Pedagang Buka Penyebab Harga Cabai Anjlok
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Sempat mengalami kenaikan menjelang Ramadan, kini harga cabai kembali
menurun di sejumlah pasar Bandar Lampung.
Hal tersebut
diungkapkan oleh Adi pemilik Toko Marsono di Pasar Tugu Bandar Lampung. Ia
mengatakan, harga kembali menurun sejak lima hari yang lalu.
"Waktu mau puasa
itu harga udah mulai naik, masuk Ramadan makin naik, cabai itu rata-rata naik
sampai harga 70-80 ribu per kilo," katanya saat diwawancarai, Selasa
(12/4/2022).
Namun terhitung sejak
Jumat (8/4/2022) atau setelah 5 hari puasa Ramadan, harga cabai kembali stabil
di pasaran.
"Untuk cabai
rawit sekarang 40 ribu, kemarin sempat naik 50 ribu. Kemudian cabai merah 25
ribu dari harga 40 ribu, dan yang paling parah turunnya itu cabai setan dari 70
ribu turun jadi 30 ribu perkilo sekarang," jelasnya.
Ia menambahkan, meskipun
harga cabai kembali turun, namun kenaikan harga ada di komoditas bawang.
"Yang naik ini
malah bawang, gak banyak paling 2000 sampai 5000. Seperti bawang merah ini
tadinya 27 ribu sekarang 33 ribu dan bawang putih dari 25 ribu jadi 28
ribu," katanya.
Menurutnya, kenaikan
harga komoditas kemungkinan akan terjadi sepekan menjelang Idul Fitri.
"Sebenarnya naik
turunnya harga itu bukan karena menjelang bulan besar seperti Ramadan atau
lebaran, tapi naik turun harga tergantung dari pasokannya banyak atau tidak,
kalau misal menjelang Ramadan atau lebaran pasokan cabai banyak ya otomatis
harga turun, begitu juga sebaliknya kalau pasokan sedikit harga naik karena
sama saja seperti ada kelangkaan, barangnya dikit makanya naik," ujarnya.
Kemudian kenaikan
harga juga ada di tepung, mengingat tepung adalah bahan pokok sehingga apabila
harga tepung naik artinya sejumlah bahan juga naik.
"Kalau tepung ini
sekarang naiknya cuma 1000, dari 7500 sekarang 8500, tapi kalau tepung ini kan
jadi bahan utama pembuatan kerupuk, mie dan lainnya, jadi kalau tepung naik ya
otomatis yang lain juga naik," ungkapnya.
Adi mengungkapkan,
selain dagangan, selama pandemi Covid-19, daya beli masyarakat juga mengurang
terutama saat Ramadan.
"Ya kalau mau
dibandingin jauh banget, sebelum pandemi sampai sore pasar ini rame, kalau
sekarang ya sepi kaya gini, dari awal pandemi itu langsung menurun drastis.
Karena waktu pandemi banyak rumah makan bangkrut kemudian banyak yang di PHK
juga, ya alhasil imbasnya juga ke pedagang kaya kita gini, pembelian berkurang
karena pembeli pasti belanja secukupnya, rumah makan karena bangkrut ya sudah
tidak belanja lagi, ya dampak dari pandemi ini besar sekali ke ekonomi
pedagang," tandasnya.
Hal serupa juga
disampaikan oleh Herman, salah satu pedagang di Pasar Wayhalim, Bandar Lampung.
Dirinya mengatakan sepekan puasa ini, harga cabai mulai turun kembali.
"Sekarang cabai turun,
perkilo ada yang 30 ribu sampai 40 ribu, kemarin itu sempat naik dari 50 ribu
sampai 80 ribu sekilonya," ungkapnya.
Herman menambahkan,
penetapan harga tergantung dari ketersediaan, langka atau tidak. "Ya
seperti tomat kemarin, banyak pasokannya karena semua petani panen, makanya
harganya anjlok jadi 4-5 ribu perkilo, sekarang udah mulai naik jadi 8 ribu,
artinya tergantung ketersediaannya aja langka atau tidak," jelasnya.
Ia berharap, situasi
pandemi yang sudah dilonggarkan ini dapat membantu menstabilkan perekonomian
masyarakat khususnya para pedagang.
"Ya semoga kedepan tidak lagi pandemi, jadi masyarakat juga tidak takut untuk beraktifitas sehingga daya beli ke pasar juga banyak, kalau sudah begitu ya perekonomian pasti akan stabil lagi," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : Penemuan bayi masih hidup | Ada pembengkakan di kepala
Berita Lainnya
-
OJK: Literasi Keuangan Faktor Penentu Masa Depan Generasi Muda
Kamis, 24 Oktober 2024 -
Investor Pasar Modal di Lampung Capai 311.933 Orang, Total Transaksi Rp9,3 Triliun
Kamis, 10 Oktober 2024 -
Pertanian Kontribusi Terbesar Ekonomi Lampung Lima Tahun Terakhir, BPS: Kokoh Meski di Tengah Terpaan Covid-19
Minggu, 06 Oktober 2024 -
OJK Ungkap Transaksi Pinjaman Online Tembus 69,39 Triliun
Senin, 09 September 2024