Harga Mahal, Minyak Goreng Kemasan Dijual Eceran

Eliyana (53), salah satu pedagang di Pasar Tamin, saat menjadikan minyak goreng kemasan dijual eceran. Foto: Ragil/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Melonjaknya harga minyak goreng kemasan ditambah langkanya minyak goreng curah, membuat pedagang akhirnya menjual minyak goreng kemasan menjadi minyak eceran.
Hal tersebut berdasarkan pantauan Kupastuntas.co di lima pasar tradisional Kota Bandar Lampung, seperti Pasar Pasir Gintung, Pasar Tamin, Pasar Rakyat Tani, Pasar Tugu dan Pasar Kangkung.
Eliyana (53), salah satu pedagang di Pasar Tamin mengungkapkan, dirinya mengakali minyak kemasan menjadi minyak goreng eceran karena ingin membantu masyarakat bawah agar lebih ringan membeli minyak goreng.
"Walaupun ukurannya lebih kecil, yang penting masyarakat ke bawah bisa beli," kata Eliyana, saat dimintai keterangan, Rabu (30/3/2022).
Salah satu pedagang di Pasar Tamin yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan hal serupa, dirinya menjual minyak goreng secara eceran karena ingin meringankan beban masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng.
"Saya ini baru lima bulan dagang disini, saya kasihan lihatnya, apalagi yang beli rata-rata nenek-nenek, semuanya mahal, ya makanya kita bantu dengan dikemas ulang dengan plastik kaya gini, saya gak tega mbah jadi saya bantunya ya begini," katanya.
Ia mengungkapkan, dirinya sempat menjual minyak goreng curah dua pekan lalu dengan harga Rp18.000 per Kg.
"Sekarang sudah gak ada karena minta ke agennya juga katanya kosong, sekarang ini makin susah, dapat untung 500 rupiah saja sudah syukur, apalagi disini banyakan pedagang daripada pembeli," ungkapnya.
Dikemasnya kembali minyak kemasan bermerk menjadi eceran, dijual dengan harga Rp7.000 per plastik, sedangkan satu liter minyak kemasan dijual Rp23.000 hingga Rp25.000.
"Tadi ada pembeli yang mau jual lagi ke tetangganya jadi saya kasih 6500. Disini kita usahakan biar sama-sama enak, masyarakat bawah juga kan masih bisa beli kalau harganya segini," ungkapnya.
Dirinya berharap, pemerintah dapat segera mengatasi masalah kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok salah satunya minyak goreng.
"Kita masyarakat kecil makin susah, semoga semuanya normal kembali, karena bahan-bahan yang langka dan mahal saat ini merupakan bahan yang sangat penting masyarakat terutama rumah tangga," tandasnya.
Eko salah satu pembeli di Pasar Tamin mengatakan, dirinya memesan minyak kemasan menjadi minyak eceran untuk dijual kembali di kediamannya.
"Saya belinya 6.500 rupiah, nanti saya jual 7.000 rupiah kalau ada yang beli di rumah, ya kalau dijadikan seperti minyak curah gini kan meringankan pembeli, gak perlu beli yang kemasan mahal," katanya.
Toto (55) Salah satu pedagang Pasar Kangkung mengatakan, sudah tidak lagi menjual minyak goreng curah. "Saya juga lupa kapan terakhir jual, sudah lama gak ada," katanya.
Toto merasa heran dengan kelangkaan minyak goreng curah karena banyaknya produsen yang minyak goreng di Lampung.
"Ya produsen minyak goreng curah kita kan banyak di Lampung, ada Domus, Sinar Laut, Bumi Waras, dan lainnya, tapi kok langka malah benar-benar tidak ada, jadi kita heran kemana gitu," ujarnya.
Toto berharap, apabila memang ada oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan penimbunan, pemerintah harus bertindak tegas.
"Karena ini sudah membuat masyarakat susah, Negara harus tegas, masalahnya disini kita sudah dijanjikan persediaan minyak curah aman, tapi sampai sekarang malah gak ada. Kita harap pemerintah selidiki dan tindak tegas apabila ada yang mempermainkan hingga terjadinya kelangkaan seperti ini," ungkapnya.
Menurut pantauan di lima pasar tersebut, minyak goreng curah sama sekali tidak ditemukan sehingga membuat pedagang mengakali kemasan bermerk menjadi eceran. (*)
Video KUPAS TV : HARGA NORMAL MINYAK GORENG DIKELUHKAN WARGA
Berita Lainnya
-
Kejari Bandar Lampung Musnahkan Barang Bukti dari 373 Perkara, Ada 404,73 Gram Sabu
Kamis, 15 Mei 2025 -
Kejari Bandar Lampung dan Lambar Tunggu Arahan Pusat Soal Penempatan Personel TNI
Kamis, 15 Mei 2025 -
Rencana Penempatan Personel TNI di Kejaksaan Dinilai Berbahaya, Pengamat Minta Pemerintah Tinjau Ulang
Kamis, 15 Mei 2025 -
PT Silika Timur Abadi Bayar Pajak Mineral ke Bapenda Lampung Timur
Kamis, 15 Mei 2025