• Sabtu, 30 November 2024

Beri Kuliah Umum di Unila, Thomas Azis Riska Bagikan Pengalaman Membangun dan Mengelola Pulau Tegal Mas

Selasa, 11 Oktober 2022 - 20.15 WIB
657

Bos Tegal Mas Lampung, Thomas Azis Riska, saat memberikan kuliah umum di Unila, soal pemanfaatan teknologi tiang tapak, keramba apung, dan pengelolaan lingkungan di Pulau Tegal Mas. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Bos Tegal Mas Lampung, Thomas Azis Riska, didapuk Universitas Lampung (Unila) untuk memberikan kuliah umum di Kampus Unila, Kota Bandar Lampung, Selasa (11/10/2022).

Thomas Azis Riska memberikan kuliah umum di hadapan sivitas akademika Fakultas Teknik Unila dengan mengangkat tiga isu utama, yakni pemanfaatan teknologi tiang tapak, keramba apung, dan pengelolaan lingkungan di Pulau Tegal Mas.

Selain kuliah umum, juga berlangsung penandatanganan kerjasama antara PT Tegalmas Thomas dengan Fakultas Teknik Unila.

“Ini pertama kalinya saya tampil di depan sivitas akademika Unila memberikan kuliah umum,” kata Thomas Riska, yang merupakan sarjana teknik sipil dan arsitektur ini.

“Saya berbagi pengalaman saya dalam membangun dan mengelola Pulau Tegal Mas,” tambah Thomas yang juga sarjana hukum.

Menurut dia, Unila khususnya Fakultas Teknik, tertarik dengan kreasi dan inovasi yang dilakukan dalam membangun dan mengelola Pulau Tegal Mas.

Di antaranya, bagaimana membangun vila di atas laut dengan menggunakan teknologi tiang tapak.

“Selama ini orang membangun dengan menggunakan tiang pancang. Kami di Tegal Mas menggunakan tiang tapak,” paparnya.

Di Tegal Mas memang berdiri vila-vila di atas laut. Vila itu berdiri kokoh meski diterjang gelombang.

Thomas pun bercerita bagaimana sampai dia menggunakan teknologi tiang tapak untuk membangun vila di atas laut. “Kami belajar dari kearifan lokal, terutama dengan melihat bagaimana kehidupan nelayan di sekitar,” jelasnya.

Tentu saja, kesuksesan membangun vila di atas laut dengan menggunakan teknologi tiang tapak tidak tercapai secara instan. Ada beberapa kali percobaan dan ada beberapa kali kegagalan. Hingga akhirnya menemukan formulasi yang tepat.

Thomas mengatakan, hal lain yang dibahas adalah penggunaan teknologi keramba apung. Selama ini banyak yang bertanya-tanya, bagaimana bahan bangunan, mobil, dan alat berat bisa sampai ke Pulau Tegal Mas, apakah menggunakan kapal besar?

Thomas menjelaskan, kalau menggunakan kapal sebagai alat transportasi, biayanya sangat mahal. Apalagi kalau yang diangkut alat berat, termasuk mobil dan lainnya, perlu kapal khusus.

“Saya belajar dari masyarakat sekitar, termasuk dari para nelayan, dan sumber-sumber lainnya. Lalu, saya cari akal bagaimana mengangkut alat berat ke pulau dengan biaya murah,” katanya.

Akhirnya ditemukanlah teknologinya, yakni keramba apung. Keramba dibuat dengan mengapungkannya menggunakan drum-drum yang diisi karbit. Keramba bisa mengapung dan mengangkut barang-barang berat.

Dengan menggunakan keramba apung, Thomas pun berhasil membangun Pulau Tegal Mas hingga penampakannya seperti sekarang. Dan, yang terpenting, biaya menjadi jauh lebih murah.

Hal ketiga yang juga dibahas Thomas Riska adalah pengelolaan lingkungan. Dia menceritakan, Pulau Tegal Mas dulunya adalah pulau sampah. Pulau ini jadi ”persinggahan” sampah dari pesisir dan terbawa arus ke pulau.

Thomas pun berjibaku untuk membersihkan pulau dari sampah kiriman, yang kadang menggunung memenuhi pantai di Pulau Tegal Mas.

Sosok Kreatif dan Inovatif

Dr. Ir. Citra Persada M. Sc, Kaprodi D3 Arsitek Bangunan Gedung, menjelaskan, Kuliah Umum merupakan program yang rutin diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Unila dengan menghadirkan para praktisi, termasuk dari kalangan pengusaha, yang terkait dengan bidang keilmuan.

Thomas Azis Riska kemudian diundang menjadi pembicara di Kuliah Umum dengan melihat kapasitasnya sebagai pengusaha yang sukses membangun Pulau Tegal Mas dengan berbagai kreasi dan inovasinya.

“Terus terang kami kagum kepada beliau, karena banyak menemukan hal-hal yang tidak bisa diperoleh semata dari belajar di bangku kuliah, tetapi melalui pengalaman langsung di lapangan,” kata Citra.

Terkait penggunaan tiang tapak untuk membangun vila di atas laut, Citra mengatakan, hal itu merupakan kreasi dan inovasi dari Thomas yang tidak diperoleh dari teori semata.

“Penggunaan tiang tapak untuk membangun vila di atas laut itu merupakan hal baru. Kami yang akhirnya banyak belajar dari beliau,” ujarnya.

Cita menyebut Thomas Riska merupakan sosok yang memiliki karakter unik. “Beliau itu pemimpi, visioner,” katanya.

Dan, tak sekadar pemimpi, Thomas juga mampu mewujudkan apa yang menjadi mimpinya.

“Seperti pada penggunaan teknologi keramba apung untuk menjadi alat transportasi laut, itu sangat kreatif dan inovatif,” paparnya.

Menurut Citra, kalau Thomas yang sarjana teknik itu hanya mengandalkan teori keilmuan saja, dia tidak akan berhasil membangun vila di atas laut itu.

“Tapi beliau memanfaatkan kearifan lokal dan melakukan ujicoba berkali-kali. Berkali-kali pula gagal, hingga akhirnya berhasil,” katanya.

Itu sebabnya, ujar Citra, Thomas dipilih menjadi pembicara dalam kuliah umum di Teknik Unila. Dia berharap apa yang disampaikan Thomas bisa menjadi inspirasi.

“Dan, Teknik Unila pun akan melakukan penelitian terkait berbagai inovasi Thomas dalam membangun Pulau Tegal Mas,” ujarnya. (*)

Video KUPAS TV : Sambo Versi Lampung, Aipda Rudi Suryanto Dipecat