• Selasa, 19 Agustus 2025

Efek Domino Kenaikan Harga BBM, Bahan Pokok dan Ongkos Transportasi Terdongkrak Naik

Senin, 05 September 2022 - 08.10 WIB
271

Anisa Pedagang di Pasar Jati Mulyo, saat ditemui di lokasi, Minggu (4/9/2022). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional langsung melejit pasca pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pertalite dan solar.

Kenaikkan harga solar dan pertalite langsung diikuti dengan melonjaknya harga bahan pokok di Pasar Jati Mulyo, Lampung Selatan, pedagang sudah menaikkan harga bahan pokok mulai dari tepung terigu sampai beras.

"Iya hari ini harga bahan pokok hampir naik semua. Mulai dari beras merek Raja Udang kalau kemarin Rp110 sekarang sudah naik jadi Rp116 ribu per kantong isi 10 kilogram,” kata Anisa, seorang pedagang di Pasar Jati Mulyo, Minggu (4/9).

Kenaikan harga juga terjadi pada tepung terigu yang awalnya Rp10 ribu naik menjadi Rp11 ribu per kilogram. Demikian pula mie instan yang awalnya Rp3 ribu naik jadi Rp3.500 per bungkus.

Anisa mengaku, kenaikan bahan pokok ikut berdampak pada omzet penjualan. Karena pembeli ikut mengurangi jumlah pembelian karena harga semakin mahal.

Yunita, warga Jati Mulyo, mengaku kaget saat beli beras sudah naik sekitar Rp6 ribu per kantong isi 10 kilogram. “Saya tadi saat beli beras cukup kaget kok beras langsung ikut naik. Padahal kan BBM bersubsidi baru naik Sabtu kemarin,” kata Yunita, kemarin

Yunita mengungkapkan, ia semakin dibuat bingung dengan kenaikan harga bahan pokok tersebut. Karena uang belanja yang diberikan suaminya masih tetap belum ada penambahan.

“Maunya sih Upah Minimum Provinsi (UMP) juga dinaikkan. Karena kalau gaji tetap sementara harga bahan pokok naik ibu-ibu rumah tangga tambah pusing. Kalau semua bahan pokok naik bisa-bisa pengeluaran akan lebih besar daripada pendapatan jadinya," ujarnya.

Tarif bus DAMRI akan naik sekitar 20 persen menyesuaikan kenaikan harga pertalite dan solar. GM DAMRI Cabang Lampung, Fredrick Sakona, mengatakan, pasca kenaikan harga BBM bersubsidi pihaknya akan menaikan tarif bus DAMRI sebesar 20 persen.

"Nanti 20 persen kenaikan tarifnya, tapi masih dalam proses di sistem e-ticketing. Jadi sekitar 2 hari lagi baru selesai semua," kata Frederick, Minggu (4/9).

Ia mengungkapkan, kenaikan tarif bus 20 persen ini akan diberlakukan untuk bus antar kota antar provinsi (AKAP). Sedangkan kenaikan tarif bus antar kota dalam provinsi (AKDP) masih menunggu keputusan Dishub Provinsi Lampung dan Organda.

Diketahui tarif lama bus DAMRI rute Bandar Lampung-Gambir kelas bisnis Rp210 ribu, kelas eksekutif Rp265 ribu, dan royal class sebesar Rp300 ribu.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Lampung, Ketut Pasek, mengatakan pihaknya masih melakukan rapat membahas kenaikan tarif bus pasca pertalite dan solar naik. "Nah kenaikannya ini antara 15-20 persen," kata Ketut, Minggu (4/9).

Ia menjelaskan, kenaikan tarif sesuai dengan SK DPD Organda Lampung No. SKEP.003/DPD.LPJ/lX/2022 tentang penetapan tarif angkutan penumpang antar kota dalam provinsi dengan bus umum kelas non ekonomi.

Langkah sama diambil Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Lampung yang juga masih menghitung kenaikan tarif ekspedisi pasca harga BBM bersubsidi naik.

Ketua Asperindo Lampung, Syarifuddin, mengungkapkan perusahaan bidang jasa ekspres dan logistik sangat berdampak dengan kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Kenaikan harga BBM bersubsidi ini dampaknya sangat berat sekali bagi usaha jasa pengiriman. Karena itu kita sedang menghitung ulang biaya operasional. Kita tidak mungkin tidak menaikkan tarif pengiriman jasa ekspedisi. Untuk besaran kenaikkannya masih dihitung," kata Syarifuddin. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Senin 5 September 2022, dengan judul "Harga Bahan Pokok Langsung Naik"