Misteri Pembunuhan Sadis di Way Kanan Terbongkar, Perihal Warisan, Sekeluarga Dibantai!

Lokasi septic tank yang menjadi tempat pelaku membuang jasad saudara-saudaranya. Foto: Dok Polres Way Kanan
Kupastuntas.co, Way
Kanan - Gara-gara berebut warisan, lima anggota keluarga dibunuh secara sadis.
Jasad empat korban dimasukkan ke dalam septic tank selama satu tahun. Sedangkan
dan satu korban lain dikubur di areal kebun singkong.
Kasus ini membuat
heboh Kampung Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan.
Pasalnya, kelima korban hilang secara misterius dari kampung, sebelum akhirnya
polisi mengungkap jika kelimanya adalah korban pembunuhan sadis.
Belakangan diketahui
jika pelaku pembunuhan adalah dua anggota keluarga lainnya dengan latar
belakang berebut harta warisan.
Aksi sadis ini
terungkap saat Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna, didampingi Kabag Ops
Kompol Suharjono dan Kasat Reskrim AKP Andre Try Putra, mengekspose kasus
tersebut di Mapolres Way Kanan, Kamis (6/10).
Kapolres Way Kanan,
AKBP Teddy Rachesna, mengatakan tim gabungan dari Tekab 308 Polres Way Kanan
bersama Polsek Negara Batin mengamakan dua pelaku pembunuhan, yaitu DW (17 )
dan ayahnya, E (Erwin) usia 38 tahun.
Kedua pelaku membunuh
lima korban sekaligus, yaitu Zainudin (Bapak kandung Erwin), Siti Romlah (Ibu
tiri Erwin), Wawan (Kakak kandung Erwin), Zahra anak perempuan umur 5 tahun
(Keponakan Erwin/anak Wawan), dan Juwanda (Adik tiri Erwin).
Teddy menjelaskan,
kasus pembunuhan itu terungkap dari kedatangan warga Kampung Marga Jaya,
Kecamatan Negara Batin, ke Polsek Negara Batin pada 1 Juli 2022. Warga
melaporkan hilangnya Juwanda (26).
Juwanda hilang dan
tidak diketahui keberadaannya sejak tanggal 24 Februari 2022 lalu. Warga
melapor ke polisi karena menilai ada kejanggalan dari menghilangnya Juwanda.
Kepala Desa Marga Jaya
lalu berkoordinasi dengan Polsek Negara Batin dan dilakukan penyelidikan hingga
akhirnya mengarah ke salah satu pelaku.
“Berdasarkan informasi
yang didapat, polisi mengamankan DW (17) pada Rabu (5/10), sekitar pukul 07.00,
di rumahnya di Kampung Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, tanpa perlawanan.
Dalam interogasi, DW mengaku telah membunuh Juwanda bersama ayah kandungnya, E.
Pelaku pembunuhan adalah kakak tiri serta keponakan dari korban Juwanda,”
terang Kapolres.
Polisi lalu
mengamankan pelaku E di hari yang sama, sekitar pukul 17.22 WIB. E diamankan
dari Dusun Sukajaya, Desa Karang Raja, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten
Lampung Selatan, juga tanpa perlawanan.
Berdasarkan keterangan
pelaku, Juwanda dibunuh dengan cara dipukul pada bagian lehernya menggunakan
besi panjang sekitar 1,5 meter ketika korban sedang tidur di dalam rumah.
Setelah korban tak
berdaya, lehernya diikat dengan tali lalu diseret ke dapur. Sampai di dapur,
korban yang sudah tidak bernyawa diangkat jasadnya menggunakan mobil pikap dan
dibawa ke areal kebun singkong. Di sana, korban Juwanda dikubur oleh kedua
pelaku.
“Motif pelaku membunuh
korban menyangkut masalah warisan,” ujarnya.
Berdasarkan petunjuk
kedua pelaku, anggota Polsek Negara Batin bersama perangkat kampung mendatangi
lokasi kuburan korban.
“Kami bersama tim
inafis dan Dokkes Bhayangkara Polda Lampung masih melakukan penggalian diduga
kuburan korban pembunuhan, dan akan dilanjutkan untuk dilakukan autopsi,” ujar
Kapolres.
Dalam pengembangan
pemeriksaan, pelaku E juga mengaku telah melakukan pembunuhan terhadap empat
korban lainnya, yaitu ayah kandungnya Zainudin (66), ibu tirinya Siti Romlah (57),
kakak kandungnya Wawan Wahyudin (40), dan keponakannya Zahra (6).
“Pelaku diduga
membunuh keempat korban sekaligus dalam satu waktu dengan menggunakan kapak.
Sedangkan korban Zahra dibunuh dengan cara dicekik,” jelas Kapolres.
Keempat korban ini lalu
dimasukkan ke sumur yang sudah digunakan untuk septic tank di belakang rumah
korban. Pelaku menutup septic tank itu dengan cara dicor.
Selain mengamankan
kedua tersangka, polisi juga menyita barang bukti berupa satu batang besi
panjang sekitar 1,5 meter, satu unit handphone dan satu bilah kapak.
“Atas perbuatannya
itu, pelaku dapat dikenakan pasal 338 KUHP dengan ancaman penjara
maksimal selama 15 tahun. Namun pasal ini masih bisa berkembang, apabila hasil
pemeriksaan terhadap pelaku nanti terbukti ada perencanaan maka kami akan
kenakan pasal 340 KUHP dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup,” tegas
Kapolres.
Kepala Kampung Marga
Jaya, M. Yani, mengatakan korban Zainudin sudah tidak terlihat salat berjamaah
di masjid sejak sekitar Oktober 2021 lalu.
“Saya dan warga sempat
merasa heran. Karena biasanya Zainudin ini rajin salat berjamaah di masjid.
Saya sempat tanya ke jemaah masjid yang lain namun tidak ada yang tahu. Lalu
ada masyarakat yang mendatangi rumah Zainudin namun tidak bertemu. Yang ada hanya
Erwin dan dikatakan bapak bersama ibunya pergi merantau ke gunung,” kata Yani.
Yani mengungkapkan,
sekitar satu bulan kemudian Erwin menjual tanah milik bapaknya di Kampung Marga
Jaya. Hal itulah yang membuat warga semakin curiga.
“Saat ada warga tanya
ke Erwin, dijawab disuruh bapaknya menjual tanah tersebut untuk bayar hutang.
Selang dua bulan kemudian, Erwin menjual lagi tanah lain milik bapaknya,” ujar
Yani.
Pada akhir tahun 2021,
Juwanda pulang dari merantau. Saat tiba di rumahnya ia tidak menemukan ibu dan
bapaknya.
“Juwanda sempat
menanyakan ke Erwin dan dijawab sedang pergi ke gunung. Kemudian Juwanda dan
Erwin menyusul pergi ke gunung untuk memastikan keberadaan ibu dan bapaknya.
Namun keduanya pulang tanpa tahu dimana keberadaan ibu dan bapaknya tersebut,”
kata Yani.
Sejak saat itu Erwin
dan Juwanda sering bertengkar. Puncaknya, pada Februari 2022 terjadi keributan
antara Erwin dan Juwanda di Pasar Kampung Marga Jaya.
“Dan sejak malam
terjadi keributan itu Juwanda dikabarkan hilang. Sampai akhirnya ada pengakuan
dari DW ikut membunuh Juwanda,” imbuhnya.
Yani menerangkan, jasad Juwanda sudah digali dan masih dilakukan autopsi. Polisi bersama warga juga sudah membongkar septic tank dan menemukan bagian tubuh manusia berbentuk tengkorak dan tulang. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 7 Oktober 2022 dengan judul "Sadis! Gara-gara Warisan Lima Anggota Keluarga Dibunuh"
Berita Lainnya
-
KPU Way Kanan: Efisiensi Anggaran Tak Terlalu Berdampak
Selasa, 25 Februari 2025 -
Ditemukan Catatan Tertulis ‘Perkara Sugar Group Rp200 miliar’ di Rumah Zarof Ricar, Kejagung Diminta Periksa PT SGC
Selasa, 25 Februari 2025 -
Sambangi KPU, Adipati Surya Pamit Purna Tugas sebagai Bupati Way Kanan
Senin, 24 Februari 2025 -
Sejumlah Kasus Korupsi di Lampung Mandek, LCW Soroti Kinerja Kejati
Senin, 17 Februari 2025