Kenali Kesehatanmu dan Kesehatan Kucingmu dengan Case Based Reasoning, oleh Parjito, S.Kom., M.Cs.
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Kucing adalah salah satu hewan yang mudah berbaur dalam
kehidupan manusia, karena kucing merupakan salah satu hewan yang populer
dikalangan masyarakat.
Meskipun banyak
masyarakat yang sangat senang memelihara, menyayangi dan mencintai kucing,
kenyataanya mereka masih banyak yang awam, alias belum paham dan mengetahui
apakah kucing kesayangannya yang dipelihara atau yang ada disekitarnya sehat
atau malah sedang mengalami sakit.
Juga masyarakat
masih kurang dalam pengetahuan pemeliharan, pengobatan seperti pertolongan
pertama yang harus diberikan kepada kucing yang sedang mengalami gejala sakit
atau bahkan yang sedang sakit, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan kematian
pada kucing tersebut.
Hal ini juga dapat
membahayakan kesehatan maupun keselamatan bagi manusia atau pemilik kucing itu
sendiri.
Penyakit kucing
umumnya muncul disebabkan beberapa faktor, diantaranya bakteri, virus atau
parasite dilingkungan sekitar dan pola hidup kucing itu sendiri, sehingga virus
dapat berkembang sendiri didalam tubuh kucing tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Kucing biasanya
rentan terhadap suatu penyakit menular
sesama jenisnya dan terkadang penyakit tersebut sulit untuk dideteksi oleh sang
pemilik karena penyakit kucing tidak sama seperti penyakit manusia yang mudah
terdeteksi dari gejala-gejala yang muncul dan terlihat.
Hal ini menjadi
masalah serius yang harus kita ketahui para pecinta kucing. Menanggapi hal
tersebut, menjadi ketertarikan tersendiri bagi seorang yang ahli di bidang
science yang dikolaborasikan dengan bidang ahli kesehatan, khususnya kesehatan
hewan.
Sehingga dari
perpaduan ilmu science yang didukung oleh data-data dari ahli kesehatan hewan,
maka akan dapat digunakan untuk membuat sebuah sistem yang dapat membantu
masyarakat dalam mengetahui penyakit yang sedang dialami oleh kucing.
Saat ini, salah
satu teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat dalam
mengetahui penyakit yang sedang dialami oleh kucing adalah 'Decision Support
System (DSS)' atau biasa disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan.
Dengan adanya DSS
harapanya dapat membantu masyarkat atau para pecinta kucing dalam mengetahui
penyakit-penyakit umum pada kucing.
Ada tiga fase dalam
proses pengambilan keputusan, yakni :
1. Proses
penelusuran pengenalan masalah
2. Proses
menganalisis alternatif dan dilakukan pengujian kelayakan solusi
3. Proses pemilihan
alternatif yang akan diimplementasikan dalam proses DSS.
Untuk membantu
dalam mengambil keputusan maka dibutuhkan juga parameter yang digunakan untuk
mendukung keakuratan terhadap sebuah keputusan.
Misalnya jika kita
ingin mengetahui penyakit yang sedang dialami oleh kucing, maka kita harus
mengetahui :
1. Gejala yang
ditimbulkan oleh kucing.
2. Lamanya kucing
mengalami gejala atau sakit
3. Aktivitas
sebelum kucing tersebut mengalami sakit
Semua parameter
tersebut akan disimpan kedalam sistem seperti gejala-gejala penyakit umum pada
kucing.
Dalam menyimpan
parameter tersebut akan digunakan metode 'Case Based Reasoning (CBR)' supaya
keputusan yang diberikan lebih akurat.
Case Based
Reasoning merupakan metode yang digunakan untuk membuat sebuah sistem dengan
cara pengambilan keputusan dari kasus baru berdasarkan solusi dari pengalaman
sebelumnya.
Untuk memperluas
pengetahuannya dengan cara memasukkan pengalaman yang baru ke dalam
memori/basis data untuk digunakan memecahkan masalah yang baru dimasa yang akan
datang, penyajian pengetahuan (knowledge representation) dibuat dalam bentuk
kasus-kasus (cases) yang dipergunakan dalam sistem diperoleh dari catatan
penanganan kasus diagnosis penyakit dari seorang dokter hewan, setiap kasus berisi
masalah dan jawaban sehingga kasus lebih mirip dengan suatu pola tertentu.
Metode ini memiliki
kelebihan dibandingkan dengan sistem berbasis aturan (Rule Base System) dalam
hal pengetahuan yang terletak pada kasus-kasus sebelumnya.
Metode rule base
system juga dapat membantu ahli medis untuk mengidentifikasi suatu penyakit,
dapat menampilkan solusi yang lebih akurat.
Namun penggunaan
metode Case Based Reasoning (CBR) diilustrasikan seperti ingatan seorang dokter
hewan ketika mendiagnosis hewan khususnya kucing.
Seorang dokter
hewan akan teringat dengan hewan yang pernah ia rawat sebelumnya mempunyai
kemiripan gejala yang sama sebelumnya, sehingga dokter dengan mudah menentukan
diagnosis penyakit yang sedang dialami kucing.
Dalam hal ini tanpa
menggantikan posisi ahli medis tetapi hanya membantu dalam memberikan keputusan
serta dapat memberikan alternatif yang harus dipilih secara tepat.
Seperti pada sistem
yang dibuat dapat menyediakan informasi terkait penanganan pertama yaitu dengan
rekomendasi obat yang harus diberikan pada kucing hewan peliharaanya yang
sedang terkena virus/sedang sakit
Dengan Case Based
Reasoning (CBR) diharapkan dapat membantu manusia khususnya para pecinta kucing
untuk lebih mengetahui keadaan hewan peliharaanya, apakah sehat atau malah
sedang sakit.
Sehingga karena kepahaman
kita terhadap hewan peliharaan kita kemungkinan untuk menularkan virus penyakit
kucing kepada manusia menjadi 0 persen dan kesehatan hewan peliharaan kita
maupun kesehatan manusia (kita sendiri) dapat selalu terlindungi.
Untuk itu, saatnya
Kenali Kesehatanmu & Kesehatan Kucingmu Dengan Case Based Reasoning!. (*)
Berita Lainnya
-
Peringati Hari Pahlawan, Pjs Bupati Lamtim Ingatkan Generasi Muda Meneladani Semangat Perjuangan Pahlawan
Senin, 11 November 2024 -
Sambut Hari Pahlawan, PLN Lampung Dorong Pengarusutamaan Gender melalui Workshop Srikandi PLN Berdaya dan Berkarya Untuk Negeri
Sabtu, 09 November 2024 -
Kolaborasi Modern, Kementan Mendukung Swasembada Pangan Lewat Smart Farming
Sabtu, 09 November 2024 -
Tim UBL Tingkatkan Tata Kelola Damar Mata Kucing dan Pemanfaatan Media Sosial di Desa Sukabaru Pesisir Barat
Selasa, 05 November 2024