• Sabtu, 28 Desember 2024

Prof Siti Fatimah Menilai Kualitas Pendidikan Diukur Oleh Empat Faktor Berikut Ini

Kamis, 24 Februari 2022 - 20.52 WIB
377

Prof Siti Fatimah saat menjadi narsum di Kupas Podcast hari ini. Foto: Dok Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Guru Besar di bidang Ilmu Manajemen Pendidikan di UIN Raden Intan Lampung, Prof. Siti Fatimah, S.Ag, M.Ag menilai, kualitas pendidikan dapat diukur oleh empat faktor.

Faktor pertama jelasnya, yakni ada pada lembaga pendidikan itu sendiri, seperti di sekolah itu ada kepala sekolah, guru, dan pengawas, lalu komite sekolah. Jadi semuanya harus berjibaku bersama-sama membangun lembaga pendidikan menjadi berkualitas.

"Lalu yang kedua adalah peran pemerintah daerah, dimana pemerintah juga harus memberikan suport baik itu materi atau moril untuk meningkatkan mutu pendidikan," ujarnya, saat menjadi narasumber di Kupas Podcast, dengan tema Inspirasi Perjuangan Perempuan Mandiri, Kamis (24/2/2022).

Selanjutnya adalah peran orang tua harus satu visi dengan lembaga pendidikan, supaya dia juga bisa mendidik anaknya di rumah sejalur dengan apa yang diinginkan oleh lembaga pendidikan.

"Kalau di sekolah anak itu diajarkan salat itu wajib harus tepat waktu dan sebagainya, ayah dan ibunya juga harus memberikan contoh seperti itu, jadi satu visi. Jangan sampai ada jurang pemisah antara apa yang dilakukan orang tua dengan visi yang disampaikan oleh lembaga pendidikan," kata dia.

Kemudian yang keempat terakhir, perlu juga memberikan kontribusi yang signifikan adalah peran serta masyarakat.

"Jadi masyarakat kita tidak boleh diam ketika lembaga pendidikan yang mungkin kurang kualitasnya, mungkin ada sesuatu yang terjadi di lembaga pendidikan misalnya terjadi pelecehan atau apa pada siswanya. Sehingga masyarakat juga harus bisa jadi pengawas, harus bisa mensupport sekolah atau lembaga pendidikan sehingga sama-sama bekerja sama," ungkapnya.

Menurutnya, empat komponen ini yang perlu untuk sama-sama membangun dan memberikan dukungan terhadap pendidikan di Indonesia, terutama di Lampung.

Terlebih jelasnya, saat ini sistem pembelajaran menggunakan IT yakni melalui daring atau online. Oleh karenanya, jika ditanya lebih efektif mana karena situasi dan kondisi memang harus online maka mau tidak harus adaptif.

"Tapi efektif dan efisien ini akan sangat tergantung dengan beberapa faktor, pertama adalah guru yang menyiapkan pembelajaran online harus profesional. Jadi online ini bukan justru menjadi lebih mudah, kemudian akhirnya buruk tidak," papar Siti Fatimah.

Supaya guru ini dituntut untuk bisa mentransfer ilmunya dengan tidak membosankan, tentunya dengan persiapan yang matang.

"Jadi online itu bisa jadi efektif jika kita memberikan proses pembelajaran dan menyiapkan dengan profesional, dengan begitu siswa tetap komunikatif dalam zoom itu," jelasnya.

Namun demikian terangnya, guru juga harus ada kerjasama yang lebih intens dengan orang tua, karena orang tua itu harus melihat langsung anak-anaknya yang sekolah di rumah secara online.

"Bener nggak anak itu belajar, jangan jangan dibuka saja HP nya, tapi si anak nya main entah kemana, tidak memperhatikan. Maka disini penting kerjasama dengan orang tua," tandasnya. (*)

Video KUPAS TV : INDOMART GUNAKAN SISTEM KUPON, CALON PEMBELI MINYAK GORENG KECEWA