PLN: 1.200 Kasus Gangguan Jaringan Listrik Disebabkan Oleh Kukang
![](https://kupastuntas.co/uploads/posts/pln-1200-kasus-gangguan-jaringan-listrik-disebabka_20220901163916.jpg)
Diskusi publik jaringan listrik negera dan upaya konservasi Kukang Sumatera yang berlangsung di ruang rapat utama Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kamis (1/9/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - PT. PLN UP3 Kota Metro
mencatat setidaknya ada 1.200 kasus gangguan pada jaringan listrik terjadi
setahun kebelakang yang disebabkan oleh kukang. Sebagian besar kukang tersebut
ditemukan mati akibat sengatan listrik.
Manager Bagian Jaringan dan Konstruksi PLN UP3 Kota Metro,
Harry Dwitama, menerangkan jika sebaran temuan gangguan listrik akibat binatang
kukang tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Sribawono Kabupaten Lampung
Timur dan berada di Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus.
"Catatan kami ada 1.200 kasus gangguan pada jaringan
listrik disebabkan oleh kukang. Ditemukan dalam kurun waktu pertengahan 2021
sampai dengan 2022. Jadi untuk kasus harian ada 3 sampai 4 ekor kukang yang
ditemukan. Dan ini sebagai besar kukang nya mati akibat sengatan listrik,"
kata dia saat diskusi publik di kantor Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kamis
(1/9/2022).
Menurutnya, banyaknya kukang yang ditemukan mati akibat
sengatan listrik tersebut lantaran hewan primata dengan nama latin Nycticebus
Coucang sering melintas di kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang
menjadi habitat aslinya.
"Dan ini terjadinya saat malam hari sekitar pukul 18.00
WIB hingga 04.00 WIB. Petugas yang melakukan patroli terkadang menemukan kukang
sudah mati tergantung di kabel atau ada yang dalam keadaan lemas sehingga
dilepaskan kembali jika kondisi tidak parah," kata dia.
Ia menjelaskan jika pihaknya sering menerima laporan dari
masyarakat terkait dengan adanya kukang yang melewati trafo hingga menyebabkan
hubungan arus pendek pada sekitaran tahun 2016.
Pihaknya kemudian melakukan langkah pencegahan seperti
membuat penghalau berbentuk caping dan piringan bergerigi berdiameter 50
sentimeter yang terbuat dari seng atau besi. Kemudian serabut yang terbuat dari
kawat serta alat kejut binatang (kentang).
"Tapi ini seperti sudah kurang efektif lagi karena
kukang tetap ada yang ditemukan mati. Maka pada daerah dengan konflik tertinggi
kami memasang isolasi pada kabel. Ini yang sudah terpasang sekitar 6 ribu titik
atau sekitar 20 kilometer," katanya.
Sementara itu Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSD
Bengkulu - Lampung, Hifzon Zawahiri, mengungkapkan jika kukang yang diserahkan
ke BKSDA selanjutnya dilepasliarkan kembali di Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan (TNBBS) serta Way Kambas.
"Di 2019 ada 91 ekor, 2020 ada 20 ekor dan di 2021 ada 5 ekor. Tahun ini belum ada penyerahan dari PLN. Kemudian kami juga kadang menyita dari orang yang mau memperjual belikan, tapi ini persentase nya tidak besar," kata dia. (*)
Video KUPAS TV : Usai Tabrak Mobil Tangki, Bus Pengangkut Rombongan Siswa SMK Kabur
Berita Lainnya
-
Menang Dramatis Lewat Adu Pinalti, TS Saiburai Lawan Persikomet di Final Liga 4 Lampung
Sabtu, 08 Februari 2025 -
Prodi S-2 Pendidikan IPS FKIP Unila Gelar Asesmen Lapangan oleh LAMDIK
Sabtu, 08 Februari 2025 -
Universitas Teknokrat Indonesia dan SMKK BPK Penabur Teken MoU, Perkuat Kerja Sama Pendidikan
Jumat, 07 Februari 2025 -
Rusli Bintang Bantah Isu Dualisme di Yayasan Altek dan Universitas Malahayati Bandar Lampung
Jumat, 07 Februari 2025