• Kamis, 08 Juni 2023

Hujan 6 Jam, Puluhan Rumah di Hadimulyo Barat Metro Terendam Banjir

Rabu, 03 Agustus 2022 - 19.12 WIB
437

Salah satu titik lokasi banjir di Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, Rabu (3/8/2022). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Hujan deras dengan intensitas tinggi pukul 12.30 WIB hingga 18.20 WIB membuat puluhan rumah di sejumlah wilayah Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro terendam banjir, Rabu (3/8/2022).

Dari pantauan Kupastuntas.co, banjir merendam puluhan rumah di RT 022 RW 009 dan RT 26 serta 27 RW 006. Air bah itu diduga akibat luapan saluran irigasi yang melintasi wilayah tersebut.

Air yang merendam sejumlah lingkungan tersebut dengan kedalaman yang bervariasi, mulai dari 20 centimeter hingga 1 meter atau setara paha orang dewasa.

Herman (38), warga RT 27 RW 06 Kelurahan Hadimulyo Barat mengungkapkan, banjir yang kerap datang saat hujan dengan intensitas tinggi tersebut merendam lebih dari 30 rumah warga.

"Kalau di RT saya banyak banget, sekitar kurang lebih 30 rumah yang kebanjiran. Disini sudah sering banget. Pokoknya hujan deras banget kaya tadi sekitar dua jam pasti banjir," kata Herman, saat dimintai keterangan, Rabu (3/8/2022).


Pria yang akrab disapa Bung Eman itu juga menyampaikan bahwa banjir yang melanda pemukiman warga itu baru kali pertama terjadi di bulan Agustus.

"Ini banjir pertama di bulan Agustus, kalau bulan-bulan sebelumnya ya sering banjir juga. Kami berharap pemerintah segera melakukan normalisasi anak sungai ini," ucapnya.

Hal senada disampaikan Agung, warga RT 26 yang menjelaskan bahwa di wilayahnya terdapat 20 rumah yang yang terendam air.

"Ada lebih dari 20 rumah yang terendam air, dan rumah saya ini juga kebanjiran. Pernah yang paling tinggi itu sampai se paha. Kami berharap agar pemerintah lebih memperhatikan lagi warganya dan lebih tegas dalam mengambil keputusan," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, sebelumnya perangkat pemerintah Kota Metro pernah melakukan pengecekan terhadap saluran irigasi yang merupakan anak sungai tersebut. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada tindak-lanjut atas janji-janji normalisasi.

"Kalau dari pemerintah hanya turun tapi tidak ada pergerakan, ini sebabnya karena aliran anak sungai itu kurang dalam dan banyak lika-liku. Ada juga yang bangun dapur di atasnya, jadi banyak tumpukan sampah di bawahnya," bebernya.

Pihaknya bersama warga lain juga sudah sering minta agar anak sungai ini di normalisasi, tapi tidak ada balasan dari pemerintah. Belum pernah ada pengerukan sedimen anak sungai ini.

"Terkhusus untuk lurah, lurahnya disini tidak tegas dan tidak berani mengambil keputusan. Jadi lurahnya ini hanya pencitraan," imbuhnya.


Sementara Lurah Hadimulyo Barat, Agus Salim menjelaskan, terdapat dua titik rawan banjir setiap hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayahnya.

"Tadi sebelum kesini saya sudah ke komplek Pemda, terus ke belakang SD tingkat yang di depan Kodim lama, disana itu memang dari dulu setiap hujan setengah jam saja sudah banjir sampai masuk rumah ke rumah warga," jelasnya.

"Itu penyelesaiannya harus rehab total tersier dan pintu airnya yang ada di kebun cengkeh dan RW 08. Yang terdalam itu kalau di dalam rumah itu sampai di atas mata kaki," tambahnya.

Agus juga mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kita Metro serta balai besar pengairan Provinsi Lampung terkait keluhan masyarakat terdampak banjir.

"Kita sudah berkoordinasi sama DPUTR, Permukiman dan Balai Besar, jadi, bagi saya kalau memang mau menangani ini secara total, harus ada rehab total tersier di kebun cengkeh," tandasnya.

Untuk diketahui, hingga pukul 18.52 WIB, sejumlah wilayah di Kota Metro masih diguyur hujan, namun dengan intensitas yang rendah. (*)


Video KUPAS TV : Detik-detik warga Blitar geruduk padepokan Gus Samsudin