• Jumat, 16 Mei 2025

Enam Daerah di Lampung Diterjang Bencana Alam, Kakak Adik Tewas, Ratusan Rumah dan Sawah Terendam

Jumat, 28 Oktober 2022 - 08.11 WIB
1.8k

Salah satu penampakan jalan desa di Lampung Selatan yang hancur dihantam bencana Kamis (27/10/22) kemarin. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Enam kabupaten/kota di Provinsi Lampung diterjang bencana alam banjir dan tanah longsor, Kamis (27/10). Keenam daerah itu adalah Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Barat, Pringsewu dan Tanggamus.

Bencana banjir dan longsor tersebut disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Provinsi Lampung sejak Kamis dini hari hingga pagi.  

Kasi Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, Fendi, mengungkapkan bencana banjir dan longsor di enam daerah itu turut merenggut korban jiwa.

"Dari peristiwa banjir tersebut ada dua korban jiwa yaitu anak-anak umur 14 dan 12 tahun. Tapi sekarang kedua anak tersebut sudah ditemukan," kata Fendi.

Fendi menjelaskan, bencana tanah longsor terjadi di Desa Paku, Desa Napal dan Desa Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, dan di Desa Tebak Pring, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat.

Untuk bencana banjir terjadi di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Kecamatan Sidomulyo, Candipuro, Katibung Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung Lampung, dan Desa Way Kerap Kabupaten Lampung Barat.

Menurutnya, BPBD terus melakukan pendataan nilai kerugian seperti kerusakan rumah dan bangunan milik warga yang rusak diterjang banjir maupun tertimbun tanah longsor.

“Di Kecamatan Kedondong itu ada 8 rumah rusak berat dan 12 rumah rusak ringan. Sedangkan di Padang Cermin dan Tanggamus rumah hanya terendam. Tapi kami masih terus memperbarui data yang ada di lapangan," kata dia.

Ia mengatakan, BPBD Provinsi Lampung telah memiliki satgas penanggulangan bencana yang berjumlah 31 orang, dan telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang terdampak.

"Logistik yang didistribusikan itu seperti makanan siap saji. Kemudian sembako, terpal, selimut, Indomie sampai beras. Jadi ini untuk kebutuhan dasar dulu," terangnya.

Bencana banjir paling parah terjadi di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Candipuro, Sidomulyo dan Katibung.

Di Kecamatan Sidomulyo, dua kakak beradik meninggal dunia karena terseret banjir saat bermain di sawah di Dusun Sukamandi, Desa Sukamaju. Kedua korban adalah Halimah (14) dan Romlah (12). Beruntung, adik korban yang baru berusia 4 tahun, S, bisa diselamatkan.

"Kejadiannya itu tadi pagi sekitar pukul 07.15 WIB. Saya sedang membantu ibu menguras air yang masuk ke dalam rumah. Saya kira anak-anak pulang ke rumah ibu. Tidak lama ibu bertanya anak-anak kemana? Saya jawab tidak tahu. Saya langsung khawatir jangan-jangan mereka ke sana (main ke sawah)," kata Samsudin, ayah kedua korban, Kamis (27/10).

Samsudin pun langsung bergegas menyusul ketiga anaknya ke sawah. Saat dipanggil-panggil, ketiga anaknya tidak menjawab. Saat itu, Samsudin sempat melihat anaknya paling kecil berada di atas pundak kakaknya bernama Halimah yang posisinya sudah tenggelam.

“Saya lalu mencoba menyelamatkan kakaknya sama yang paling kecil. Alhamdulillah yang paling kecil selamat. Namun kedua kakaknya tidak bisa diselamatkan," ungkap Samsudin.

Jasad kedua korban ditemukan di areal persawahan yang terendam banjir setinggi 2 meter lebih.

Selain itu, rumah milik seorang warga, Ali (32), hanyut diterjang banjir. Rumah berbahan geribik bambu berukuran 4 x 7 meter itu terletak persis di pinggir Sungai Batang Haki, dan langsung roboh terbawa air sungai yang meluap.

Akibatnya, kini Ali bersama istrinya Ririn (27) dan kedua anaknya berusia 1,5 tahun dan 7 tahun harus mengungsi ke rumah saudara. "Baru inilah banjir sampai naik ke rumah. Saya bersama anak dan istri langsung keluar rumah saat air sungai masuk. Sampai akhirnya rumah bersama perabotan di dalamnya hanyut terbawa banjir,” kata Ali.

Beberapa warga yang rumahnya terendam banjir langsung mengungsi. Seperti yang dilakukan Berlin bersama anaknya berusia 11 tahun dan sang nenek berusia 80 tahun. Mereka memutuskan mengungsi ke rumah kerabatnya, karena air merendam seluruh perabotan dan kasur hingga dapur setinggi satu meter lebih.

"Kami mengungsi ke rumah kakak di Umbul Keong. Memang sedih sih, terendam semua," ungkap Berlin.

Berlin mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 05.30 WIB, dan puncaknya puncaknya pukul 06.00 WIB.

Di Kecamatan Candipuro, banjir merendam rumah, sawah dan Ponpes Al Amin Cintamulya. Di Kecamatan Katibung, banjir merendam Perumahan Ratu Mutiara Indah di Desa Tanjung Ratu.

Di Bandar Lampung, bencana longsor terjadi di dua lokasi, yakni di Kecamatan Panjang dan Telukbetung Utara yang menimpa 3 rumah. Satu warga mengalami luka-luka karena tertimpa material longsor.

“Longsor di Panjang ada satu korban mengalami luka ringan laki-laki umur 17 tahun bernama Rizki Arya Pratama. Karena longsor menimpa bagian kamar mandi rumah korban," ujar Kabid Kedaruratan pada BPBD Bandar Lampung, Gustriyansyah.

Sementara banjir di Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, merendam enam desa.

Camat Padangcermin, Darlis, mengatakan banjir terjadi akibat Sungai Way Ratai yang meluap sekitar pukul 07.00 WIB. "Tadi pagi ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa, namun saat ini sudah mulai surut,” kata dia.

Enam desa terendam banjir adalah Desa Padangcermin, Sanggi, Gayau, Banjaran, Durian dan Desa Khepong Jaya. "Ada sekitar 300 rumah di Padangcermin dan 150 rumah di Sanggi yang terdampak banjir," ungkapnya.

Di Tanggamus, banjir bandang merendam areal persawahan di Pedukuhan Kampung Bayur, Pekon Negara Batin, Kecamatan Kotaagung Barat, sekitar pukul 08.00 WIB.

Camat Kotaagung Barat, Firdaus, mengatakan banjir yang menerjang sawah akibat meluapnya sungai Way Belu. "Sejumlah tanaman padi yang berumur sekitar dua bulan rusak," kata  Firdaus. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 28 Oktober 2022, dengan judul "Enam Daerah di Lampung Diterjang Bencana Alam".