• Senin, 12 Mei 2025

Kisah Pelajar MTS Darul Ulya Metro Mengaku Jadi Korban Penculikan, Berhasil Kabur Namun Wajah Babak Belur

Jumat, 03 Juni 2022 - 13.22 WIB
2.6k

Korban dugaan percobaan penculikan berinisial RCW (16) didampingi sang ibu saat memberikan keterangan kepada media. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Usai viral kabar percobaan penculikan terhadap siswi SMP Negeri 1 Metro, kini kembali muncul kabar serupa dengan korbannya seorang laki-laki yang merupakan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Darul Ulya Metro.


Remaja berinisial RCW (16) itu mengaku menjadi korban dugaan penculikan yang terjadi pada Senin 23 Mei 2022 lalu, tepatnya seminggu sebelum peristiwa viral yang menimpa NZC (13) siswi SMP Negeri 1 Metro.


Kepada Kupastuntas.co, RCW (16) uang merupakan pelajar kelas 2 SMP tersebut bercerita saat dirinya dibawa dalam satu unit mobil jenis Agya berwarna putih bernomor Polisi BE 1519 CQ berkeliling Metro selama dua jam.


Ia dihadang tepat di persimpangan rumah makan, Jl. Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur. Dari situlah awal mula cerita RCW yang dapat kabur dari penculikan meski wajah babak belur.


"Jadi pas saya lagi pulang jalan kaki, sampai perempatan kayu watu ada mobil berhenti, tanya SMPN 1, katanya google maps nya mati. Dia ngaku dari Dinas Perpustakaan Metro dan minta tolong saya untuk mengantarkan dia mengantar buku," ceritanya kepada Kupastuntas.co, Jumat (3/6/2022).


Putra kedua dari pasangan suami istri Ahmad Sanusi (46) dan Rahmawati (47) tersebut melanjutkan ceritanya saat dibawa keliling Metro oleh pelaku terduga penculik ke sejumlah sekolah di Bumi Sai Wawai.


"Saya masuk ke mobilnya, dan pas sampai SMPN 1 saya hanya disuruh fotoin pakai HP saya. Abis itu dia minta antar ke MAN 1 Metro, kemudian ke MIN 1, ke Ahmad Dahlan di 16C, ke Pondok Tumaninah Yasin, ke Kantor NU di 16C untuk minta fotoin," ungkapnya.


"Tapi, pas berhenti di depan Palem Indah itu dia minta HP beseeta pin nya juga, terus dia langsung marah. Lalu HP saya disumputin di samping jok mobilnya. Terus saya teriak-teriak karena saya mau buka pintu mobil gak bisa. Saya dihajar dia, pas dia mau kabur saya tarik rem tangannya. Di sana kan ramai, ada masyarakat dan kebetulan pas ada polisi yang lewat juga," jelasnya sembari menahan sedih.


Ketika masuk ke dalam mobil tersebut, remaja 16 tahun itu telah memiliki firasat bahwa dirinya akan diculik. Beruntung, saat ia mencoba kabur dari pelaku tersebut, terdapat satu polisi yang melintas dan menolongnya.


Sementara itu, Rahmawati (47) yang merupakan sang ibu baru mengetahui anaknya menjadi korban setelah melakukan pencarian dan menemukan RCW telah berada di kantor polisi.


"Biasanya itu anak saya pulang jam 11 kok sampai jam setengah 12 belum datang, saya mendatangi sekolah anak saya dua kali, dan saya cari keliling-keliling tidak ketemu. Terus jam 12 lewat itu ada info, anak saya di kantor polisi, ya saya kaget," ucapnya.


"Saya syok tapi saya tidak kepikiran kalau penculikan itu, setelah saya ke kantor polisi saya lihat kok muka anak saya bonyok-bonyok. Ada apa, begitu anak saya cerita mendetail saya sangat kaget. Karena sebelumnya pernah terjadi di SMPN 2 anak hilang," tambahnya.


Rahmawati juga bercerita, sebelum kejadian pihak sekolah memulangkan peserta didiknya lebih awal lantaran menggelar halal bihalal.


"Jadi hari Senin itu dia upacara, terus masuk pelajaran satu lalu dipulangkan karena guru-gurunya mau halal bihalal dan pas kuotanya habis, anaknya pulangnya jalan karena pulangnya lebih cepat kan dan nggak bisa ngubungin minta jemput," kata dia.


Ibu korban juga menyampaikan bahwa pelaku telah diamankan di Mapolres Metro, namun bukan atas perkara percobaan penculikan melainkan tindakan penganiayaan.


Kini warga Rusunawa Metro tersebut berharap Polisi dapat menggali lebih dalam motif pelaku. Ia juga meyakini adanya motif lain yang dilakukan pelaku terhadap buah hatinya. (*)


Editor :