• Selasa, 26 November 2024

Tragedi Berdarah Kanjuruhan, Aksi Simpatik Ditunjukkan Fans Sepakbola Dunia

Kamis, 06 Oktober 2022 - 15.14 WIB
401

Aksi solidaritas yang ditunjukkan suporter Bayern Munchen dalam laga melawan Viktoria Plzen di Allianz Arena, Selasa (4/10/2022) malam. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan Malang masih menyisakan duka hingga sekarang, ratusan nyawa korban melayang, diduga karena represifitas aparat pengamanan yang menggunakan gas air mata ketika menertibkan suporter usai laga nahas Arema FC VS Persebaya, Sabtu (01/10/22) malam. 

Kejadian ini tak hanya mejadi perhatian pemerintah Indonesia saja, tapi juga menyita perhatian dunia, terutama dari kalangan insan sepakbola, baik federasi, suporter, tak ketinggalan juga media massa yang menjadikan insiden ini sebagai headline pemberitaan mereka. 

Tragedi Kanjuruhan memantik berbagai macam reaksi, terutama kesedihan dan kemarahan, ekspresi kekecewaan itu terutama datang dari para suporter baik dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri Organisasi Suporter klub sepakbola dari berbagai macam wilayah ikut turut berduka, mereka mengekspresikannya dengan berbagai cara. Ada yang lewat berdoa, berorasi, berdemo, bahkan membuat petisi. 

Salah satunya datang dari kelompok suporter Indonesia, mereka adalah gabungan suporter klub Liga 1, seperti The Jakmania, K-Conk Mania, Aremania Jakarta, dan NJ Mania, pendukung Persitara Jakarta Utara, yang berkumpul di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGB), Senayan, Jakarta, Minggu (2/10/2022) malam WIB. Mereka melakukan tabur bunga dan menyalakan 1000 lilin sebagai bentuk duka cita atas tragedi di Malang, sebagaimana kami kutip dari Bola.com.

Bahkan, sejumlah Suporter Persebaya yang notabene adalah lawan Arema ketika pertandingan malam mengenaskan itu ikut pula berbelasungkawa. Terpantau sejumlah suporter Persebaya Surabaya melakukan ziarah dan doa bersama di pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Rabu malam, 5 Oktober 2022.

Mewakili suporter, asisten manajer Persebaya Surabaya Alex Tualeka, di Kabupaten Malang, berharap kejadian yang menewaskan 131 orang pendukung klub Arema FC tersebut menjadi kejadian terakhir dalam dunia persepakbolaan di dunia dan di Indonesia. Ia pun menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para keluarga Aremania yang menjadi korban tragedi.

"Untuk teman-teman Aremania, kami dari Surabaya, kami dari keluarga besar Persebaya Surabaya, kami mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Tidak ada sepak bola yang bisa dihargai walau hanya dengan satu nyawa," ujar Alex dikutip dari Tempo.co.

Di Lampung sendiri ada beberapa kelompk suporter dari berbagai kabupaten/kota yang ikut berduka cita atas tragedi ini, diantaranya kelompok suporter yang menamakan diri mereka Aliansi Suporter Lampung menggelar aksi menyalakan lilin di depan Stadion PKOR Way Halim, Minggu (2/10/2022) malam. 

Kemudian yang terbaru, seakan tak mau kalah Ribuan suporter dari puluhan komunitas fans football club di Kota Metro melakukan aksi damai membakar 1.000 lilin yang berlangsung di simpang Masjid Taqwa Metro, Rabu (5/10/2022) malam.

Koordinator Lapangan Aksi Damai 1.000 lilin untuk korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Rizki Hardiansyah menyebut, terdapat seribu peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.

"Kita hadir disini dari berbagai komunitas suporter sepakbola, kami melakukan aksi damai yang dikemas dengan menyalakan 1.000 lilin dan doa bersama," kata Rizki, saat dimintai keterangan.

Rizki juga menjelaskan, terdapat 50 komunitas suporter sepakbola yang hadir dalam kegiatan itu.

"Ini yang hadir dari aliansi komunitas suporter sepakbola Indonesia yang ada di Kota Metro. Ada sekitar 50 komunitas suporter," tandasnya.

Suporter dan federasi sepakbola luar negeri pun terpantau ikut berduka atas tragedi ini, seperti yang dilakukan La Liga atau kompetisi divisi tertinggi Liga Spanyol, mereka melakukan Minute of Silence (mengheningkan cipta sejenak) sebelum laga. 

Dalam pernyataan resminya, LaLiga dan RFEF telah sepakat untuk melakukan momen tersebut untuk menunjukkan belasungkawa kepada masyarakat Indonesia. Khususnya kepada keluarga korban dari tragedi tersebut.

“Sebagai tanda hormat, akan dilakukan mengheningkan cipta selama satu menit pada semua pertandingan yang masih akan dimainkan pada matchday 7 LaLiga Santander dan matchday 8 LaLiga SmartBank,” tulis di pernyataan resmi.

“Sepak bola profesional dengan demikian ikut bergabung dengan acara belasungkawa dan mengungkapkan solidaritas kami kepada keluarga para korban.”

Sejauh ini beberapa kelompok suporter klub Eropa menunjukkan solidaritas untuk Tragedi Kanjuruhan. Salah satunya ultras Vallecano yang dikenal dengan nama Los Bukaneros juga menunjukkan kekompakan dalam kasus Kanjuruhan.

Dalam laga pekan ketujuh Liga Spanyol saat Vallecano menjamu Elche di Stadion Vallecas, Selasa (4/10) dini hari WIB, Bukaneros membentangkan spanduk dukungan.

Saat itu Bukaneros menyebut korban Tragedi Kanjuruhan yang meregang nyawa usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1 bukan meninggal, tetapi dibunuh.

"Mereka bukan meninggal, mereka dibunuh," bunyi spanduk dalam tulisan hitam dengan latar belakang putih itu, kami kutip dari CNN Indonesia.

Dukungan suporter Vallecano itu diketahui dari unggahan Bukaneros di Twitter, @bukaneros92. Pada unggahan tersebut mereka menulis sikap itu bukan karena respek antarsuporter, tetapi juga menuntut keadilan.

Kecaman serupa juga terlihat dalam laga antara Bayern Munchen vs Viktoria Plzen di Allianz Arena, Selasa (4/10/2022) malam. Suporter klub raksasa asal Jerman itu memang terkenal militan, "Remember the dead of Kanjuruhan," bunyi salah satu tulisan dalam banner yang dibentangkan oleh para suporter Bayern di Allianz Arena.

Bahkan mereka menyebut bahwa polisi adalah dalang dari tragedi ini, lewat banner bertuliskan “more than 100 people killed by the police!!”.

Itulah sederet reaksi dunia atas tragedi berdarah yang mencoreng sepakbola Indonesia, ini hanya beberapa karena sebenarnya masih banyak lagi aksi simpatik yang ditunjukkan baik itu oleh suporter, federasi maupun klub diseluruh dunia, kita semua berharap semoga ini adalah yang terakhir, dan sepakbola Indonesia kembali bangkit lebih kuat. (*)