Mengenal Kobes Bergerak, Bagian dari Atraksi Budaya Sekura di Lampung Barat

Rombongan Peserta Sekura 'Kobes Bergerak' saat meramaikan gelaran pesta budaya sekura di Pekon Bakhu, Kecamatan Batu Ketulis, Jumat (6/5/2022). Foto: Echa/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kota Besi (Kobes) Bergerak dikenal sebagai kelompok sekura berpenampilan urakan namun tetap mengutamakan etika. Sesuai dengan motto kelompok nya 'Dang Cawa Khuta' yang berarti larangan bicara seronok atau ngomong jorok.
'Dang Cawa Khuta' memiliki makna tersendiri dimana setiap manusia dilarang berbicara seronok atau jorok. Motto tersebut di gaungkan untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat agar berkata dengan sopan baik terhadap orang tua, kerabat ataupun masyarakat.
Meskipun sekura identik dengan penyamaran yang membuat sekura sulit untuk dikenal namun ajakan kelompok kobes bergerak kepada pihak sekura untuk tidak bicara seronok banyak tertulis di baju peserta sekura dan di spanduk kelompok ini.
Kelompok kobes bergerak terdiri dari ratusan pemuda Pekon Kota Besi berlatar belakang macam macam profesi dan hobi. Tua, muda remaja bahkan anak-anak tergabung dalam kelompok sekura yang kerap kali mendapat julukan 'Kobes Bergerak'.
Kelompok ini selalu konsisten meramaikan setiap kegiatan sekura, bahkan ada yang memeriahkan acara dengan berdagang dan bernyanyi dengan perilaku lucu sehingga diminati banyak masyarakat yang menonton.
Selain itu Kobes Bergerak juga beranggotakan pemuda yang memahami seni sehingga kelompok ini kerap di panggil untuk menyumbang lagu di atas panggung orgen tunggal pesta rakyat dan berjoget dengan gaya khas yang urakan.
Tidak sedikit pengunjung dengan bahasa Lampung mengatakan "Mawat Ngedok Kobes Injuk Mangi" yang dalam bahasa Indonesia artinya tanpa Kobes terasa sepi.
Unik nya lagi kelompok Kobes Bergerak mampu berbaur dan bersahabat dengan kelompok Pekon lain, meski tidak saling kenal karena dalam penyamaran sekura.
Ketua Kobes Bergerak, Askan mengatakan selain ajang untuk mempererat tali silaturahmi. Hadirnya Kobes Bergerak pada setiap gelaran pesta sekura untuk mengingatkan masyarakat untuk terus melestarikan budaya turun temurun dari nenek moyang.
"Selain itu kita ingin menyuarakan ajakan kepada seluruh masyarakat agar senantiasa mengutamakan etika dalam berbicara baik kepada orang tua, kerabat ataupun masyarakat dengan tidak berbicara seronok atau berkata jorok dengan menyuarakan jargon 'Dang Cawa Khuta' pada setiap gelaran pesta budaya sekura," singkatnya, Jumat (6/5/2022). (*)
Berita Lainnya
-
Pengadaan Buku Perpustakaan SDN 1 Sebarus Lampung Barat Diduga Langgar Prosedur
Jumat, 04 Juli 2025 -
Dua Jamaah Haji Asal Lampung Barat Wafat, 306 Jamaah Tiba di Tanah Air
Jumat, 04 Juli 2025 -
KPU Lampung Barat Catat Penambahan 4.138 Pemilih, Total Capai 226.374 Pemilih di Triwulan II 2025
Rabu, 02 Juli 2025 -
Petugas PJR Bongkar Penyelundupan Ganja 4 Kg di Tol Bakter
Rabu, 02 Juli 2025