• Senin, 23 Desember 2024

Pedagang Buka Penyebab Harga Cabai Anjlok

Selasa, 12 April 2022 - 15.11 WIB
420

Salah satu pedagang di Pasar Tugu Bandar Lampung. Foto: Ragilia/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sempat mengalami kenaikan menjelang Ramadan, kini harga cabai kembali menurun di sejumlah pasar Bandar Lampung.

Hal tersebut diungkapkan oleh Adi pemilik Toko Marsono di Pasar Tugu Bandar Lampung. Ia mengatakan, harga kembali menurun sejak lima hari yang lalu.

"Waktu mau puasa itu harga udah mulai naik, masuk Ramadan makin naik, cabai itu rata-rata naik sampai harga 70-80 ribu per kilo," katanya saat diwawancarai, Selasa (12/4/2022).

Namun terhitung sejak Jumat (8/4/2022) atau setelah 5 hari puasa Ramadan, harga cabai kembali stabil di pasaran.

"Untuk cabai rawit sekarang 40 ribu, kemarin sempat naik 50 ribu. Kemudian cabai merah 25 ribu dari harga 40 ribu, dan yang paling parah turunnya itu cabai setan dari 70 ribu turun jadi 30 ribu perkilo sekarang," jelasnya.

Ia menambahkan, meskipun harga cabai kembali turun, namun kenaikan harga ada di komoditas bawang.

"Yang naik ini malah bawang, gak banyak paling 2000 sampai 5000. Seperti bawang merah ini tadinya 27 ribu sekarang 33 ribu dan bawang putih dari 25 ribu jadi 28 ribu," katanya.

Menurutnya, kenaikan harga komoditas kemungkinan akan terjadi sepekan menjelang Idul Fitri.

"Sebenarnya naik turunnya harga itu bukan karena menjelang bulan besar seperti Ramadan atau lebaran, tapi naik turun harga tergantung dari pasokannya banyak atau tidak, kalau misal menjelang Ramadan atau lebaran pasokan cabai banyak ya otomatis harga turun, begitu juga sebaliknya kalau pasokan sedikit harga naik karena sama saja seperti ada kelangkaan, barangnya dikit makanya naik," ujarnya.

Kemudian kenaikan harga juga ada di tepung, mengingat tepung adalah bahan pokok sehingga apabila harga tepung naik artinya sejumlah bahan juga naik.

"Kalau tepung ini sekarang naiknya cuma 1000, dari 7500 sekarang 8500, tapi kalau tepung ini kan jadi bahan utama pembuatan kerupuk, mie dan lainnya, jadi kalau tepung naik ya otomatis yang lain juga naik," ungkapnya.

Adi mengungkapkan, selain dagangan, selama pandemi Covid-19, daya beli masyarakat juga mengurang terutama saat Ramadan.

"Ya kalau mau dibandingin jauh banget, sebelum pandemi sampai sore pasar ini rame, kalau sekarang ya sepi kaya gini, dari awal pandemi itu langsung menurun drastis. Karena waktu pandemi banyak rumah makan bangkrut kemudian banyak yang di PHK juga, ya alhasil imbasnya juga ke pedagang kaya kita gini, pembelian berkurang karena pembeli pasti belanja secukupnya, rumah makan karena bangkrut ya sudah tidak belanja lagi, ya dampak dari pandemi ini besar sekali ke ekonomi pedagang," tandasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Herman, salah satu pedagang di Pasar Wayhalim, Bandar Lampung. Dirinya mengatakan sepekan puasa ini, harga cabai mulai turun kembali.

"Sekarang cabai turun, perkilo ada yang 30 ribu sampai 40 ribu, kemarin itu sempat naik dari 50 ribu sampai 80 ribu sekilonya," ungkapnya.

Herman menambahkan, penetapan harga tergantung dari ketersediaan, langka atau tidak. "Ya seperti tomat kemarin, banyak pasokannya karena semua petani panen, makanya harganya anjlok jadi 4-5 ribu perkilo, sekarang udah mulai naik jadi 8 ribu, artinya tergantung ketersediaannya aja langka atau tidak," jelasnya.

Ia berharap, situasi pandemi yang sudah dilonggarkan ini dapat membantu menstabilkan perekonomian masyarakat khususnya para pedagang.

"Ya semoga kedepan tidak lagi pandemi, jadi masyarakat juga tidak takut untuk beraktifitas sehingga daya beli ke pasar juga banyak, kalau sudah begitu ya perekonomian pasti akan stabil lagi," tandasnya. (*)

Video KUPAS TV : Penemuan bayi masih hidup | Ada pembengkakan di kepala