• Sabtu, 30 November 2024

Sapa Petani Lampung, Muhaimin Iskandar : Subsidi Pupuk Harus Diperbanyak

Kamis, 13 Oktober 2022 - 20.47 WIB
1.5k

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar saat menghadiri Rembuk Petani Karet dan Cabe di Desa Margo Kencono, Tulang Bawang Barat, Kamis, (13/10/2022). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Tulang Bawang Barat - Petani hari ini menghadapi situasi yang sangat genting, bukan karena tanamannya diserang hama atau pun penyakit, namun menghadapi kelangkaan pupuk bersubsidi yang kini menjadi barang yang langka.

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar atau dikenal Gus Muhaimin. Ia mengatakan, negara seharusnya hadir di tengah kesulitan petani dalam memperoleh pupuk bersubsidi.

"Pemerintah harus memperhatikan pupuk. Revolusi pupuk harus segera dilaksanakan. Karena, pupuk menjadi beban para petani kita," kata Gus Muhaimin saat menghadiri rembuk petani karet dan cabe di Desa Margo Kencono, Tulang Bawang Barat, Kamis, (13/10/2022). 

Gus Muhaimin mengaku, sangat prihatin melihat derita petani saat ini. Di satu sisi, mereka dituntut untuk produktif demi menjaga stabilitas pangan nasional. Tapi di sisi lain, pupuk sebagai penyubur tanaman justru sulit didapat.

Kondisi itu diperparah dengan rantai jual produk pertanian yang rumit. Menurut Gus Muhaimin, saat produksi pertanian yang dihasilkan bagus namun harga jualnya amat sangat murah yang berimbas pada minimnya kesejahteraan petani.

"Masalah pupuk kasihan sekali, dari masa tanam kasihan sekali, dari produksi yang dihasilkan bagus dijualnya dengan amat sangat murah. Nah dari hilir ke hulu ya, hilirnya tersedia tanah yang subur melalui pupuk yang memadai, kemudian proses pertanian. Dan hilirnya di pemasarannya, nah pas pemasaran itu sangat problematik," tuturnya.

Oleh karena itu, ia mendorong petani muda untuk bersama-sama mencari solusi atas persoalan tersebut, terutama terkait dengan rantai pemasaran produk hasil pertanian.

"Saya mengundang para petani muda untuk berfikir tentang pemasarannya, pemasaran selama ini sebetulnya jalurnya terlalu panjang, sehingga perlu dipotong supaya petani untung," pungkas Gus Muhaimin. 

Editor :