• Rabu, 20 Agustus 2025

Tumpukan Sampah Penuhi Pintu Air Bendungan Way Gatel Pringsewu

Rabu, 26 Oktober 2022 - 16.07 WIB
293

Tumpukan sampah di depan pintu air Bendungan Way Gatel. Foto: Gamel/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Hujan deras yang akhir-akhir ini sering terjadi di wilayah Pringsewu membuat debit air Bendungan Way Gatel naik. Bukan hanya itu saja, aliran sungai yang cukup kencang turut membawa sampah alam maupun non-alam (rumah tangga) hingga menumpuk di depan pintu air bendungan yang berlokasi di  Pekon Panjerejo, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu.

Dari pantaun tim Kupastuntas.co di lokasi, sampah memang sudah bertumpuk di depan pintu air. Sampah yang ada di sana seperti batang pohon, batang pohon pisang, kayu dan bambu hingga sampah rumah tangga.

Para pekerja di Bendungan Way Gatel pun berusaha mengurangi debit air dengan cara membuka pintu air bendungan, agar air dapat mengalir lancar sehingga tidak membuat air bendungan meluap ke darat.

Agus Poernomo selaku Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Pringsewu saat ditemui di sekitar bendungan mengatakan bahwa naiknya debit air dan menumpknya sampah sudah terjadi sejak Senin lalu.

Pihaknya pun setiap hari rutin meninjau lokasi Bendungan untuk memastikan bahwa debit air masih terkendali dan tidak meluap ke daratan.

"Mulai terjadi debit air naik di bendungan ini dari Senin tanggal (24/10) malam sampai hari ini. Karena memang di beberapa wilayah Pringsewu termasuk di Tanggamus sampai dengan sore ini masih terjadi hujan," Ujar Agus Poernomo, Rabu (26/10/22).

Agus mengatakan bahwa bendungan Way Gatel ini menjadi salah satu jalur air yang mengalirkan air hingga ke Bendungan Way Sekampung.

"Jadi Bendungan Way Gatel menerima aliran air dari Way Ngison (Pagelaran), Way Tebu, lalu ke Sukoharjo 4. Baru nanti bertemu lagi di Bendugan Way Sekampung," Katanya.

Dengan adanya sampah yang menumpuk dan masih belum bisa ditangani membuat pintu air tidak dapat dibuka secara maksimal. Menurutnya sampah rumah tangga yang turut terbawa aliran air ini berasal dari pemukiman warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai.

"Pintu air di bendungan ini tidak bisa dibuka secara maksimal karena adanya sampah,  baik sampah alam dan sampah rumah tangga. Sampah alam asalnya dari lereng-lereng perbukitan yang ada di sekitar daerah aliran sungai. Kalau sampah non-alam (rumah tangga) asalnya dari pemukiman-pemukiman penduduk yang bertempat tinggal di DAS masih kurang sadar dalam membuang sampah," Terangnya.

Pihak BPBD pun hingga saat ini belum dapat berbuat banyak lantaran keterbatasan ketersediaan alat yang  dipakai untuk mengevakuasi sampah-sampah yang ada di pintu bendungan.

"Usaha secara masif belum ada, karena kami BPBD belum memiliki peralatan yang memadai untuk mengatasi sampah itu, tentu kita perlu berkoordinasi dengan OPD-OPD yang lain seperti PU misalnya dan pihak lainnya," Jelasnya.

Ia sendiri mengakui bahwa ada kemungkinan debit air Bendungan Way Gatel akan terus bertambah, mengingat masih kerap terjadi hujan di sejumlah wilayah Pringsewu maupun luar Pringsewu.

"Misalkan di sini tidak hujan, tapi di daerah-daerah lain yang aliran airnya lari ke sini hujan, maka akan bertambah juga debit air disini," Tutupnya.

Sementara itu, upaya warga sekitar yang mampu dilakukan adalah menyingkirkan sampah-sampah yang bisa dijangkau dan dipinggirkan ke daratan secara swadaya dengan alat seadanya.

Ngajito salah satu penjanga pintu air Bendungan Way Gatel mengatakan bahwa kesulitan warga dalam membersihkan sampah di pintu air karena bentuk sampah yang besar ditambah arus air yang cukup deras.

"Karena sampah yang berhenti di pintu air ukuranya besar seperti batang pohon dan kayu, tidak akan selesai hanya dengan gotong-royong warga saja. Untuk itu diperlukan alat mesin untuk bisa mengangkat sampah ke darat," Tutupnya. (*)