• Kamis, 29 Mei 2025

Korban Skimming Bank Lampung Merugi Miliaran Rupiah, Pelaku Tarik Uang di Bali dan Jawa Tengah

Selasa, 21 Juni 2022 - 07.54 WIB
3.3k

Ilustrasi. Foto : Dok/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ditreskrimsus Polda Lampung terus mengusut dan mengejar pelaku skimming yang telah merugikan nasabah Bank Lampung hingga mencapai miliaran rupiah.

Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Lampung, Kombes Pol Arie Rachman Nafarin, menjelaskan pihaknya sudah melacak keberadaan pelaku skimming. Namun, pelaku belum bisa disampaikan karena masih dalam pengejaran.

"Pelaku ini pintar, karena tidak mengambil uangnya di sini (Lampung). Tapi mengambilnya di Bali dan Jawa Tengah (Jateng)," kata Arie, Senin (20/6).

Arie mengatakan, skimming diduga dilakukan oleh perseorangan bukan sindikat atau komplotan. Modusnya dengan memasang kamera tersembunyi di dekat penutup keypad mesin ATM (anjungan tunai mandiri).

"Setelah mendapatkan pin, pelaku mencari nomor rekening korban. Ini yang sekarang kita lacak, dari mana pelaku bisa mendapatkan database nya," ujar Arie.

Arie menjelaskan, hingga saat ini total nasabah Bank Lampung yang dilaporkan menjadi korban skimming mencapai 47 orang, dan total uang yang telah dicuri mencapai miliaran rupiah.

"Sebagian besar dilaporkan oleh Bank Lampung, tetapi ada juga masyarakat yang melapor. Kerugian nasabah bervariasi mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 300 juta," ucapnya.

Arie mengungkapkan, sudah menemukan dua lokasi mesin ATM Bank Lampung yang terlacak telah dipasang kamera tersembunyi.

"Kenapa tidak bank lain? Yang diincar (pelaku) itu mesin ATM yang tidak terpantau, atau pihak banknya lambat memperbaiki masalah saat mesin ATM rusak. Sehingga tenggang waktu itu yang dimanfaatkan oleh pelaku," jelasnya.

Arie mengimbau kepada masyarakat agar memeriksa terlebih dahulu mesin ATM yang akan dipakai untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya skimming.

"Diraba dahulu bagian atas penutupnya, jika dirasa aman baru melakukan transaksi," ujarnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung, Bambang Hermanto, mengingatkan kepada masyarakat untuk mengecek kartu ATM nya apakah masih menggunakan kartu berbasis teknologi strip magnetis atau sudah diganti dengan kartu berbasis teknologi chips.

“Jika masih strip magnetis agar segera mengajukan penggantian kepada bank yang mengeluarkan ATM untuk diganti dengan ATM berbasis Chip. Chip ini bisa mengantisipasi risiko menjadi korban skimming,” kata Bambang.

Bambang juga meminta masyarakat yang akan melakukan transaksi melalui ATM untuk menutup dengan tangan saat menekan angka pin pada ATM agar terhindar dari upaya perekaman nomor PIN serta melakukan penggantian pin secara berkala.

Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung, Muslimin, mengatakan kejahatan skimming terjadi sebagai dampak dari tidak adanya pencegahan risiko operasional dan teknologi di sistem bank tersebut.

Muslimin menjelaskan, penting bagi Bank Lampung untuk mengantisipasi kemajuan teknologi dengan cara mengadopsi perkembangan teknologi itu sendiri.

"Pengadopsian perkembangan teknologi ini juga supaya secara operasional Bank Lampung bisa menjaga kredibilitas, kinerja, serta reputasinya. Karena perbankan ini kan persoalan trust makanya sangat penting menjaga itu," ujarnya.

Ia melanjutkan, pengadopsian atau meningkatkan aspek-aspek pencegahan risiko di bidang teknologi ini tujuannya agar tidak terulang kejahatan serupa.

"Karena berbicara skimming ini adalah salah satu resiko perbankan di antara risiko-risiko lainnya, seperti risiko operasional dan risiko teknologi. Nah aspek teknologi ini yang tidak bisa dihindari apalagi di zaman era digital seperti ini," ungkapnya. (*)

Berita ini sudah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Selasa (21/6/2022).



Editor :