• Rabu, 02 Juli 2025

Jelang Ramadhan, Harga Telur di Metro Naik

Senin, 14 Maret 2022 - 15.04 WIB
284

Distributor telur ayam ras di Pasar Kopindo Kota Metro saat dimintai keterangan, Senin, (14/3/2022). Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Kurang dari tiga pekan menjelang 1 Ramadhan 1443 Hijriah pada Sabtu, 2 April 2022 mendatang, harga telur di Kota Metro mengalami kenaikan.

Dari pantauan Kupastuntas.co, kenaikan harga bervariasi, mulai dari Rp22 ribu hingga Rp25 ribu perkilogramnya. Sebelumnya, harga telur di pasaran mulai dari Rp19 ribu hingga Rp20ribu perkilogram.

Anggraini, warga Iringmulyo, Metro Timur, mengaku membeli telur sebesar Rp25 ribu perkilogram. Ia menduga kenaikan harga telur terjadi akibat menjelang Ramadhan.

"Tadi saya beli sudah harga Rp25ribu, kalau sebelumnya itu masih Rp19 ribu. Ya memang harganya naik turun, kebetulan pas saya beli harga lagi naik," ujar Anggraini, Senin (14/3/2022).

Riani (31) salah seorang pedagang telur di Pasar Kopindo Metro salah mengaku, kini modal membeli telur ke distributor sudah diangka Rp23 ribu perkilogram.

"Kalau harga kita ngambil untuk jualan itu Rp20 ribu perkilogram sekarang Rp23 ribu perkilogram. Kenaikannya rata-rata Rp2 ribu dan paling tinggi Rp5 ribu, tidak lebih dari itu. Kenaikannya rata-rata segitu, paling tinggi Rp 25 Ribu, tapi jarang yang jual," kata

Iin (53), distributor telur ayam ras di Pasar Metro menjelaskan, kenaikan harga telur bukan hanya disebabkan karena menjelang Ramadhan, melainkan terjadi setiap kali pembagian Bantuan Sosial (Bansos) oleh pemerintah.

"Sebab naiknya harga telur itu biasanya PKH Bansos, makanya kemarin-kemarin kalau ada PKH Bansos pusing aku, pasti harga telur naik, kita cari telur juga susah kalau ada PKH Bansos. Ya dari kandangnya juga udah distok sama yang bagi-bagi itu," keluhnya.

Iin mengungkapkan, naik turunnya harga tidak terlampau jauh. Dilihat dari distributor rata-rata mengalami kenaikan mulai Rp500 hingga Rp2000.

"Iya naik turunnya tidak sama, biasanya cuma naik Rp500 sampai Rp1.000, kalau paling banyak naiknya itu Rp2 ribu, itupun hanya sekali selama saya jualan telur. Sekarang posko harganya Rp22 ribu sebelumnya cuma turun Rp 500," ungkapnya.

Meskipun begitu, Iin mengaku tidak menyimpan stok telur berlebih dan mayoritas pembeli dikiosnya merupakan pengecer.

"Kalau stok tidak berani banyak-banyak aku, paling banyak 100 ikat. Kalau stok segitu, kita lihat pasarnya ya kalau lagi rame sehari terjual 40 sampai 50 ikat. Kalau harga poskonya naik ya yang di ecer naik juga, kalau turun ya turun juga gitu, sesuai aja," bebernya.

Iin menyebutkan bahwa naik turunnya harga telur merupakan hal biasa, sehingga konsumen pun tidak merasa keberatan hingga berujung pada protes.

"Kalau yang beli umum sih standar. Soalnya aku sudah tau harga, jadi ya cuma segitu-segitu saja. Kalau ada orang beli juga pas naik biasa kok, tidak ada yang protes, naiknya juga tidak banyak kok, cuma seribu hingga dua ribu," pungkasnya. (*)

 

Video KUPAS TV : PERAMPOKAN DAN PENEMBAKAN DI AGEN BRILINK LAMTIM


Editor :