Minyak Curah Sulit Ditemukan di Pasar Gadingrejo Pringsewu

Madi pemilik toko grosir yang menjual minyak curah dan kemasan di pasar Gadingrejo.
Kupastuntas.co, Pringsewu - Harga HET untuk minyak kemasan telah dicabut dan dialihkan ke minyak curah oleh Pemerintah pada pertengahan bulan ini.
Namun bukan menyelesaikan masalah perihal minyak goreng di masyarakat, justru kini minyak curah yang jarang bahkan sulit ditemui di pasar tradisional salah satu nya terjadi di pasar Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu.
Salah satu pedagang grosir yang menjual minyak curah di pasar Gadingrejo, Madi mengatakan bahwa beberapa waktu belakangan ini diri nya tidak pernah lagi mendapat pasokan minyak curah dari para pemasok.
"Dari semenjak diumumakan minyak curah subsidi sampai hari ini belum ada yang masuk. Belum kena atau kita terima sama sekali minyak curah harga subsidi sampai detik ini. Belum pernah yang harga HET curah sama sekali, 1 drigen pun belum," ujarnya.
Sebelum permasalahan minyak ini muncul, pasokan minyak curah berjalan lancar. Dimana biasa nya dalam satu minggu akan ada dua hari dimana mobil pembawa minyak curah datang ke tempat tersebut untuk mengecer minyak curah kepada pedagang-pedagang.
"Sebelum susah didapat (curah) biasa nya mobil pengecer curah datang se minggu 2 kali, Senin dan Sabtu. Semenjak HET untuk kemasan dibebaskan atau kembali ke harga normal lalu subsidi dialihkan ke curah langsung hilang gak ada barang nya," terang nya.
Madi melanjutkan, bahwa kondisi sekarang justru berbeda dengan kondisi sebelum nya, kini minyak kemasan yang justru tersedia banyak di pasar tradisional. Bahkan, menurut nya sampai-sampai orang pun bisa mandi dengan minyak goreng.
"Kalau kemasan itu memang sudah mulai masuk luamayan lah ya. Bahkan boleh dikata kalau kemasan cukup. Kalau kemasan insya allah ada terus, lancar. Cuma memang harga nya sudah normal. Punya kita jual minyak kemasan bukan kualitas premium tapi yang biasa atau standar," lanjutnya.
Ia pribadi menilai bahwa alangkah baik nya jika kebijakan HET ini tidak perlu diberlakukan baik untuk minyak kemasan maupun curah.
"Sebenarnya kalau saya pribadi menilai minyak curah dan minyak kemasan sudah tidak usah subsidi, bikin ruwet. Saya sendiri ruwet. Sudah lah serahkan mekanisme pasar saja, tinggal masyarakat yang memilih yang penting stok ada dan tidak ada yang teriak-teriak. Orang sekarang sudah cerdas-cerdas," katanya.
Di toko madi sendiri harga minyak kemasan yang dijual nya adalah jenis minyak standar berukuran 90ml dan 1800. Dimana minyak ukuran 900 ml dijual dengan harga Rp. 22 ribu dan kemasan 1800 ml dijual dengan harga Rp 40 ribu an per pcs.
Sementara itu, salah seorang pengunjung pasar Galih mengaku keberatan dengan harga minyak yang cenderung mahal. Apalagi sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan.
Ia pun meminta pihak pemerintah untuk mengatasi permasalahan minyak goreng yang terus berlarut-larut ini.
"Sangat keberatan karena gimana ya cari uang susah, apa-apa mahal. Tapi ya beli, harus beli gimana kalau kita mau masak tidak ada minyak gak bisa. Kalau mau goreng, mau buka puasa bikin-bikin makanan gak bisa. Harapan nya kami sebagi IRT biar turun harga minyak agar menurunkan beban para ibu rumah tangga," harapnya. (*)
Berita Lainnya
-
Dua dari Delapan Kelompok Gangster 'BOM21' Pringsewu Ditetapkan Tersangka
Jumat, 09 Mei 2025 -
Kedapatan Konsumsi Sabu, Pria Peternak Bebek di Pringsewu Ditangkap Polisi
Jumat, 09 Mei 2025 -
Polisi Angkut Delapan Pemuda Kelompok Gangster 'BOM21' Kerap Tawuran di Pringsewu
Jumat, 09 Mei 2025 -
Buruh di Pringsewu Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri
Kamis, 08 Mei 2025