Prof Siti Fatimah Menilai Kualitas Pendidikan Diukur Oleh Empat Faktor Berikut Ini
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Guru Besar di bidang Ilmu
Manajemen Pendidikan di UIN Raden Intan Lampung, Prof. Siti Fatimah, S.Ag, M.Ag
menilai, kualitas pendidikan dapat diukur oleh empat faktor.
Faktor pertama jelasnya, yakni ada pada lembaga pendidikan itu sendiri,
seperti di sekolah itu ada kepala sekolah, guru, dan pengawas, lalu komite sekolah. Jadi semuanya harus berjibaku bersama-sama membangun lembaga
pendidikan menjadi berkualitas.
"Lalu yang kedua adalah peran pemerintah daerah, dimana
pemerintah juga harus memberikan suport baik itu materi atau moril untuk
meningkatkan mutu pendidikan," ujarnya, saat menjadi narasumber di Kupas Podcast,
dengan tema Inspirasi Perjuangan Perempuan Mandiri, Kamis (24/2/2022).
Selanjutnya adalah peran orang tua harus satu visi dengan lembaga
pendidikan, supaya dia juga bisa mendidik anaknya di rumah sejalur dengan apa
yang diinginkan oleh lembaga pendidikan.
"Kalau di sekolah anak itu diajarkan salat itu wajib harus
tepat waktu dan sebagainya, ayah dan ibunya juga harus memberikan contoh
seperti itu, jadi satu visi. Jangan sampai ada jurang pemisah antara apa yang
dilakukan orang tua dengan visi yang disampaikan oleh lembaga pendidikan,"
kata dia.
Kemudian yang keempat terakhir, perlu juga memberikan kontribusi
yang signifikan adalah peran serta masyarakat.
"Jadi masyarakat kita tidak boleh diam ketika lembaga pendidikan
yang mungkin kurang kualitasnya, mungkin ada sesuatu yang terjadi di lembaga
pendidikan misalnya terjadi pelecehan atau apa pada siswanya. Sehingga
masyarakat juga harus bisa jadi pengawas, harus bisa mensupport sekolah atau
lembaga pendidikan sehingga sama-sama bekerja sama," ungkapnya.
Menurutnya, empat komponen ini yang perlu untuk sama-sama
membangun dan memberikan dukungan terhadap pendidikan di Indonesia, terutama di
Lampung.
Terlebih jelasnya, saat ini sistem pembelajaran menggunakan IT
yakni melalui daring atau online. Oleh karenanya, jika ditanya lebih efektif
mana karena situasi dan kondisi memang harus online maka mau tidak harus
adaptif.
"Tapi efektif dan efisien ini akan sangat tergantung dengan
beberapa faktor, pertama adalah guru yang menyiapkan pembelajaran online harus
profesional. Jadi online ini bukan justru menjadi lebih mudah, kemudian
akhirnya buruk tidak," papar Siti Fatimah.
Supaya guru ini dituntut untuk bisa mentransfer ilmunya dengan tidak
membosankan, tentunya dengan persiapan yang matang.
"Jadi online itu bisa jadi efektif jika kita memberikan
proses pembelajaran dan menyiapkan dengan profesional, dengan begitu siswa tetap
komunikatif dalam zoom itu," jelasnya.
Namun demikian terangnya, guru juga harus ada kerjasama yang lebih
intens dengan orang tua, karena orang tua itu harus melihat langsung
anak-anaknya yang sekolah di rumah secara online.
"Bener nggak anak itu belajar, jangan jangan dibuka saja HP nya, tapi si anak nya main entah kemana, tidak memperhatikan. Maka disini penting kerjasama dengan orang tua," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : INDOMART GUNAKAN SISTEM KUPON, CALON PEMBELI MINYAK GORENG KECEWA
Berita Lainnya
-
Menteri Pendidikan: Gaji Guru ASN Naik Satu Kali Gaji, Gaji Guru Non-ASN Naik 2 Juta
Selasa, 26 November 2024 -
Mahasiswa UIN RIL Sabet Emas Kejuaraan Silat di Malaysia
Kamis, 21 November 2024 -
Rektor UIN RIL Prof Wan Jamaluddin Ikuti Rakernas Kemenag, Siap Jalankan Amanat Menag
Senin, 18 November 2024 -
Unila Dorong Inovasi Energi Berkelanjutan Melalui GWES
Senin, 18 November 2024