• Selasa, 19 November 2024

Proyek SPAM DAK 2022 PUPR Lampura Diduga Bermasalah

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 03.40 WIB
1k

SPAM DAK 2022 di Desa Alam Jaya, Lampura tanpa papan proyek. Foto: Riki/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Utara - Lebih dari Rp16 miliar Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022 dikucurkan pemerintah dalam program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) melalui PUPR  yang tersebar di 18 desa di Kabupaten Lampung Utara (Lampura) menuai berbagai permasalahan.

Pasalnya, dalam pelaksanaan program tersebut di lapangan sangat minim akan keterbukaan informasi terhadap publik, dengan berbagai indikasi seperti tidak tersedia papan proyek dan papan informasi.

Belum lagi diduga terjadi pengkondisian dalam pengadaan pipanisasi dan peralatan jambanisasi melalui oknum dinas PUPR setempat.

Salah satu Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku pelaksana program tersebut menjelaskan, pihaknya bersama KSM yang lain diminta menandatangani surat pernyataan bahwa tidak mampu dalam pengadaan pipanisasi dan peralatan jambanisasi.

"Kami dikumpulkan di dinas PUPR diminta agar pengadaan alat melalui beberapa perusahaan yang telah ditentukan dinas untuk dipilih tempat kami belanja, jadi kami tinggal bayar-bayar saja" jelas KSM yang minta dirahasiakan namanya.

Dirinya juga mengaku dalam program SPAM maupun Jambanisasi anggaran hampir mencapai 70 persen pagu anggaran sehingga yang mereka kelola hanya sisanya.

"Kami juga diminta setor 15 persen untuk pengamanan oleh oknum dinas PUPR, dengan alasan pengamanan media agar program itu bisa lancar," pungkasnya.

Senada dengan salah satu kepala desa yang menerima program tersebut juga menjelaskan, pengawasan dari pihak terkait sangat lemah dan tanpa berkoordinasi dengan pemerintah desa.

Menanggapi hal tersebut, Kasi Pengembangan SPAM PUPR Lampura sekaligus Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) mengatakan, dirinya tidak mengetahui adanya pengkondisian pengadaan alat ke salah satu penyedia barang.

"Yang saya tekankan kualitas barang harus sesuai spesifikasi dan belinya juga tidak disini, dan itu kewenangan KSM. Namun kalau mereka beli bersama-sama maka harga bisa jauh lebih murah," jelas Suhardi, saat dikonfirmasi, Jumat (30/09/2022).

Namun ketika ditanya terkait setoran pengamanan mencapai 15 persen dirinya enggan berkomentar.

"Yang jelas tugas saya agar program itu berjalan baik dan saya ada keperluan jadi tidak bisa terlalu lama," ujar Suhardi.

Berdasarkan pantauan Kupastuntas.co di lapangan, program SPAM yang terdiri dari 18 Desa dengan total anggaran Rp11,7 miliar dan SPALD atau Jambanisasi 9 desa senilai Rp4,5 miliar terdapat beberapa yang desa tidak memasang papan proyek dan papan informasi. (*)