• Rabu, 27 November 2024

Oleh Umar Ahmad-Fauzi Hasan Kabupaten Tubaba Menjadi Tujuan Wisata Berbasis Budaya

Jumat, 18 Maret 2022 - 10.05 WIB
316

Tugu Rato Nago Bersanding, salah satu tugu yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Kupastuntas.co, Tulang Bawang Barat - Kabupaten Tulang Bawang Barat yang dikenal saat ini dengan sebutan Tubaba adalah sebuah daerah tingkat dua yang baru berusia 13 tahun per 3 April 2022 bulan depan.

Pada masa lampau, Lampung merupakan salah satu tujuan transmigrasi. Hal tersebut sangat membawa dampak pada ke-multikulturan serta akulturasi budaya dan kuliner di Tubaba.

Tak hanya itu, beberapa wilayah tempat tinggal juga disebut Kampung Jawa, Kampung Bali, Kampung Madura, Kampung Bugis, dan lain-lain sesuai asal daerah transmigran. Bahasa yang akrab dijumpai di pusat kabupaten, termasuk di pasar-pasar, adalah Bahasa Jawa dengan ragam dialeknya.

Sementara bahasa lokal Lampung lebih banyak digunakan pada keseharian masyarakat di 11 tiyuh tuho (Desa Pribumi). Tubaba bagaikan miniatur akan sebagian kecil kebhinekaan Nusantara. Adapun Lokasi Wisata Berbasis Budaya Yang Dikembangkan Oleh Pemda Tubaba dengan penjabaran singkatnya, yakni ;

Uluan Nughik ; Uluan Nughik dapat diartikan sebagai Awal Dari Kehidupan. Menurut cerita rakyat berasal dari peradaban yang sudah ada jauh sebelum adanya Tulang Bawang, diperkirakan sekitar 12.000 tahun yang lalu. Peresmian ini ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Baduy. Uluan Nughik sarat nuansa budaya dan ekologi.

Unsur budaya juga dihadirkan di dalamnya, yang saat ini telah berdiri Rumah Baduy, Rumah Tenun Tapis, Rumah Badik, dan kawasan ruang terbuka juga Tiyuh-tiyuh. Selain itu di Uluan Nughik juga telah berdiri kawasan Kampus Politeknik ATMI Solo dan terus berjalan proses pembangunan fisik maupun non fisik.

Balai Adat 'Sessat Agung Tubaba ; Sessat Agung memiliki desain rumah panggung adat Lampung yang disebut Nuwo Sesat. Pada zaman dahulu, Nuwo Sesat dijadikan sebagai tempat pertemuan adat Mego Pak Tulang Bawang.

Monumen Megou Pak ; Monumen Megou Pak atau Monumen Empat Marga merupakan relief menghadirkan wajah empat sosok leluhur masyarakat Tulang Bawang. Letak monumen ini berada tepat di sisi jalan provinsi di wilayah Tiyuh Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah.

Las Sengoq ; Berdasarkan cerita turun-temurun warga lokal, hilangnya peradaban Nughik akibat letusan Krakatau Purba masih menyisakan salah satu produk kebudayaan yang masih bisa ditelusuri sampai saat ini yang bernama Las Sengoq.

Las Sengoq berasal dari kata Las yang berarti hutan dan Sengok yang berarti angker.  Lokasi Las Sengoq Nughik yang dituturkan tersebut kini hanya tinggal cerita, tetapi ceritanya tetap ditutur turun- temurun oleh warga lokal. Produk kebudayaan inilah yang dimunculkan kembali di Tubaba dengan membuat satu tanda di Las Sengoq sebagai ajakan kepada masyarakat untuk memiliki visi menjaga keselarasan dengan lingkungan. 

Tubaba Bike Park ; Jalur Bersepeda ini dilaunching pada tanggal 28 Oktober 2018. Gerbang utama berada di Tiyuh Tirta Makmur, Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Memanfaatkan sisi jalur irigasi, lintasan Tubaba Bike Park sarat nuansa Tubaba, dengan pemandangan area pertanian dan perkebunan karet di sisi kanan dan kiri.

Tugu Rato Nago Bersanding ; Berdiri megah di Simpang Tiga Kagungan Ratu, Kampung Rawa Kebo, Panaragan Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Tugu ini dibuat sebagai simbol keagungan dan keluhuran budaya masyarakat Lampung, dimana nilai-nilai tersebut bukan hanya sebatas cerita di masa lalu saja, melainkan hal abadi yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Tugu Titik Nol Tubaba ; Tugu dibangun dengan konsep megalit dengan material utama berupa batu yang disusun sedemikian rupa sehingga terlihat estetis dan filsofis. 

Tugu Titik Nol Tubaba terletak di Simpang Tiga Tiyuh Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Tubaba. 

Bupati Tubaba, Ir. Umar Ahmad, SP bersama Wakil Bupati Tubaba Fauzi Hasan, SE,. MM, punya visi sama yang istimewa." Kami percaya. Namun apa yang kami lihat di lapangan, itu lebih dari sekedar visi karena ia juga punya determinasi kuat untuk menjalaninya,"kata dia dalam Buku yang ditulis tahun 2020 lalu."Sampai di sini saja stigma 'Tubaba Tidak Ada Apa-apanya' sudah gugur karena setidaknya Tubaba punya seorang Bupati yang sangat fokus membangun 'Tubaba Baru',"ujar Umar.

Tubaba, tutur Bupati dan Wabup Tubaba, yang menjadi tanah harapan bagi mereka-mereka yang punya keinginan sangat kuat untuk merealisasikan masa depannya. "Selanjutnya hanyalah soal rencana aksi. Rencana-rencana sedang dan sudah disusun dengan mendatangkan banyak sekali figur yang bisa memberikan perkuatan,"ucap dia.

"Ada harapan besar di Tubaba, meskipun masih melihat banyak sekali pilar yang membutuhkan perkuatan. Tetapi dengan keterbukaan yang selama ini ditunjukkan oleh Bupati dan jajarannya, tentu kita sangat optimis, Tubaba akan menjadi buah bibir ke seantero negeri karena ada orang-orang yang mengusahakan sebuah gagasan dengan aksi-aksi nyata. Karena determinasi Bupati akan segera menular ke masyarakatnya,"tulis Umar Ahmad-Fauzi Hasan. (Adv)


Artikel Ini Telah Terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Jumat, 18 Maret 2022 dengan Judul "Oleh Umar Ahmad-Fauzi Hasan Kabupaten Tubaba Menjadi Tujuan Wisata Berbasis Budaya"

Editor :