• Rabu, 07 Mei 2025

Imbas Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Pringsewu Pangkas Produksi Hingga 50 Persen

Kamis, 24 Februari 2022 - 16.55 WIB
483

Wijonarko salah satu perajin tahu di Sentra Industri Tahu, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, yang terkena imbas kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tahu. Foto: Gamel/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Naiknya harga kedelai berimbas kepada para perajin tahu. Salah satunya dialami oleh Wijonarko perajin tahu di Sentra Industri Tahu, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu.   

Wijonarko (39) mengatakan bahwa dirinya harus mengurangi jumlah produksi tahu sebanyak 50 persen dikarenakan dampak dari harga kedelai yang melonjak naik. Bahkan untuk menyeimbangi produksi tahu dan kedelai yang naik dirinya harus memperkecil ukuran tahu yang diproduksi. 

Ia menambahkan jika kenaikan harga kedelai terjadi secera perlahan dan mulai merangkak naik sejak Desember tahun lalu hingga saat ini harga kedelai menembus sampai Rp 11.500 per Kg. 

"Tadi nya harga kedelai itu sekitar Rp 8.000 lalu naik Rp 8.500 naik lagi Rp 9.000 terus Rp 9.500 kemudian Rp 10.000, Rp 10.500, Rp 11.000 sampai Rp 11.500 bahkan ada yang sampai 12.000 per Kg. Keadaan ini tentu menyulitkan kami sebagai perajin tahu karena lonjakan harga ini terpaksa kami memperkecil ukuran tahu yang diproduksi dan mengurangi produksi hingga 50 persen," Ujar nya, Kamis (24/2/22). 

Ia pun menyampaikan bahwa akibat dari kenaikan kedelai membuAtnya terpaksa menaikan harga tahu yang ia jual untuk menyeimbangi kenaikan harga bahan pokok pembuatan tahu (kedelai). 

"Kita disini ada menjual tahu mentah (putih), tahu sayur, tahu asin dan tahu isi (kopong) per 1 bungkus isi 10 biji harga nya Rp 2.500 kalau sebelum nya hanya Rp 2.000. Kita juga jual tahu per ember isi 400 biji tahu sebelum harga kedelai naik Rp 60.000 sedangkan sekarang harganya naik menjadi Rp 75.000,"Jelasnya.

"Semenjak naik harga ini, penjualan tahu sekarang sulit, khususnya yang dijual per ember biasanya 8-10 ember bisa habis tapi sekarang jual 5 ember saja tidak habis terjual di pasar, bahkan sampai siang juga masih ada sisa," lanjut nya. 

Jon Tahu sapaan akrab nya ini pun setiap hari membutuhkan 120 Kg kedelai yang dipakai untuk membuat tahu untuk 30 kali proses masak. 

"Satu kali proses masak butuh 4 kg dan per hari maksimal kita buat 30 masakan jadi kalau dikalikan hasilnya 120 Kg kedelai kita butuhkan," terang nya. 

Ia pun mengaku bahwa kedelai yang ia pakai untuk memproduksi tahu adalah jenis kedelai import karena memiliki kualitas yang baik daripada kedelai lokal. 

"Kalau kedelai import kualitas tahu nya bagus, lebih mengembang, tidak lama proses masaknya juga bentuk kedelai nya besar sedangkan kedelai lokal ketika diolah membutuhkan proses masak yang lama dan kurang mengembang," jelas nya. 

Selain kedelai, ada lagi satu batu yang tengah menganggu bisnis nya yaitu kelangkaan atau sulit nya mendapat minyak goreng di pasaran. Karena minyak merupakan salah satu bahan dasar pokok yang dibutuhkan oleh usaha nya ini. 

"Kelangkaan minyak juga menjadi faktor kenapa kita menaikan harga, kita sulit mendapatkan minyak sedangkan ada produk tahu kita yang perlu digoreng seperti tahu asin, kita butuh minyak. Per hari untuk menggoreng diperlukan sekitar 10-15 liter minyak. Karena itu kita meminta agar pemerintah segera menyelesaikan permasalahan ini baik masalah kedelai dan minyak goreng agar kondisi kembali seperti normal dan tidak menyulitkan kami sebagai pelaku usaha tahu yang membutuhkan kedua jenis bahan tersebut," harap nya. 

Pengerajin tahu lain bernama Eli pun mengeluhkan hal serupa. Dengan naik nya harga kedelai dan sulit nya memperoleh minyak goreng membuat usaha nya mengurangi produksi 50 persen dan memperkecil ukuran tahu yang ia produksi. 

"Ya situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan kami karena harga kedelai sudah naik ditambah minyak juga sulit didapat, terpaksa kita kurangi jumlah produksi dan memperkecil ukuran tahu agar tidak rugi," jelas nya. 

Ia juga berharap agar kondisi ini cepat berlalu dan kembali seperti sedia kala dimana harga kedelai terjangkau dan minyak mudah didapat. (*)

Video KUPAS TV : KEBAKARAN DI GARUNTANG, 40 PERSONIL DAN 7 MOBIL DAMKAR DIKERAHKAN