• Senin, 19 Mei 2025

Diduga Dibiayai Pakai Uang Suap, Pembangunan Lampung Nahdliyin Center Tidak Libatkan Warga Sekitar

Senin, 12 September 2022 - 13.43 WIB
308

Penampakan bangunan Lampung Nahdliyin Center yang berlokasi di RT 06 Lingkungan 01, Kelurahan Rajabasa Raya, Kota Bandar Lampung. Foto: Muhaimin/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pembangunan Lampung Nahdliyin Center (LNC) yang dibangun Karomani diduga menggunakan uang suap penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) terus menuai sorotan publik.

Hal itu sebelumnya disampaikan kuasa hukum mantan Rektor Unila Karomani, Ahmad Handoko, ia menyampaikan jika kliennya mengatakan uang suap yang diterima bukan untuk keperluan pribadi, melainkan untuk pembangunan Lampung Nahdliyin Center (LNC).

Selain itu pun pembangunan LNC diketahui tidak melibatkan warga sekitar gedung itu, yaitu RT 06 Lingkungan 01, Kelurahan Rajabasa Raya, Kota Bandar Lampung. Saidi M, Ketua RT setempat mengatakan tidak tahu menahu soal pembangunan LNC, dikarenakan dirinya tidak pernah dilibatkan sebagai orang yang menjaga lingkungan sekitar gedung LNC.

Ia menuturkan jika Ia tidak pernah dilibatkan dari awal pembangunan yang dimulai tahun 2022 selama 4 bulan sampai gedung itu di resmikan pada 15 Agustus 2022. Semenjak diresmikan juga gedung itu tidak pernah digunakan untuk kegiatan apapun.

Dalam pantauan tim Kupastuntas.co pada, Senin, 12 September 2022, pagar dalam keadaan terkunci dan tidak ada kegiatan di gedung itu.

"Mereka (Karomani) waktu jual-beli nggak kasih tahu, ngebangun nggak kasih tahu, dan waktu peresmian besarnya itu yang diundang cuma Ansor dan Unila, warga sekitar nggak (diundang)," kata Saidi saat ditemui langsung, Senin, 12 September 2022.

Memang Ia sudah mendengar jika pembangunan gedung yang luasnya kurang lebih 500m² dengan tiga lantai itu dibangun menggunakan uang suap.

"Yang saya tahu waktu itu katanya yang beli tanah itu Rektor Unila Karomani, yang diundang itu cuma lurah, saya sebagai RT nggak pernah dikasih tahu  tapi kalau proses pembangunan kan keliatan, itu sekitar 3 atau 4 bulan gitu," ujarnya.

Saidi menambahkan karena ia adalah RT setempat seharusnya jika ada warga yang  melakukan jual beli tanah atau apapun itu minimal memberitahukan kepada dia.

"Saya mau negor dia tapi Rektor, dia pinter kan, makanya waktu itu pak camat sempet kasih tahu, Pak Saidi tolong dibantu dong itu peresmian Gedung Nahdliyin. Saya bilang saya kan nggak dikasih tahu itu, saya tidak butuh surat tidak apa-apa kalau cuma omongan dari mereka misal Pak Saidi tolong ya itu besok kalo peresmian dateng baru saya dateng," tuturnya.

Maka dari itu, ia berterus terang saja jika nantinya terjadi apa-apa terkait Gedung LNC Ia tidak mau tahu.

"Saya nggak mau tahu karena mereka nggak lapor saya," ujarnya.

Terakhir Ia menyampaikan jika pembangunan itu tidak sama sekali melibatkan warga sekitar, misalnya mulai dari kuli yang diambil dari luar oleh Karomani.

"Warga sini nggak ada yang dilibatin, serluruh tukang semua itu dari luar semua, kalau pemberitahuan melalui RT nggak ada, dengan lurah pun nggak ada. Sempet diundang cuma dalam undangan itu ditulis undangan terbatas 200 orang. Nah saya tidak termasuk dalam undangan itu," pungkasnya. (*)