• Sabtu, 27 April 2024

Aminuddin, Sosok Inspirasi Pegiat Literasi di Pringsewu

Kamis, 28 Juli 2022 - 18.20 WIB
152

Kegiatan Matic Pustaka milik Aminuddin saat sebelum pandemi covid-19 di rest area pringsewu beberapa tahun lalu. Foto: Dok

Kupastuntas.co, Pringsewu - Selalu ada sosok inspiratif yang muncul di tengah masyarakat untuk melakukan kegiatan positif di bidang apapun, salah satunya di bidang pendidikan atau literasi.

Kegiatan literasi atau membaca menjadi penting di tengah gempuran media-media digital yang dapat dengan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Hal tersebut memang menguntungkan namun di lain sisi, kegiatan membaca buku fisik mungkin saja dapat tergerus akibat banyaknya bacaan digital sehingga kegiatan literasi ini perlu ditingkatkan.

Di daerah yang berjuluk Bumi Jejama Secancanan atau Kabupaten Pringsewu memiliki seorang pegiat literasi yang peduli terhadap kegiatan membaca, khususnya bagi kalangan anak-anak bernama Aminuddin.

Pria 36 tahun itu adalah seorang warga Pekon Margakaya, Kecamatan Pringsewu yang memiliki perpustakaan sederhana di rumahnya sendiri.

Perpustakaan yang ia kelola dibuka setiap hari dari pagi hingga sore untuk siapa saja yang mau membaca ataupun meminjam buku.

Sebelum membuka pustaka tersebut, ternyata Aminuddin telah berkecimpung dalam dunia literasi dengan membuat kegiatan 'matic pustaka' atau perpustakaan keliling menggunakan sepeda motor matic.

Mulai berjalan pada bulan November 2016, Aminuddin menggunakan motor matic jenis beat miliknya pertama membuka lapak di rest area pringsewu, Kecamatan Gadingrejo.

Selain itu, ia juga sempat membuka lapak pustaka di Pendopo Pringsewu, Kecamatan Pringsewu dan ikut berpartisipasi pada kegiatan Nggruput setiap minggu di jalur dua menuju perkantoran Pemerintah Daerah Pringsewu.


Aminuddin mengatakan, awal mula dirinya tertarik untuk menjalankan kegiatan tersebut karena terinspirasi dengan kawan semasa kuliahnya dulu yang telah lebih dulu memulai gerakan tersebut.

Ia mengaku awal inspirasi melakukan itu dari teman saat kuliah yang membuka pustaka keliling menggunakan motor bekas.

"Lalu saya pun mulai ada rasa ingin melakukan hal yang serupa itu di tempat saya Pringsewu. Tapi karena saat itu saya adanya motor matic makanya saya namakan matic pustaka yang mulai sejak November 5 tahun lalu," ujar Aminudin, saat ditemui kupastuntas.co, Kamis (28/7/2022).

Saat awal-awal tentu perjalanannya sebagai pustaka keliling tidak mudah. Kendala yang dialami salah satunya adalah koleksi buku yang tidak banyak maupun kesadaran serta keinginan masyarakat untuk datang ke lapak pustaka miliknya.

Namun hal tersebut berangsur-angsur dapat teratasi berkat kerja keras dan konsistensi. Selain buku miliknya, Aminuddin juga mendapat donatur buku untuk melengkapi koleksi pustaka berjalan itu.

Buku di tempatnya beragam, mulai dari buku cerita bergambar dan berwarna, buku bacaan pelajaran, novel, agama dan lainnya yang dapat dibaca secara percuma oleh pengunjung.

"Buka lapak dengan alas banner siapa saja boleh datang. Buka pertama di rest area Pringsewu di bawah rumah panggung. Pertama kali ada yang datang tetapi masih bingung dan bertanya-tanya tentang matic pustaka, artinya belum terkenal. Tetapi lama-lama mulai datang pembaca dari anak-anak mereka membaca buku di sana,"  terangnya.

Kegiatan itu pun ia niatkan untuk bisa memberikan informasi serta mengedukasi anak-anak melalui buku, karena menurutnya buku merupakan sumber ilmu yang penting.

"Waktu itu alhamdulillah istri dukung, tetapi ia memperingatkan saya kalau harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan kegiatan matic pustaka," katanya lagi.

Aminuddin yang sekarang berprofesi sebagai Kepala Perpustakaan Univeristas Aisyah Pringsewu itu mengungkapkan, sementara ini kegiatan matic pustaka berhenti sementara sejak tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 hingga sekarang.

Ia sendiri belum tahu kapan waktu yang tepat untuk kembali menghidupkan matic pustaka yang tengah mati suri ini. Tetapi di lubuk hatinya, Aminuddin sangat ingin bersegera kembali menjalankan kegiatan pustaka keliling itu.

"Ada rencana keliling lagi tapi belum tentu waktunya. Sekarang bagi waktu yang sulit karena kegiatan pekerjaan sekarang padat berbeda dengan dulu tidak sepadat ini," ucapnya.

Untuk terus menghidupkan giat literasi, sekarang ia membuka perpustakaan di kediamanya sendiri dengan memanfaatkan ruang bekas warung yang sekarang dialih fungsikan sebagai ruang perpustakaan.

Bekas warung di rumah dimanfaatakn sebagai tempat perpustakaan, di dalamnya diisi dengan 4 rak. 1 rak buku dibuat sendiri, 1 rak dibeli online dan 2 lagi pesan di mabel. Jadi rak tersebut untuk menaruh buku-buku pustaka.

"Masih buka dan ada yang datang tetapi sekarang cukup sepi," terangnya.

Meski kini kondisi perpustakaan di rumah miliknya tidak begitu ramai dan ia pun belum memiliki waktu khusus untuk kembali menghidupkan 'matic pustaka', tetapi ia akan terus peduli dan berkecimpung dalam dunia literasi.

"Keinginan untuk kembali membuka matic pustaka masih ada, motornya juga sekarang masih ada dan berfungsi tapi kita akan lakukan di waktu yang tepat," tutupnya. (*)