inspiratif! Ibu-ibu PKK Desa Suak Lamsel Produksi Tepung Berbahan Pisang

Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Suak, Lamsel saat mengolah buah pisang menjadi tepung terigu bebas gluten. Foto: Handika/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Keren, itulah kata-kata untuk disematkan kepada ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), yang mengolah buah pisang menjadi tepung terigu bebas gluten.
Adalah Iis Nurmayanti (31) selaku Sekretaris PKK, yang turut menjadi pelaku produksi olahan buah pisang menjadi tepung terigu.
"Awalnya kami para ibu-ibu mendapat pelatihan dari Polinela (Politeknik Negeri Lampung), mengenai proses pengolahan buah pisang menjadi tepung. Tepung pisang ini bisa untuk membuat brownies, banana brownies, cookies dan macam-macam bahkan bisa dijual atau dikonsumsi sendiri," kata Iis, saat dijumpai di Balai Desa Suak, Senin (26/09/2022).
Potensi olahan tepung berbahan pisang terbuka lebar, mengingat Desa Suak memiliki tanaman pisang yang melimpah. Apalagi tepung pisang non gluten bagus untuk penderita gula dan masyarakat yang ingin diet sehat.
Prosesnya pun terbilang sederhana, buah pisang yang sudah dikupas lalu dipotong-potong kemudian dijemur hingga kering. Barulah, potongan pisang kering yang biasa disebut chips itu kemudian digiling menggunakan mesin penggiling.
"Kami sudah mendapat pesanan dari Paluma Nusantara di Yogyakarta sejumlah 50 kilogram. Per kilogram kami jual dengan harga Rp35 ribu," imbuhnya.
Menurut Iis Nurmayanti, patokan harga Rp35 ribu per kilogram telah melalui survei harga pasaran dan biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Bukannya tanpa kendala, karena proses penjemuran pisang memerlukan cuaca terik. Sehingga, jika musim penghujan tiba maka proses pengeringan menjadi terhambat.
Disoal ijin produksi tepung olahan berbahan pisang itu, Iis Nurmayanti mengatakan telah memenuhi segala persyaratan untuk mendapat ijin PIRT atau Pangan Industri Rumah Tangga.
"Tinggal menunggu dikeluarkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan," pungkasnya.
Selain itu, rupanya karya olahan tepung dari buah pisang oleh ibu-ibu PKK mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Suak, Juli Wahyudin.
"Pohon pisang di Suak ini melimpah, sehingga kami ada kepikiran bisa nggak sih pisang itu diolah. Ternyata setelah hasil pelatihan di Polinela itu, pengolahan tepung bisa menggunakan bahan buah pisang," ujarnya.
Bahkan, Juli Wahyudin mengarahkan pemasaran tepung pisang tersebut dengan membentuk tim pemasaran.
"Jadi, dibuatkan tim pemasaran beranggotakan warga lalu melalukan promosi ke warga dan dimasukkan ke marketplace seperti Tokopedia dan Shopee," selorohnya.
Menariknya, untuk modal awal pengolahan buah pisang menjadi tepung Juli Wahyudin menyiasati dengan pola swadaya.
"Sumber modal awal, sumbangan dari berbagai macam pihak yang tidak mengikat. Seperti dari teman-teman Paluma Nusantara ini menyiapkan mesin, dari bapak dan ibu dosen Polinela juga memberikan ilmu untuk mengolah pisang. Itu benar-benar dari Swadaya dulu, kami melihat ini sejauh ini betul-betul potensial maka kami nanti di 2003 akan kami masukkan di bidang pemberdayaan di desa," terangnya.
Kades Suak berharap, produk tepung dari buah pisang bisa diterima masyarakat luas dan lebih dikenal sama masyarakat luas.
"Harapannya, produksi tepung pisang ini selain laris di pasaran, disukai dan diminati oleh para konsumen. Juga tentunya, bisa mendatangkan manfaat tambahan penghasilan untuk para ibu-ibu di Desa Suak," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : Tiga Rumah Milik Warga Kemiling Amblas Terbawa Longsor
Berita Lainnya
-
Sebulan Mundur dari Kepala SDN 2 Talang Jawa, Dewi Yunianti Diduga Masih Aktif Urus Sekolah Termasuk Pencairan Dana BOS
Selasa, 21 Oktober 2025 -
Layanan Perizinan di Lampung Selatan Kini Serba Digital, Cepat dan Gratis
Senin, 20 Oktober 2025 -
ASDP Bangun Amphitheater di Siger Park Lampung Selatan, Dorong Lampung Jadi Pusat Wisata
Senin, 20 Oktober 2025 -
Pasar Murah di Sidomulyo Diserbu Warga, Pemkab Lampung Selatan Jaga Daya Beli di Tengah Tekanan Ekonomi
Minggu, 19 Oktober 2025