Hiswana Migas Minta Pemprov Buat Kajian Terkait Pembagian Kuota Solar di Lampung
Ilustrasi
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Himpunan
Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Lampung, meminta DPRD maupun
pemerintah setempat, untuk membuat kajian yang komprehensif, supaya kuota bahan
bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi di Lampung ini tidak dibatasi.
Hal itu lantaran, sejak dua bulan
lalu solar subsidi dibatasi, sehingga menimbulkan antrean panjang truk di SPBU.
"Maka kita minta pemerintah
daerah dalam hal ini Gubernur dan juga DPRD, untuk membuat kajian yang
komprehensif, supaya kuota BBM solar di Lampung ini kembali. Karena bukan hanya
masyarakat Lampung yang mengisi solar, tetapi mobilitas antar provinsi,"
ujar Kepala Bidang SPBU Hiswana Migas Lampung, Donny Irawan, Senin (14/3/2022).
"Artinya kita berharap soal stok
solar ini, pemerintah segera perbaiki terkait kuotanya, karena kalau tidak
supir-supir angkutan, ekspedisi dan angkutan sayur akan menjerit,"sambungnya.
Menurutnya, pembatasan ini bukan
kebijakan dan regulasinya Pertamina, namun diatur langsung oleh Badan Pengatur
Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
"Kita prihatin dengan kondisi
antrean seperti itu, tetapi ini yang menentukan dari BPH Migas berapa besaran
kuota Lampung," kata dia.
Terlebih jelasnya, saat ini masa
pandemi Covid-19 sudah mengalami penurunan, dan kebijakan juga sudah mulai
dilonggarkan maka ini akan menjadi pertumbuhan di segala bidang, akan tetapi
dari BPH Migas malah mengurangi kuota solar.
"Termasuk SPBU saya kuotanya
dikurangi, biasa 16000 liter sekarang jadi 8000 liter per harinya atau 50
persen. Kemudian solar ini juga tidak terkirim dengan jadwal, misalnya dikirim
setiap jam 7 pagi kan enggak. Bisa jadi malam datang," ungkapnya.
Lanjutnya, mungkin maksud pemerintah
baik untuk mengurangi dan menekan subsidi, tapi di satu sisi masyarakat pilihannya
apa kalau setiap hari masyarakat pedagang, pakainya solar.
"Karena setiap SPBU nya berbeda
ada yang dikirimkan dan ada juga hari itu tidak terkirimkan. Ketika masyarakat
antri hari ini dan mereka tidak dapat, jadi besoknya dia akan antri lagi setiap
hari. Itu yang menimbulkan kepanikan belanja yang merusak sistem," jelas
Donny.
Oleh karenanya, Ia berharap
pemerintah segera perbaiki terkait kuota solar ini, terlebih sudah mau masuk
puasa dan lebaran.
"Jadi jangan tunggu persoalan
itu menjadi memuncak, nanti seperti persoalan kminyak goreng yang
mengembalikannya akan sulit lagi kan gitu," ucapnya.
"Jika pemerintah tidak ada uang, maka lebih baik harga solar dinaikkan, tapi jangan terlalu signifikan nanti tidak mampu membelinya dan juga jangan dibatasi kuotanya," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : Polisi Tangkap Pemuda Penganiaya Tetangga
Berita Lainnya
-
Mentan Amran Tegaskan Swasembada Pangan Tercepat dalam Sejarah, Sebut Peran Penting Keterbukaan Informasi dan Sinergi Lintas Sektor
Rabu, 24 Desember 2025 -
Penerimaan Mahasiswa Baru PTKIN 2026 Dibuka, Ini Jadwal Pendaftarannya!
Selasa, 23 Desember 2025 -
SGC Komitmen Sejahterakan Petani Lewat Kemitraan Tebu
Selasa, 23 Desember 2025 -
Kodam XXI/Radin Inten Tegaskan Evaluasi Internal Usai Video Viral Libatkan Prajurit Diduga Ugal-ugalan di Jalan
Selasa, 23 Desember 2025









