• Selasa, 06 Mei 2025

Selama HUT ke-22 Apeksi, Shinta Raup Omzet Rp 16 Juta

Minggu, 29 Mei 2022 - 22.39 WIB
108

Outlet keripik Shinta yang ramai dikunjungi oleh peserta HUT APEKSI ke-22, Sabtu (27/5/2022). Foto: Doc/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perhelatan HUT ke-22 Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Bandar Lampung, menjadi berkah tersendiri bagi pelaku UMKM di kota setempat.

Salah satunya adalah oleh-oleh kripik pisang Shinta di Jalan Pagar Alam, Segala Mider, Tanjungkarang Barat, Kota Bandar Lampung, atau lebih dikenal masyarakat dengan nama Gang PU. Meraup omzet 10 kali lipat selama kegiatan acara tersebut berlangsung.

Shinta, pemilik outlet keripik pisang menyampaikan, selama tiga hari HUT Apeksi yang paling ramai hari Sabtu kemarin. Ia juga mengaku, waktu peserta apeksi datang rombongan alhamdulillah tidak kewalahan melayaninya.

"Alhamdulillah sehari di sini bisa Rp5 jutaan, yang kalau hari biasanya itu paling Rp300-Rp500 ribu. Jadi total omzet sekitar Rp16 jutaan selama Apeksi," ujarnya, saat dikonfirmasi kupastuntas.co, Minggu (29/5/2022).

Belum lagi UMKM pusat oleh-oleh khas Lampung itu jelasnya, diikutsertakan juga di ekspo yang ada di Graha Wangsa selama tiga hari.

"Ya alhamdulillah juga sehari itu Rp500 ribu, jadi Rp1,5 jutaan dapatnya selama disana. Dan kita disana tempatnya gratis," ungkap Shinta.

Oleh karena itu, Ia berharap agar kegiatan nasional seperti kemarin pelaku UMKM sepertinya bisa terus di ajak untuk meramaikan.

"Karena sangat menguntungkan bagi pelaku UMKM yang ada di Bandar Lampung. Karena kita ini juga senang banget kebanjiran orderan, semenjak ada Apeksi ini jadi kita juga makin dikenal," kata dia.

Ia juga mengaku, usahanya merupakan salah satu UMKM binaan Dinas Perindustrian Pemerintah kota Bandar Lampung. Dimana Pemkot sendiri bukan hanya berbicara modal, tapi lebih pada pendampingannya lalu pelatihan dan diberikan peralatan.

"Pemberian peralatan ini hampir setiap tahun dikasih. Jadi apa yang dibutuhkan oleh UMKM suka dikasih sama Pemkot, jatuhnya hibah. Kalau saya dikasih seperti wajan, kompor, sementara yang lain tergantung kebutuhan UMKM nya," ungkap Shinta.

Ia juga menambahkan, bahwasanya saat ini yang dipekerjakannya di usaha miliknya sebanyak 10 orang yang merupakan asli warga Bandar Lampung. "Hanya saja kalau pisangnya itu kita mengambil dari kabupaten lain di Lampung," katanya.

Berkah yang sama juga disampikan Anggi, Penjaga Gerai kerajinan khas Lampung yang berada di Hotel Novotel. Ia mengaku selama Apeksi pengunjungnya cukup lumayan banyak.

Gerainya sendiri menjual berbagai asesoris seperti baju, dompet, kotak tisu, kopiah, kain tapis dan sulam usus.
"Ya alhamdulillah yang ramai pembelinya itu peci. Omzetnya sekitar Rp4 jutaan sehari," katanya.

Menurutnya, harga setiap item produk berbeda-beda tergantung kerumitan pengerjaan produk, ada yang harganya mulai dari Rp10 ribu hingga Rp7 juta.

"Kopiah dijual Rp100 ribu, masker tapis Rp25 ribu, dan kain tapis mulai Rp1-7 juta. Kalau aksesoris paling banyak dibeli yakni masker tapis," tandasnya. (*)