• Selasa, 26 November 2024

Tantangan Farmasi di Era Pandemi, BEM UTB Gelar Seminar Internasional

Sabtu, 26 Maret 2022 - 12.20 WIB
304

Rektor UTB Dr. H. Agus Mardihartono saat memberi sambutan dalam kegiatan seminar Konferensi Internasional Farmasi yang diadakan oleh UTB di aula Hotel Nusantara, Sabtu (26/3). Foto: Wanda/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Di era pandemi dan era 4.0 ini, dunia farmasi dan akademisi pun tertantang untuk membantu masyarakat dalam membuat sampai dengan mendistribusikan obat. Sehingga diperlukan kerjasama bahkan dari negara lain. Begitu juga Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) MIPA Farmasi UTB Lampung mengadakan seminar Konferensi Internasional Farmasi dan Lokakarya Kurikulum Farmasi dengan tema Tantangan dan Peluang Sebagai Farmasis Menuju Era 4.0 Setelah Pandemi dengan berbasis hybrid, di aula Hotel Nusantara, Sabtu (26/3).

Seminar internasional ini diikuti oleh lima negara diantaranya Cina, Malaysia, dan Thailand. Dalam seminar ini yang menjadi narasumber adalah dari Universitas Pajajaran dan negara India.

Rektor UTB Dr. H. Agus Mardihartono mengatakan, tujuan diadakan acara ini adalah bentuk kolaborasi mahasiswa dan dosen UTB dengan negara India, yang mana beberapa waktu lalu UTB sudah mengadakan MOU.

"Salah satunya adalah mengadakan lokakarya kurikulum. Sehingga kurikulum di UTB bisa mengikuti perkembangan zaman saat ini," kata dia.

Selain itu UTB juga mengadakan program pertukaran belajar mahasiswa. Yakni mahasiswa India belajar ke UTB begitupun sebaliknya.

"Tetapi saat pandemi seperti ini belum bisa dilakukan, kita akan lakukan setelah pandemi melandai," ungkapnya.

Agus juga menjelaskan, betapa pentingnya farmasi ditengah pandemi saat ini, terbukti masyarakat membutuhkan obat-obatan yang baru untuk menyembuhkan penyakit.

"Oleh karena itu mahasiswi dan dosen di UTB juga berkontribusi untuk membantu masyarakat, dengan cara meramu obat dan menyediakan obat untuk masyarakat," kata dia.

Untuk menjawab tantangan itu, maka UTB sudah menyampaikan dengan pihak yayasan agar menyediakan alat baru untuk pembuatan obat. "Dan hal ini semoga cepat teralisasi," katanya.

Sementara itu, Bendahara Yayasan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Indonesia Lampung, Muhammad Gamal Ali, mengatakan, pihaknya mendukung segala bentuk acara yang dilakukan oleh UTB.

"Termasuk seminar internasional ini. Saya rasa ini adalah program yang baik, agar mahasiswa UTB khususnya bidang farmasi bisa menjawab tantangan kerja kedepan setelah lulus nanti," ungkapnya.

Dekan MIPA UTB Apt. Lilik Koernia Wahidah, mengatakan, imbas dari pandemi adalah mau tidak mau studi farmasi harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Salah satunya penerapan platform digital dalam pengelolaan dan pendistribusian obat-obatan kepada masyarakat.

"Sehingga UTB juga menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan yang ada saat ini. Yakni memasukan pembelajaran digital dalam dunia farmasi. Sehingga mahasiswa UTB bisa melek dan mengerti dengan penerapan digital," kata dia. (*)

Video KUPAS TV : LIMA AC ALFAMART KEDATON DIGASAK MALING