse Narkoba Polres Metro terancam Drop Out (DO) dari
kampusnya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Hal tersebut
disampaikan Humas IAIN Metro, Sarto Sutik saat dikonfirmasi awak media di
gedung Rektorat Kampus I, Jum'at (28/10/2022).
Ia menegaskan bahwa
pihak kampus akan melakukan pemberhentian status mahasiswa setelah nantinya
diketahui tersangka benar merupakan mahasiswa IAIN Metro.
Meskipun begitu,
dirinya tetap membenarkan bahwa tersangka ditangkap saat mengenakan atribut mahasiswa
IAIN Metro. Namun ia belum mengetahui apakah mahasiswa tersebut menempuh
pendidikan di IAIN Metro.
"Kami masih melakukan klarifikasi ke berbagai pihak seperti Polres maupun pihak terkait. Jika benar, maka akan melakukan serangkaian proses mengacu pada regulasi kampus," ungkapnya.
BACA JUGA: Polisi
Tangkap Mahasiswa Pengedar Obat Terlarang di Metro
Ia mengungkapkan bahwa
terdapat sidang kode etik yang nantinya akan dijalani mahasiswa jika terlibat
persoalan pidana.
"Yang jelas kami
ada sidang kode etik dan sepengetahuan kami jika itu melanggar hukum, apalagi
hukum pidana, maka sanksinya dikeluarkan dari perguruan tinggi," tegasnya.
Diketahui, sebelumnya
Satres Narkoba Polres Metro mengamankan seorang mahasiswa berseragam Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) IAIN Metro pada Kamis (13/10/2022). Ia ditangkap dalam
sebuah rumah di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Mulyojati, Kecamatan Metro Barat.
Oknum mahasiswa
bernama Rahmad Fauzan (20) warga Jalan Badak I, RT 027 RW 005 Kelurahan
Purwosari, Kecamatan Metro Utara itu ditangkap berikut barang bukti 1.000 butir
pil Tramadol HCI.
Oknum mahasiswa pengedar
obat terlarang itu terancam Undang -undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara atau denda Rp 1,5
Miliar. (*)
Berita Lainnya
-
Rafieq Adi Pradana Bongkar Modus Pejabat Nakal Rekrut THL Ilegal di Metro
Senin, 14 Juli 2025 -
Jadi Biang Kerok Jalan Rusak, Pemkot Metro Bakal Batasi Lalulintas Truk Odol
Minggu, 13 Juli 2025 -
Dari Gelas Jus ke Kunci Mobil, Kisah Edi Jadi Bos Mobil Bekas di Metro
Sabtu, 12 Juli 2025 -
Ancaman Blacklist dan Urgensi Perbaikan Kualitas Pembangunan di Metro, Oleh: Arby Pratama
Jumat, 11 Juli 2025