• Sabtu, 20 April 2024

Petani di Pesibar Keluhkan Anjloknya Harga Getah Damar Mata Kucing

Senin, 25 Juli 2022 - 17.03 WIB
584

Damar Mata Kucing yang menjadi Unggulan Masyarakat Pesibar. Foto: Dok/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pesibar - Petani Damar Mata Kucing di Kabupaten Pesisir Barat mengeluhkan anjloknya harga jual damar di pasaran yang hanya tembus dikisaran Rp18.000/Kg dari harga sebelumnya Rp35.000/Kg.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat telah mendaftarkan Damar mata kucing (shorea javanica) sebagai indikasi geografis ke Direktorat Jenderal Hak  Kekayaan Intelektual sebagai komoditi unggulan wilayah setempat.

Kepala Bagian (Kabag) Hukum Kabupaten Pesisir Barat, Edwin Kastolani sebelumnya mengatakan tujuan utama didaftarkannya Damar Mata Kucing sebagai indikasi geografis agar komoditi unggulan wilayah setempat tersebut terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kabupaten Pesisir Barat.

Namun, meskipun sudah menjadi komoditi unggulan dan dipatenkan masih tidak menjamin kesejahteraan para petani Damar Mata Kucing, anjloknya harga jual membuat mereka khawatir dan cemas tidak bisa memenuhi kebutuhan dapur yang kian hari kian mahal.

Seperti yang dirasakan Jumadi (38) warga Kecamatan Karya Penggawa, ia mengaku saat ini para petani sedang risau dengan harga jual damar yang merosot jauh dari harga sebelumnya, sebab harga yang diberikan sekarang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Awal bulan kemarin harga masih bagus masih Rp35.000/Kg tetapi sekarang hanya Rp18.000 untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup terlebih kami menggantungkan hidup hanya dengan bertani," katanya, Senin (25/7/2022).

Dia mengungkapkan bahwa dalam sekali panen dirinya bisa menghasilkan 100 Kg getah damar mata kucing dan umumnya mereka panen satu bulan sekali, dalam satu hektare lahan biasanya terdapat 20 hingga 30 batang pohon damar.

Jusmadi menceritakan bahwa untuk mendapatkan getah damar dengan kualitas yang bagus petani harus menunggu usia pohon minimal hingga 20 tahun lebih untuk menghasilkan getah yang bagus dan bening.

"Kalau dia sudah bagus dan bening itu kan mirip dengan mata kucing makanya disebut getah damar mata kucing, ketinggian satu pohon nya bahkan mencapai 60 meter jadi kalau kita panen harus manjat setinggi itu," katanya.

Cara panen nya Jumadi mengatakan petani akan membuat lubang pada batang pohon damar sebab getah akan keluar jika batang pohon sudah di lubangi bisa puluhan lubang yang di buat agar bisa menghasilkan getah yang banyak.

"Kita masih menggunakan alat seadanya masih buatan tradisional semua, anyaman rotan, ember, dan lainnya,jadi tidak menggunakan sling modern yang seperti panjat-panjat tebing itu bukan semua nya masih tradisional," imbuhnya.

Resiko pada saat memanen getah damar pun sangat tinggi karena harus memanjat pohon menggunakan alat seadanya tidak ada pengaman khusus, sehingga jika tidak mampu menjaga keseimbangan bisa terjatuh.

"Makanya kami khawatir dengan harga yang begitu rendah kami harus mempertaruhkan nyawa kami di tengah hutan untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga harapan kami ada solusi terkait permasalahan ini," keluhnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh pengepul bernama Nozep (36) anjlok nya harga damar mata kucing membuat para petani menomor duakan kualitas dan lebih mengutamakan kuantitas.

Lanjutnya, hal tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari biasanya para petani panen 1 bulan sekali saat ini petani bisa panen 2 minggu sekali sehingga kualitas getah damar yang di hasilkan menurun.

"Kita bingung juga kalau kualitasnya menurun, mau jualnya juga susah tapi ya namanya saling bantu kita tetap ikhtiar lah semoga nanti harga kembali normal dan petani juga bisa lebih mengutamakan kualitas agar daya belinya semakin tinggi," pungkasnya. (*)

Editor :