• Jumat, 04 Juli 2025

Ini 7 Varietas Padi yang Dipakai Petani di Pringsewu

Kamis, 01 September 2022 - 17.18 WIB
1.1k

Dwiyanto Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. Foto: Gamel/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu melalui bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura menyampaikan bahwa ada 7 jenis varietas padi yang dipakai oleh para petani di Pringsewu.

Dwiyanto selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura menyebutkan  bahwa 7 jenis varietas tersebut diantaranya varietas padi ciherang, inpari 32, mekongga, inpari 48, inpari 42, inpari nutrizinc dan padjajaran.

Dari semua varietas padi itu, varietas yang saat ini banyak digunakan untuk ditanam oleh petani adalah varietas inpari 32 dengan persentase 40 persen.

Dwiyanto menyampaikan bahwa alasan inpari 32 banyak digandrungi petani karena varietas ini cukup tahan terhadap hama wereng cokelat.

"Selain agak tahan terhadap wereng cokelat, varietas inpari 32 produktivitas padinya seimbang dengan jenis ciherang," Ujar Dwiyanto, Kamis (1/9/22).

Kemudian, varietas ciherang dengan persentase pemakaian oleh petani sebanyak 30 persen duduki urutan kedua. Adapun kelebihan varietas ini yaitu produktivitasnya yang cukup tinggi dan rasa beras yang enak saat dimasak.

"Kekurangannya riskan terhadap wereng batang cokelat, tetapi sampai sekarang masih disukai petani," Lanjutnya.

Selanjutnya, varietas yang menduduki urutan ketiga adalah mekongga dengan persentase 10 persen. Keungulan jenis ini adalah produktivitas padi cukup seimbang dengan jenis varietas ciherang. Namun, tidak tahan terhadap hama wereng cokelat.

Varietas lainnya adalah inpari nutrizinc dengan penanaman sebanyak 7 persen. Varietas ini sendiri dipakai untuk mengatasi masalah stunting karena memiliki nilai gizi sebesar 34,4 ppm.

"Nilai gizi yang dikandung oleh inpari nutrizing cukup besar dibandingkan jenis ciherang yang hanya 24 ppm. Kelebihan lain diantaranya tahan wereng, rasa pulen. Namun bulir padinya agak kecil dibandingkan dengan ciherang dan kalau dimasak pakai rice cooker membutuhkan sekitar 4 gelas air," Terangnya.

Lalu, varietas inpari 48 dan inpari 42 sama-sama dipergunakan sebanyak 5 persen oleh petani di Pringsewu. Keduanya memiliki kelebihan yang sama yaitu tahan terhadap hama wereng.

"Inpari 42 sangat tahan wereng cokelat sehingga lebih kuat apabila ada serangan hama itu. Kalau kekurangannya bulir kecil. Kalau inpari 48 sama tahan wereng cokelat namun kekurangannya bentuk gabah agak kecil dan produktivitas rendah dari jenis padi ciherang," Jelasnya.

Terakhir ada padi varietas padjajaran yang juga ditanam oleh petani di Pringsewu hingga saat ini. Namun, varietas ini jauh lebih sedikit dibandingkan varietas lain hanya sebanyak 3 persen.

"Ini lebih sedikit karena padi jenis ini mudah rubuh batangnya dan produksi rendah. Tetapi keunggulannya varietas ini umur nya lebih pendek dan masa panen lebih cepat sekitar 90 hari sejak masa tanam," Katanya.

Dari ketujuh jenis varietas padi tersebut, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Pringsewu menyarankan 4 varietas untuk ditanam oleh petani Pringsewu yaitu varietas inpari 32, inpari 48, inpari 42 dan inpari nutrizinc.

Disarankannya 4 jenis tersebut dikarenakan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing varietas terutama tahan terhadap hama wereng cokelat.

"Sebenarnya ada satu varietas lagi yang kita sarankan yaitu varietas cakrabuana yang dipanen hari ini bersama bapak Ketua Komisi IV DPR RI, tapi varietas tersebut belum beredar di Pringsewu karena harus ada proses uji coba penanaman terlebih dahulu," Terangnya.

"Kalau dari hasil panen yang dilakukan tadi di pekon Kresnomulyo Barat, padi tersebut dapat tumbuh dan lebih cepat masa panennya sekitar 90 hari. Dan kalau sudah mulai bisa digunakan maka jenis ini salah satu yang kita sarankan untuk ditanam. Sebenarnya varietas cakrabuana ini dimaksudkan untuk mendorong program percepatan tanam pemerintah yaitu IP 400 atau Indeks Pertanian 400 dimana satu tahun bisa 4 kali tanam, karena selama ini dalam satu tahun kita hanya 2 kali tanam," Tutupnya. (*)

Video KUPAS TV : Ada Bayi Dibuang Lagi di Bandar Lampung