• Senin, 28 Oktober 2024

Cerita Nahkoda Kapal Selat Sunda, 11 Tahun Tak Lebaran Bersama Keluarga Demi Antar Pemudik

Senin, 02 Mei 2022 - 20.03 WIB
745

Amir, seorang Nahkoda KMP. Batumandi, saat ditemui di ruang Nahkoda, Senin (02/05/2022). Foto: Imanuel/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Perayaan lebaran atau Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang biasanya dilakukan untuk berkumpul dengan keluarga.

Usai melaksanakan salat Ied, umat Muslim di Indonesia biasanya langsung bersilaturahmi baik dengan keluarga dan berkeliling ker rumah para tetangga.

Momen kebersamaan itu ternyata belum tentu dapat dinikmati oleh semua orang. Beberapa profesi pekerjaan masih mewajibkan pekerjanya terus bekerja.

Amir, seorang Nahkoda KMP. Batumandi yang melayani lintasan Merak-Bakauheni merupakan salah satu orang yang tidak merasakan momen Idul Fitri itu bersama keluarga.

Dia mengatakan, dirinya masih terus bekerja dengan memberikan pelayanan kepada pemudik yang datang dari Pulau Sumatera atau Pulau Jawa.

"Kami enggak pernah pulang, lebaran kami mengantar orang pulang supaya ketemu keluarga. Jadi selama momen lebaran itu, kami kru kapal diatas kapal melayani pemudik," kata Amir, saat ditemui di ruang Nahkoda, Senin (02/05/2022).


Meski tidak merasakan momen lebaran bersama keluarga, Amir mengaku justru merasa memiliki kebanggaan karena dapat melayani para pemudik supaya dapat berkumpul bersama keluarga.

"Dukanya ya kita enggak bisa lebaran bareng keluarga, lebaran itu bareng kawan-kawan diatas kapal karena enggak bisa pulang. Tapi saya punya kebanggaan tersendiri kalau sudah ngantar orang nyeberang sampai keseberang buat ketemu keluarga itu," tuturnya.

Pemimpin KMP. Batumandi itu menjelaskan, sudah sejak 2011 dirinya tidak merasakan momentum kehangatan bersama keluarga saat hari perayaan Idul Fitri. Hal itu juga yang membuat keluarga besarnya sudah mengerti ketika dirinya tidak dapat pulang dan berlebaran di rumah.

"Sudah 11 tahun lah. Dari 2011 itu saya di Aceh, Sibolga, Batam, baru di Merak-Bakauheni ini. Keluarga itu mereka sudah paham lah kalau lebaran pasti enggak pulang. Tapi ya apapun itu kita jalanin aja, toh nanti abis ini bisa pulang," ucapnya.

Karena selalu berada diatas kapal, tambah dia, kru kapal yang berjumlah 29 orang pun juga sudah seperti menjadi keluarganya untuk merayakan momen Idul Fitri.

"Kapal ini keluarga, hidup kami ini lebih banyak diatas kapal dibandingkan dirumah sendiri, jadi ini ya kerasa keluarga tim kerja ini," tambahnya.

Pada momen angkutan lebaran seperti ini, ungkap Amir, para kru kapal biasanya sudah tidak dapat mengajukan cuti sejak H-7 sampai H+7 lebaran.

"H-7 itu kita sudah terima surat biar enggak cuti, sampai nanti H+7. Itu 24 jam kita kerja, tripnya sekitar 6 kali pulang pergi Merak-Bakauheni. Tapi kalau hari biasa itu bisa 10 kali," tandasnya. (*)