• Jumat, 29 Maret 2024

Harga Cabai Caplak di Pasar Gadingrejo Capai Rp80 Ribu per Kilogram

Sabtu, 04 Juni 2022 - 14.32 WIB
496

Salah Satu Pedagang Cabai di Pasar Gadigrejo. Foto : Gamel/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu -  Harga komoditas cabai khususnya cabai caplak atau cabai setan di pasar tradisional Gadingrejo mencapai Rp70 ribu - Rp 80 ribu per kilogram. 

Ani selaku pedagang cabai dan sayur di pasar tersebut menjual cabai caplak merah per kilonya seharga Rp 70 ribu. Sedangkan untuk caplak putih dijual seharga Rp 35 ribu. 

Cabai rawit hijau dijual dengan harga Rp.65 ribu per kilogram dan cabai merah keriting seharga Rp 60 ribu. 

"Cabai ceplak merah belanjanya Rp. 60 ribu dijual Rp. 70 ribu, caplak putih belinya Rp. 30 ribu jual Rp. 35 ribu. Cabe merah kriting jual Rp. 60 ribu sekilo modal Rp. 55 ribu dan cabai rawit modal Rp. 60 ribu jual Rp. 65 ribu per kilogram," ujar Ani, Sabtu (4/5/2022). 

Ani mengatakan bahwa belakangan ini harga cabai memang mengalami kenaikan tetapi dirinya tidak tahu pasti alasan dibalik naiknya komoditas cabai. 

"Rata-rata semua cabai naik, kecuali cabai hijau turun hanya Rp. 20 ribu per kg dijual 24 ribu per kg. Kalau cabai sejak semingguan lebih belum turun-turun sudah lama lah naiknya sudah 10 harian kali ya,  maksudnya belum turun-turun tambah naik terus mungkin karena mau lebaran haji kali ya, bulan besar jadi naik. Karena di Pringsewu juga barang cabainya juga dikit jadi mungkin itu penyebabnya," terangnya. 

Sementara pedagang lain Yatmini justru menjual cabai caplak merah sepuluh ribu lebih mahal dibanding Ani yakni Rp. 80 ribu per kilonya. 

Ia pun mengakui bahwa kondisi harga cabai memang mengalami kenaikan. Dimana untuk cabai caplak atau setan dirinya dulu bisa menjual dengan harga Rp. 25-30 ribu per kilogram. 

"Semua naik cabai ini sekarang yang caplak atau setan Rp 80 ribu per kilo sebelumnya paling hanya Rp. 25-30 ribu, cabai rawit Rp 65-70 ribu per kg, cabai rawit merah Rp 60 ribu biasanya Rp 25-30 ribu kalau cabai hijau keriting murah Rp 30 ribu per kilo sebelumnya Rp 15-18 ribu per kg," tuturnya.

Lanjutnya, naiknya harga ini sudah terjadi saat menjelang lebaran idul fitri bulan lalu dan belum mengalami perubahan berarti hingga saat ini. Ia juga tidak tahu menahu kenapa harga untuk  komoditas cabai bisa mengalami kenaikan. 

"Naiknya saat mau lebaran sudah naik sampai sekarang harga gak turun. Selain cabai, bawang merah naik sekarang Rp. 45 ribu sebelumnya cuma Rp25 ribu, tomat Rp12 ribu sebelumnya Rp7-8 ribu. Bawang putih murah Rp18 ribu yang mahal justru bawang kating Rp35 ribu. Saya sendiri kurang tau ya kenapa bisa naik, apa gak ada barangnya atau gimana ya mungkin ya? Apa dari sananya gak tau juga. Kalau kemarin-kemarin ada pasokan cabai dari pulau jawa, tapi hari-hari ini 2,3 hari belakang ini belum masuk lagi cabainya,  cabai dari sini semua paling cuma cabai rawit merah saja yang dari jawa," jelasnya. 

Disampaikannya bahwa dengan kondisi seperti ini, sempat ada pembeli yang hendak membeli cabai di tempatnya justru mengurungkan niatnya untuk membeli setelah tahu harga cabai mengalami kenaikan. 

"Kadang ada pembeli yang tidak jadi membeli cabai di tempatnya padahal cabai sudah ditimbang tapi karena harganya mahal gak jadi. Padahal kita juga belinya (cabai) sudah mahal," ujarnya. 

Salah satu pembeli sekaligus pelaku usaha ayam geprek, Riyad mengeluhkan kondisi ini. Pasalnya naiknya harga cabai juga berpengaruh dengan usaha makanan miliknya yang memang menggunakan cabai (ceplak) sebagai bahan utama usahanya selain ayam. 

"Bingung juga ya, saya selaku pedagang keberatan soalnya harga bahan pokoknya naik ya kita juga harusnya menaikan lagi harga ayam gepreknya. Tetapi kan masyarakat atau pelanggan tahunya ayam geprek itu Rp. 10 ribu, jadi mau tidak mau kita tetap jual Rp10 ribu walaupun harga cabai, minyak dan lainnya naik. Kalau mau diakalin dengan cabai besar nanti ciri khas ayam gepreknya hilang, kalau tidak menggunakan cabai rawit atau cabai caplak (setan) karena ciri khasnya dengan pakai cabai itu,"  katanya. 

Dirinya berharap pemerintah segera mengambil sikap untuk menormalkan kembali semua harga kebutuhan pokok yang merangkak naik agar tidak membebani masyarakat. 

"Harapan saya pada pemerintah tolonglah harga bahan-bahan sembako semuanya diturunkan karena masyarakat bingung karena biaya hidup semakim mahal karena semua makin naik baik minyak, cabai, telur dan bumbu-bumbu lainnya dan  menstabilkan harga-harga ini seperti dulu lagi agar semua masyarakat bisa membelinya dengan harga terjangkau," harapnya. (*)


Editor :

Berita Lainnya

-->