• Kamis, 05 Desember 2024

PLN: 1.200 Kasus Gangguan Jaringan Listrik Disebabkan Oleh Kukang

Kamis, 01 September 2022 - 16.34 WIB
346

Diskusi publik jaringan listrik negera dan upaya konservasi Kukang Sumatera yang berlangsung di ruang rapat utama Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kamis (1/9/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - PT. PLN UP3 Kota Metro mencatat setidaknya ada 1.200 kasus gangguan pada jaringan listrik terjadi setahun kebelakang yang disebabkan oleh kukang. Sebagian besar kukang tersebut ditemukan mati akibat sengatan listrik.

Manager Bagian Jaringan dan Konstruksi PLN UP3 Kota Metro, Harry Dwitama, menerangkan jika sebaran temuan gangguan listrik akibat binatang kukang tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Sribawono Kabupaten Lampung Timur dan berada di Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus.

"Catatan kami ada 1.200 kasus gangguan pada jaringan listrik disebabkan oleh kukang. Ditemukan dalam kurun waktu pertengahan 2021 sampai dengan 2022. Jadi untuk kasus harian ada 3 sampai 4 ekor kukang yang ditemukan. Dan ini sebagai besar kukang nya mati akibat sengatan listrik," kata dia saat diskusi publik di kantor Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kamis (1/9/2022).

Menurutnya, banyaknya kukang yang ditemukan mati akibat sengatan listrik tersebut lantaran hewan primata dengan nama latin Nycticebus Coucang sering melintas di kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang menjadi habitat aslinya.

"Dan ini terjadinya saat malam hari sekitar pukul 18.00 WIB hingga 04.00 WIB. Petugas yang melakukan patroli terkadang menemukan kukang sudah mati tergantung di kabel atau ada yang dalam keadaan lemas sehingga dilepaskan kembali jika kondisi tidak parah," kata dia.

Ia menjelaskan jika pihaknya sering menerima laporan dari masyarakat terkait dengan adanya kukang yang melewati trafo hingga menyebabkan hubungan arus pendek pada sekitaran tahun 2016.

Pihaknya kemudian melakukan langkah pencegahan seperti membuat penghalau berbentuk caping dan piringan bergerigi berdiameter 50 sentimeter yang terbuat dari seng atau besi. Kemudian serabut yang terbuat dari kawat serta alat kejut binatang (kentang).

"Tapi ini seperti sudah kurang efektif lagi karena kukang tetap ada yang ditemukan mati. Maka pada daerah dengan konflik tertinggi kami memasang isolasi pada kabel. Ini yang sudah terpasang sekitar 6 ribu titik atau sekitar 20 kilometer," katanya.

Sementara itu Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSD Bengkulu - Lampung, Hifzon Zawahiri, mengungkapkan jika kukang yang diserahkan ke BKSDA selanjutnya dilepasliarkan kembali di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) serta Way Kambas.

"Di 2019 ada 91 ekor, 2020 ada 20 ekor dan di 2021 ada 5 ekor. Tahun ini belum ada penyerahan dari PLN. Kemudian kami juga kadang menyita dari orang yang mau memperjual belikan, tapi ini persentase nya tidak besar," kata dia. (*)

Video KUPAS TV : Usai Tabrak Mobil Tangki, Bus Pengangkut Rombongan Siswa SMK Kabur