• Jumat, 26 April 2024

82 Ternak Terjangkit PMK di Lamtim Berasal Dari Tiga Kecamatan

Selasa, 21 Juni 2022 - 12.36 WIB
177

Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lampung Timur. Selasa, (21/06/2022). Foto: Yugo/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Terdapat tiga kecamatan di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) yang hewan ternaknya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Timur Almaturidi. Ia menyampaikan tiga kecamatan tersebut terdiri dari Kecamatan Batanghari, Kecamatan Sukadana, dan Kecamatan Raman Utara.

"Di Kecamatan Batanghari terdapat 6 ekor yang positif, Kecamatan Sukadana terdapat 6 ekor yang positif, dan di Kecamatan Raman Utara terdapat 70 ekor positif. Jadi total ternak di Lamtim sebanyak 82 ternak yang terjangkit PMK," katanya kepada media. Selasa, (21/06/2022).

Ia menyebutkan dari 82 ternak yang terjangkit PMK, terdapat 23 ternak yang telah sembuh, dan 1 ekor mati. Serta sisa nya sedang dalam perawatan.

"Dari 82 ternak yang terjangkit, 23 ternak telah sembuh, dan 59 ternak lainnya dalam perawatan dengan dokter hewan kami," sebutnya.

Ia mengatakan 82 ternak yang terjangkit PMK tersebut telah diperiksa oleh Balai Veteriner Lampung.

"Berdasarkan surat dari Kepala Balai Veteriner Lampung, Nomor : 16.004/PK.310/F.5.C/06/2022 tanggal 16 Juni 2022, hasil positif PMK terhadap sampel ternak sapi Desa Rantau Fajar, Kec. Raman Utara terdapat 70 ternak sapi yang terjangkit," ujarnya.

Dalam temuan tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait guna membantu pengendalian penyakit.

"Dalam pengananan PMK tersebut, kita terjun langsung ke peternak yang ada di Lamtim seperti memberikan pengobatan ternak yang sakit, desinfeksi kandang, peralatan, dan di lingkungan sekitar," ungkapnya.

Ia menghimbau kepada masyarakat, jika ternak terdapat gejala penyakit mulut dan kuku (PMK), agar melaporkan kepada dokter hewan Dinas Perikanan dan Peternakan.

"Gejala PMK pada kambing dan domba diantara lain seperti lesi atau lepuh pada sekitar gusi, lidah, rongga mulut, dan bibir, keluar air liur berlebihan (hipersalivasi), serta  kematian pada hewan muda, dan juga lesi kurang terlihat atau lesi pada kaki tidak terlihat," terang Almaturidi.

Sementara untuk sapi, Almaturidi menjelaskan gejala PMK pada ternak sapi cenderung lebih banyak dibandingkan dengan ternak kambing dan domba.

"Demam sampai 41°c dan menggigil, tidak nafsu makan, penurunan produksi susu drastis (sapi perah) untuk 2-3 hari, keluar air liur berlebihan bahkan menyisakan tetesan busa di lantai kandang, air liur atau saliva terlihat menggantung, hewan terlihat lemas, kuku terluka dan lepas, terjadi komplikasi berupa erosi di lidah, penurunan produksi susu permanen, dan mengalami kematian pada hewan muda serta Kehilangan berat badan permanen," pungkasnya. (*)