• Minggu, 29 Desember 2024

Balita Gagal Ginjal Akut Bertambah, Diberi Obat Gammaraas, Ibu Bayi Meninggal Tak Pernah Beri Obat Sirup

Selasa, 25 Oktober 2022 - 08.32 WIB
516

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Balita yang menderita gagal ginjal akut di Provinsi Lampung terus bertambah. Kali ini, seorang bayi usia 13 bulan yang dinyatakan suspek ginjal akut menjalani perawatan di RSUD Abdul Moeloek. Sebelumnya ada dua balita yang dirawat, namun satu bayi usia 11 bulan meninggal dunia.

Direktur RSUD Abdul Moeloek, Lukman Pura, menjelaskan bayi berusia 13 bulan yang baru masuk rumah sakit tersebut memiliki gejala tidak bisa buang air kecil.

"Pasien saat dibawa ke rumah sakit tidak bisa buang air kecil. Berdasarkan pemeriksaan tidak bisa buang air kecil karena dehidrasi," kata Lukman, Senin (24/10).

Lukman mengungkapkan, bayi tersebut tengah menjalani perawatan secara intensif di ruang rawat anak dengan dilakukan pemantauan oleh tim dokter.

"Kondisinya sekarang sangat baik dan stabil. Tidak ada pembengkakan yang terjadi seperti pada pasien gagal ginjal akut," terangnya.

Lukman menerangkan, untuk satu lagi bayi berusia 1 tahun menderita gagal ginjal akut yang tengah dirawat dalam kondisi stabil, namun urine belum keluar.

"Alhamdulillah kondisinya stabil, kita masih menunggu perbaikan dari tubuhnya sambil menjaga keseimbangan cairan. Sehingga kondisi pasien terus membaik. Kita pantau dengan ketat," terangnya.

Ia mengatakan, telah membentuk tim dan menyiapkan lebih dari tujuh orang dokter spesialis anak yang disiagakan guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada peningkatan kasus.

"Kita sudah bentuk tim untuk antisipasi misal ada lonjakan kasus. Kita ada dokter anak lebih dari tujuh orang. Kita siaga terus, jika ada anak yang masuk IGD langsung dilakukan observasi," kata dia.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, mengatakan masih menunggu kiriman obat Antidotum dari pemerintah pusat yang akan digunakan untuk mengobati pasien gagal ginjal akut.

Dijelaskannya, pasien yang menderita gagal ginjal saat ini diberikan obat bernama Gammaraas yang mengandung plasma Imunoglobulin dalam bentuk larutan steril untuk injeksi.

"Untuk obat gagal ginjal akut dari pusat memang sudah ada, tapi kita belum dikirim. Saat ini kita gunakan obat yang ada antidotumnya seperti gammaraas. Ini terbukti ada perbaikan seperti ureum yang turun, hanya saja urinenya yang belum keluar," kata Reihana, Senin (24/10).

Ia mengatakan, Dinkes juga fokus melakukan penyelidikan epidemiologi dengan mengambil sampel berupa darah, urine, dan swab nasofaring untuk dikirim ke Kementerian Kesehatan.

"Kita juga mengumpulkan obat-obatan yang pernah dikonsumsi oleh pasien, selanjutnya dilaporkan ke Kementerian Kesehatan. Tapi sampai saat ini hasilnya belum keluar, dan kita masih menunggu. Sampai saat ini surveillance masih berjalan, kita amati terus menerus," terangnya.

Reihana mengungkapkan, dua balita yang dinyatakan menderita gagal ginjal akut berdasarkan informasi memang pernah mengkonsumsi obat-obatan yang disinyalir mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

"Tapi saat ini kita tidak bisa menyebutkan bahwa dari obat bisa terkena gagal ginjal akut, karena masih dalam tahap penyelidikan. Bukan berarti kita harus menuduh obat yang jadi penyebabnya. Karena ini bisa dari faktor yang lainnya," ungkapnya.

Tidak Pernah Konsumsi Obat Sirup

Terpisah, Desi Apriyani, ibu bayi berusia 11 tahun penderita gagal ginjal akut yang meninggal, mengaku kaget saat mendengar kabar anaknya MAF dinyatakan meninggal karena gagal ginjal akut oleh RSUD Abdul Moeloek. 

"Kaget kami dibilang gejala gagal ginjal akut. Kata dokter jelas penggumpalan di otak dan bercak di paru. Tapi hasilnya gak dikasih," kata Desi saat ditemui di rumahnya, Jalan H Umar Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin (24/10).

Desi mengatakan, berdasarkan hasil dari uji laboratorium maupun scanning, didalam paru-paru anaknya dinyatakan terdapat bercak atau infeksi dan penggumpalan darah di otak.

“Tapi hasil uji lab sama scanning tidak diberikan oleh pihak rumah sakit," ujarnya.

Desi mengungkapkan, saat berusia lima bulan, anaknya pernah terjatuh dari kasur. Namun, ia terlihat tetap sehat, hanya ada memar di bagian kepala.

"Saat itu dokter bertanya apakah anak saya pernah jatuh, saya bilang iya pernah tapi sehat-sehat saja. Cuma ada merah sedikit. Anak saya juga gak pernah sakit, buang air kecil normal," ucapnya.

Ia menuturkan, anaknya dibawa ke RSUD Abdul Moeloek karena mengalami gejala demam tinggi selama satu minggu.

"Keesokan harinya langsung masuk ICU, dan di scanning terdapat penggumpalan di otak. Terus meninggal Sabtu malam," jelasnya.

Menurut Desi, saat demam itu anaknya tidak pernah mengkonsumsi obat sirup jenis apapun. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 25 Oktober 2022 dengan judul "Balita Gagal Ginjal Akut Bertambah"