• Jumat, 15 Agustus 2025

Pemprov Imbau Kabupaten/Kota Beli Hewan Ternak yang Terserang PMK

Kamis, 19 Mei 2022 - 18.07 WIB
95

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi saat memberikan keterangan kepada awak media. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengimbau kepada pemerintah kabupaten/kota untuk dapat membeli sapi milik peternak yang dinyatakan positif mengidap penyakit mulut dan kuku (PMK).

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi, mengungkapkan jika usai dibeli ternak yang terserang PMK tersebut dapat disembelih sebagai upaya memutus rantai penularan.

"Bagi kabupaten yang sudah terkena, itu kita minta isolasi, kalau bisa disembelih oleh pemerintah agar tidak terjadi penyebaran berlaNjut. Sedangkan untuk kabupaten yang belum, kita lakukan peningkatan pengawasan," katanya usai rapat penanggulangan PMK di gedung Balai Keratun lingkungan kantor Gubernur Lampung, Kamis (19/5/2022).

Menurutnya, PMK bukan termasuk penyakit yang berbahaya lantaran tidak menular kepada manusia. Selain itu untuk tingkat kematian juga tergolong rendah hanya 5 persen.

"Bahkan, hewan yang sudah dinyatakan positif dan sembuh itu dagingnya bisa dimakan. Tapi kita tetap waspada karena ini penyakit yang penyebarannya cukup cepat untuk sesama hewan ternak," tuturnya.

Ia juga mengungkapkan jika pihaknya telah menyiapkan obat serta vaksin yang akan diberikan kepada hewan ternak guna meningkatkan kekebalan tubuh pada hewan tersebut.

"Kita lakukan sejumlah langkah karena kita di tingkat provinsi sudah membentuk satgas dalam rangka penanggulangan PMK yang melibatkan komponen terkait. Kita juga mendorong kawan-kawan didaerah untuk melakukan hal yang sama," ucapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Mawarti, mengungkapkan jika sapi yang terserang PMK saat ini berjumlah 16 ekor dan 1 ekor dinyatakan mati.

"Untuk yang positif sekarang ada 16 ekor dan 1 ekor mati. Sementara yang suspek ada 47 ekor. Angka konfirmasi ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan jumlah populasi hewan ternak sebanyak 860.951 ekor," terangnya.

 Ia juga mengungkapkan jika saat ini pihaknya tengah menunggu pengiriman vaksin dari pemerintah pusat yang diperkirakan akan tiba pada bulan Juli mendatang.

"Untuk alokasi nya berdasarkan dengan sebaran kasus yang ada di daerah masing-masing. Totalnya sendiri kita masih menunggu dari pusat karena memang stok nya sangat terbatas," tutupnya. (*)