• Selasa, 29 April 2025

Giat Penangkapan Ormas Khilafatul Muslimin: Buat NIW Gantikan E-KTP, Polisi Sita Uang Rp2,3 Miliar

Senin, 13 Juni 2022 - 09.33 WIB
171

Ditreskrimum Polda Metro Jaya saat menggeledah Kantor Pusat Khilafatul Muslimin di Jalan Wr. Supratman, Bandar Lampung, Sabtu (11/6/2022). Foto: Martogi/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Polda Metro Jaya menemukan data induk anggota milik Khilafatul Muslimin se-Indonesia mencapai puluhan ribu. Data ini dipakai untuk membuat Nomor Induk Warga (NIW), menggantikan e-KTP yang diterbitkan pemerintah Indonesia.

Tim gabungan Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya menemukan puluhan ribu data induk anggota ormas Khilafatul Muslimin se-Indonesia itu saat penggeledahan kantor pusat Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung, Lampung, pada Sabtu (11/6) lalu.

"Dan kita temukan disitu data induk warga Khilafatul Muslimin se-Indonesia yang sampai sore ini kita temukan berjumlah mencapai puluhan ribu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Minggu (12/6).

Zulpan mengatakan, data tersebut digunakan untuk membuat nomor induk baru. Nantinya akan digunakan untuk menggantikan e-KTP (KTP elektronik) yang diterbitkan pemerintah Indonesia.

"Dan ada temuan menarik, mereka juga sudah membuat Nomor Induk Warga atau NIW yang digunakan Khilafatul Muslimin untuk menggantikan e-KTP yang diterbitkan pemerintah Indonesia," ujar Zulpan.

Selain itu, polisi juga turut menyita komputer yang berada di kantor pusat Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung, dan akan diperiksa oleh tim terkait. Kemudian, brankas besi sebanyak empat unit berisi uang tunai senilai Rp2,3 miliar.

"Kemudian, kita temukan juga catatan keuangan dan kita temukan buku tabungan rekening penampung. Kemudian beberapa atribut ormas Khilafatul Muslimin, dokumen, komputer yang terkait Khilafatul Muslimin yang sekarang sudah dibawa oleh tim yang tentu akan dilakukan pemeriksaan (komputer) oleh tim terkait unit tersebut," jelas Zulpan.

Perlu diketahui, selain di Bandar Lampung penggeledahan juga dilakukan di kantor yang berada di Kota Bekasi dan Medan, Sumatera Utara. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, diantaranya selebaran maklumat terkait khilafah dan buku-buku buletin serta majalah terkait Khilafatul Muslimin.

Empat tokoh sentral ormas Khilafatul Muslimin ditetapkan sebagai tersangka, mereka berinisial, AA, IN, F dan SW. Keempatnya ditangkap di lokasi yang berbeda pada Sabtu (11/6) kemarin. Diketahui mereka memiliki peran yang berbeda.

"Pertama inisialnya AA (Abdul Azis) ditangkap di Bandar Lampung perannya sebagai sekretaris Khilafatul Muslimin yang menjalankan operasional dan keuangan organisasi," ujar Zulpan. Kemudian, IN (Imran) juga ditangkap di Bandar Lampung berperan sebagai penyebar doktrin melalui sistem pendidikan. Dia juga menyebarkan doktrin melalui pelatihan yang dilakukan ormas Khilafatul Muslimin.

"Ketiga F ditangkap di kota Medan sebagai penanggung jawab dan pengumpul dana dari Khilafatul Muslimin," kata Zulpan. Terakhir, Polda Metro Jaya juga menangkap SW di Pekayon, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dia diketahui sebagai pengurus dan pendiri ormas Khilafatul Muslimin.

Keempat tersangka disangkakan yakni Pasal 59 Ayat 4 Huruf C Jo Pasal 82A Ayat 2 UU Ri Nomor 16 Tahun 2017 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan Menjadi Undang-Undang dan atau Pasal 14 Ayat (1) dan Ayat (2) dan atau Pasal 15 UU RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Polisi juga terus mendalami asal usul uang tunai lebih dari Rp2,3 miliar yang diamankan dari kantor pusat Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung. Belum diketahui apakah uang tersebut hasil dari donasi atau patungan dari anggota ormas Khilafatul Muslimin.

"Itu kami dalami dulu ya yang jelas itu ditemukan di brankas di kantor pusat Khilafatul Muslimin dan itu dana dari ormas ini," ucap Zulpan.

Pantauan di lapangan, Minggu (12/6), pukul 14.45 WIB, tersangka AA dan IN yang diamankan di kantor Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung tiba di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta. Mereka tiba dikawal ketat oleh pihak kepolisian.

Terlihat keduanya menggunakan pakaian putih-hijau. Keduanya juga terlihat memakai peci berwarna senada. Mereka tidak terlihat diborgol oleh pihak kepolisian. Mereka sempat tersenyum kepada para awak media.

Sebelumnya diberitakan, Ditreskrimum Polda Metro Jaya kembali menggeledah kantor pusat Khilafatul Muslimin di Jalan Wr. Supratman, Bumi Waras, Bandar Lampung pada Sabtu (11/6). Penggeledahan tersebut buntut dari penangkapan pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja.

Penggeledahan dipimpin Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi dibantu personel Polda Lampung dan Polresta Bandar Lampung. Kantor Khilafatul Muslimin terletak di lantai 2 Masjid Kekhalifahan.

Dalam penggeledahan itu ikut diamankan dua tokoh penting Khilafatul Muslimin berinisial AA dan IN meskipun sempat melakukan perlawanan hingga terjadi kericuhan. "Hari ini kita melaksanakan kegiatan penegakan hukum dan mengamankan dua tokoh penting berinisial AA dan IN," kata Hengki.

Selain kedua tokoh tersebut, Polda Metro Jaya juga mengamankan uang senilai Rp2,3 miliar yang diduga sebagai dana operasional. Uang itu disimpan dalam empat brankas besi.

Hengki menegaskan, pihaknya juga akan menelusuri sekolah-sekolah yang terkait dengan Khilafatul Muslimin. "Kita akan telusuri sekolah yang berafiliasi. Walaupun kami konsentrasinya di wilayah Polda Metro Jaya, tetapi kita akan koordinasi dengan wilayah lain," ujarnya.

Dua orang jurnalis ikut jadi korban kericuhan saat terjadi penangkapan dua petinggi Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung. keduanya adalah Veri Novianto wartawan Pelita Nusantara (Pena) dan Andi Apriadi wartawan Metro TV Lampung. Mereka menjadi korban pelemparan helm oknum jemaah Khilafatul Muslimin. Akibatnya kedua jurnalis mengalami luka memar.

Selain itu, dua personel kepolisian bernama Aipda Stevi dan Aipda Suhirin juga harus diberikan perawatan intensif di rumah sakit yang karena mengalami luka memar. Keduanya langsung dilarikan ke IGD RSUD Abdul Moeloek.

Aipda Stevi mengalami luka akibat terkena pukulan di pipi kanan dan kiri, dan tangan terluka akibat tersungkur karena didorong jemaah Khilafatul Muslimin.

"Kita saat mau mengamankan salah satu tersangka yang mau dibawa ke Polda Metro Jaya, tiba-tiba ada yang provokasi dan melempar helm, botol dan banyak pukulan yang mengarah ke kami," kata Aipda Suhirin saat ditemui di RSUD Abdul Moeloek. (*)

Video KUPAS TV : Gelontorkan Dana Miliaran Rupiah, Pemerintah Bangun Jembatan Way Gebang