• Kamis, 11 September 2025

Antisipasi Kelangkaan, Lampung Minta Tambah 1.337 MT LPG 3 Kg

Senin, 28 Maret 2022 - 07.11 WIB
229

Kepala Biro Ekonomi Pemprov Lampung, Emilia Kusumawati saat dimintai keterangan. Foto : Doc/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co,Bandar Lampung - Pemprov Lampung meminta tambahan Liquid Petroleum Gas (LPG) bersubsidi 3 kilogram sebanyak 1.337 metrik ton (MT), guna mengantisipasi kelangkaan.

Kepala Biro Ekonomi Pemprov Lampung, Emilia Kusumawati, menjelaskan penambahan kuota yang akan diajukan tahun 2022 sebesar 8 persen.

"Penambahan kuota ini untuk mengantisipasi kelangkaan. Makanya kami mengajukan penambahan stok LPG 3 kilogram sebesar 6 hingga 8 persen atau sekitar 1.337 MT," kata Emilia, Minggu (27/3).

Emilia memperkirakan permintaan LPG 3 kilogram di Lampung akan terus meningkat saat Ramadan hingga menjelang hari raya Idul Fitri.

"Kuota LPG 3 kilogram tahun 2022 ini sebanyak 202.471 MT. Sedangkan tahun 2021 kemarin sebanyak 195.589 MT. Artinya ada penambahan di tahun ini sebanyak 3,5 persen atau 6.882 MT," ungkapnya.

Ia menerangkan, untuk mencegah kelangkaan LPG 3 kilogram, pihaknya sudah meminta para pangkalan dan kios-kios yang menjual LPG bersubsidi untuk menyalurkan sesuai dengan peruntukannya.

"Pemprov Lampung juga telah membentuk satgas monitoring pengendalian dan pengawasan pendistribusian BBM dan LPG bersubsidi guna mengantisipasi kelangkaan saat puasa hingga hari raya Idul Fitri," ujar dia.

Pengawas pangkalan LPG SPBU Jalan Pangeran Antasari, Bandar Lampung, Agus, menuturkan sejak harga LPG non subsidi naik sejak 27 Februari 2022 lalu, sebagian konsumen beralih ke LPG subsidi.

Agus mengatakan, kenaikan harga LPG ukuran 5,5 kg dan 12 kg yang cukup signifikan, membuat penjualan LPG non subsidi mengalami penurunan hingga 50 persen.

"Saat ini permintaan LPG subsidi naik sampai 50 persen, sebagai dampak naiknya harga LPG non subsidi. Karena banyak konsumen LPG non susbidi yang kini beralih LPG 3 kg," ujar Agus.

Agus mengungkapkan, saat pasokan LPG 3 kg tiba di SPBU sudah ditunggu konsumen. Sementara stok LPG 5,5 kg dan 12 kg yang biasanya habis dalam 4 hari habis, saat ini sudah satu minggu masih banyak. Karena sebagian warga sudah beli LPG 3 kg.

"Pasokan LPG  kg ini kan juga pakai kuota. Satu bulannya cuma dijatah 1.000 tabung. Jika dibagi lagi empat, jadi hanya 250 tabung per minggunya kita menjualnya," ungkap Agus.

Pernyataan serupa disampaikan penjual LPG di Jalan Karimun Jawa, Sukarame, Santi.

"Bisa dibilang penurunannya hingga 85 persen kalau di tingkat pedagang. Tapi kalau omzet LPG subsidi lumayan naik, dan itu juga tergantung stok barangnya ada atau tidak," kata dia.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung meminta pemerintah daerah segera melakukan langkah strategis guna mengantisipasi adanya kelangkaan LPG bersubsidi.

Ketua YLKI Lampung, Subadra Yani, mengatakan konsumsi LPG bersubsidi akan mengalami peningkatan sejalan dengan adanya kenaikan harga LPG non subsidi yang dapat memberatkan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

"Pemerintah harus melakukan langkah antisipasi sejak dini, biasanya menjelang hari raya Idul Fitri ada kenaikan jumlah konsumsi. Pengawasan harus dilakukan secara intensif," saran Subadra.

Menurutnya, kenaikan harga LPG non subsidi dikhawatirkan banyak masyarakat yang beralih menggunakan LPG subsidi sehingga bisa memicu terjadi kelangkaan.

"Saya juga khawatir masyarakat yang dulunya pakai LPG non subsidi akan beralih pakai LPG subsidi. Jika ini terjadi maka bisa memicu kelangkaan LPG subsidi. Kasihan masyarakat bawah akan semakin terbebani, karena saat ini harga bahan pokok dan sayuran juga terus merangkak naik,” terang dia. (*)

Berita ini sudah terbit dengan judul " Lampung Minta Tambah 1.337 MT LPG 3 Kg " di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas edisi Senin, (28/3/2022).


Editor :