Tantangan Farmasi di Era Pandemi, BEM UTB Gelar Seminar Internasional
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Di
era pandemi dan era 4.0 ini, dunia farmasi dan akademisi pun tertantang untuk
membantu masyarakat dalam membuat sampai dengan mendistribusikan obat. Sehingga
diperlukan kerjasama bahkan dari negara lain. Begitu juga Universitas Tulang
Bawang (UTB) Lampung.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) MIPA Farmasi UTB Lampung mengadakan seminar Konferensi Internasional Farmasi dan Lokakarya Kurikulum Farmasi dengan tema Tantangan dan Peluang Sebagai Farmasis Menuju Era 4.0 Setelah Pandemi dengan berbasis hybrid, di aula Hotel Nusantara, Sabtu (26/3).
Seminar internasional ini diikuti
oleh lima negara diantaranya Cina, Malaysia, dan Thailand. Dalam seminar ini
yang menjadi narasumber adalah dari Universitas Pajajaran dan negara India.
Rektor UTB Dr. H. Agus Mardihartono
mengatakan, tujuan diadakan acara ini adalah bentuk kolaborasi mahasiswa dan
dosen UTB dengan negara India, yang mana beberapa waktu lalu UTB sudah
mengadakan MOU.
"Salah satunya adalah
mengadakan lokakarya kurikulum. Sehingga kurikulum di UTB bisa mengikuti
perkembangan zaman saat ini," kata dia.
Selain itu UTB juga mengadakan program
pertukaran belajar mahasiswa. Yakni mahasiswa India belajar ke UTB begitupun
sebaliknya.
"Tetapi saat pandemi seperti
ini belum bisa dilakukan, kita akan lakukan setelah pandemi melandai,"
ungkapnya.
Agus juga menjelaskan, betapa
pentingnya farmasi ditengah pandemi saat ini, terbukti masyarakat membutuhkan
obat-obatan yang baru untuk menyembuhkan penyakit.
"Oleh karena itu mahasiswi dan
dosen di UTB juga berkontribusi untuk membantu masyarakat, dengan cara meramu
obat dan menyediakan obat untuk masyarakat," kata dia.
Untuk menjawab tantangan itu, maka
UTB sudah menyampaikan dengan pihak yayasan agar menyediakan alat baru untuk pembuatan
obat. "Dan hal ini semoga cepat teralisasi," katanya.
Sementara itu, Bendahara Yayasan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Indonesia Lampung, Muhammad Gamal Ali, mengatakan,
pihaknya mendukung segala bentuk acara yang dilakukan oleh UTB.
"Termasuk seminar internasional
ini. Saya rasa ini adalah program yang baik, agar mahasiswa UTB khususnya
bidang farmasi bisa menjawab tantangan kerja kedepan setelah lulus nanti,"
ungkapnya.
Dekan MIPA UTB Apt. Lilik Koernia
Wahidah, mengatakan, imbas dari pandemi adalah mau tidak mau studi farmasi
harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Salah satunya penerapan platform
digital dalam pengelolaan dan pendistribusian obat-obatan kepada masyarakat.
"Sehingga UTB juga menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan yang ada saat ini. Yakni memasukan pembelajaran digital dalam dunia farmasi. Sehingga mahasiswa UTB bisa melek dan mengerti dengan penerapan digital," kata dia. (*)
Video KUPAS TV : LIMA AC ALFAMART KEDATON DIGASAK MALING
Berita Lainnya
-
Menteri Pendidikan: Gaji Guru ASN Naik Satu Kali Gaji, Gaji Guru Non-ASN Naik 2 Juta
Selasa, 26 November 2024 -
Mahasiswa UIN RIL Sabet Emas Kejuaraan Silat di Malaysia
Kamis, 21 November 2024 -
Rektor UIN RIL Prof Wan Jamaluddin Ikuti Rakernas Kemenag, Siap Jalankan Amanat Menag
Senin, 18 November 2024 -
Unila Dorong Inovasi Energi Berkelanjutan Melalui GWES
Senin, 18 November 2024