82 Ternak Terjangkit PMK di Lamtim Berasal Dari Tiga Kecamatan

Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lampung Timur. Selasa, (21/06/2022). Foto: Yugo/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Terdapat tiga kecamatan di
Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) yang hewan ternaknya terjangkit penyakit mulut
dan kuku (PMK).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan
Kabupaten Lampung Timur Almaturidi. Ia menyampaikan tiga kecamatan tersebut
terdiri dari Kecamatan Batanghari, Kecamatan Sukadana, dan Kecamatan Raman
Utara.
"Di Kecamatan Batanghari terdapat 6 ekor yang positif,
Kecamatan Sukadana terdapat 6 ekor yang positif, dan di Kecamatan Raman Utara
terdapat 70 ekor positif. Jadi total ternak di Lamtim sebanyak 82 ternak yang
terjangkit PMK," katanya kepada media. Selasa, (21/06/2022).
Ia menyebutkan dari 82 ternak yang terjangkit PMK, terdapat
23 ternak yang telah sembuh, dan 1 ekor mati. Serta sisa nya sedang dalam
perawatan.
"Dari 82 ternak yang terjangkit, 23 ternak telah
sembuh, dan 59 ternak lainnya dalam perawatan dengan dokter hewan kami,"
sebutnya.
Ia mengatakan 82 ternak yang terjangkit PMK tersebut telah
diperiksa oleh Balai Veteriner Lampung.
"Berdasarkan surat dari Kepala Balai Veteriner Lampung,
Nomor : 16.004/PK.310/F.5.C/06/2022 tanggal 16 Juni 2022, hasil positif PMK
terhadap sampel ternak sapi Desa Rantau Fajar, Kec. Raman Utara terdapat 70
ternak sapi yang terjangkit," ujarnya.
Dalam temuan tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan
instansi terkait guna membantu pengendalian penyakit.
"Dalam pengananan PMK tersebut, kita terjun langsung ke
peternak yang ada di Lamtim seperti memberikan pengobatan ternak yang sakit,
desinfeksi kandang, peralatan, dan di lingkungan sekitar," ungkapnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat, jika ternak terdapat gejala
penyakit mulut dan kuku (PMK), agar melaporkan kepada dokter hewan Dinas
Perikanan dan Peternakan.
"Gejala PMK pada kambing dan domba diantara lain
seperti lesi atau lepuh pada sekitar gusi, lidah, rongga mulut, dan bibir, keluar
air liur berlebihan (hipersalivasi), serta
kematian pada hewan muda, dan juga lesi kurang terlihat atau lesi pada
kaki tidak terlihat," terang Almaturidi.
Sementara untuk sapi, Almaturidi menjelaskan gejala PMK pada
ternak sapi cenderung lebih banyak dibandingkan dengan ternak kambing dan
domba.
"Demam sampai 41°c dan menggigil, tidak nafsu makan,
penurunan produksi susu drastis (sapi perah) untuk 2-3 hari, keluar air liur
berlebihan bahkan menyisakan tetesan busa di lantai kandang, air liur atau
saliva terlihat menggantung, hewan terlihat lemas, kuku terluka dan lepas,
terjadi komplikasi berupa erosi di lidah, penurunan produksi susu permanen, dan
mengalami kematian pada hewan muda serta Kehilangan berat badan permanen,"
pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Tergiur Iming-iming Kerja ke Luar Negeri, Warga Lampung Timur Tertipu 35 Juta
Selasa, 13 Mei 2025 -
Berdalih Pinjam Motor, Pria di Lampung Timur Gadaikan Motor Milik Tetangga
Selasa, 13 Mei 2025 -
Polisi Bubarkan Balap Liar di Pantai Mutiara Baru Lamtim
Minggu, 11 Mei 2025 -
Kisah Warga Desa Itik Rendai Lamtim di Tanah Berbatu, Ketika Air Bersih Jadi Barang Mewah
Sabtu, 10 Mei 2025