Empat WNI yang Terdampar di Turki Tiba di Lampung

Para WNI yang terdampar di Turki saat melakukan pengisian dokumen di UPT BP2MI Bandar Lampung, Rabu (27/4/2022) Foto:Ria/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Empat dari sebelas Warga Negara Indonesia (WNI) asal Lampung yang terdampar di Istanbul, Turki, akhirnya tiba di kampung halama pada, Rabu (27/4/2022) sekitar pukul 16.30 WIB.
Usai tiba di Lampung, para WNI tersebut langsung dibawa menuju ke UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Bandar Lampung untuk dilakukan pendataan dan istirahat.
Kepala UPT BP2MI Bandar Lampung, Ahmad Salabi mengungkapkan, keempat WNI yang dipulangkan tersebut berasal dari Kabupaten Lampung Timur dua orang. Kemudian Way Kanan, Tulang Bawang masing-masing satu orang.
"Alhamdulillah, sore ini ada empat orang yang sudah sampai di Lampung dan besok ada satu lagi. Mereka dipulangkan secara bertahap. Dari sebelas orang ini ada satu orang yang tidak berkenan dipulangkan karena di Turki dia bekerja dan merasa nyaman," kata Kepala UPT BP2MI Bandar Lampung, Ahmad Salabi, saat dimintai keterangan.
Ia melanjutkan, para WNI malang yang terdampar di Turki tersebut mulanya diiming-imingi untuk bekerja di Polandia dengan gaji yang besar. Namun ternyata agensi yang menjanjikan tersebut tidak menepati janjinya.
"Mereka ke Turki melancong mereka punya tiket pulang pergi sesuai jadwal. Tetapi yang tiket pulang tidak dipakai dan disana diimingi visa dari Turki ke Polandia. Mereka selama di Turki itu bekerja namun gajinya tidak sesuai hanya Rp1,5 juta saja," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, ia berharap agar pihak kepolisian dapat mengusut secara tuntas terhadap agensi yang memberangkatkan agar menimbulkan efek jera untuk kedepannya.
"Untuk pidana ini kami serahkan ke Polda Lampung. Namun kami siap untuk membantu dan memberikan keterangan. Dan diharapkan untuk dapat ditindaklanjuti oleh Polda," ucapnya.
Sementara itu , Yuli Winata, salah seorang WNI yang terdampar di Turki sejak awal Desember 2021 kemarin mengucapkan terimakasih kepada pemerintah yang telah membantu kepulangannya bersama rekan-rekannya.
"Kami dijanjikan ke Polandia, namun harus transit di Turki.Tapi, setelah menunggu dua sampai tiga bulan tidak ada kepastian. Gaji bekerja di Turki juga tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Katanya Rp5 sampai 8 juta tapi ternyata hanya Rp2 sampai 3 juta," terangnya.
Yuli menerangkan, jika ia telah mengeluarkan dana kurang lebih Rp33 juta untuk bisa diberangkatkan ke Polandia dan bekerja di perusahaan pengepakan daging dan tomat dengan gaji Rp13 hingga 16 juta per bulan.
"Kami berangkat per orangan dan saya pribadi sudah mengeluarkan dana kurang lebih Rp33,6 juta. Tapi tidak jadi diberangkatkan dan disana malah di lempar kesana kemari. Alhamdulillah sekali ini bisa dipulangkan," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : KEMENHUB BATASI LAJU ANGKUTAN BARANG JELANG MUDIK LEBARAN
Berita Lainnya
-
Yuri Agustina Resmi Dilantik Sebagai Kepala Biro Kesra Provinsi Lampung
Selasa, 19 Agustus 2025 -
Pengamat Hukum: Proyek Jalan Tak Maksimal di Lampung Bukan Sekadar Teknis, Bisa Naik Jadi Korupsi
Selasa, 19 Agustus 2025 -
Produk Gadai Masih Jadi Andalan, Pegadaian Lampung Catat Penyaluran Hampir Rp 1 Triliun
Selasa, 19 Agustus 2025 -
Perbaikan Jalan di Lampung Belum Maksimal, Akademisi Ingatkan Dampak ke Perekonomian
Selasa, 19 Agustus 2025