• Sabtu, 28 Desember 2024

Cerita Inspiratif Siti Fatimah dari Kenek Angkot Hingga Jadi Guru Besar UIN RIL

Kamis, 24 Februari 2022 - 19.39 WIB
563

Bunda Siti Fatimah saat jadi narsum dalam acara Kupas Podcast. Foto: Dok Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Setiap orang di dunia ini berhak sukses dan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Karena sukses itu tidak mengenal siapa dan dari mana kita berasal. 

Asalkan mereka memiliki kemampuan yang ditunjang dengan kemauan untuk bekerja, berusaha keras serta berdoa, pastilah kesuksesan akan mengikuti.

Seperti halnya sosok Siti Fatimah, seorang perempuan tangguh yang sekarang menjadi guru besar di bidang Ilmu Manajemen Pendidikan di UIN Raden Intan Lampung.

Namun, siapa sangka Prof. Dr. Hj. Siti Fatimah, S.Ag, M.Ag yang telah meraih kesuksesan di dunia pendidikan ini, dulunya adalah seorang buruh pabrik bahkan pernah berprofesi sebagi kondektur atau kenek angkot.

Profesi tersebut Ia geluti ketika masih duduk di sekolah pendidikan guru agama (PGA), disaat itu orang tuanya hidup pas-pasan sehingga tidak bisa memberinya uang saku lebih untuk jajan di sekolah.

"Semasa sekolah PGA orang tua tidak bisa banyak kasih uang bulanan, jadi untuk biaya dan makan, jadi selain orang tua membuatkan keripik untuk dijual ke kelas-kelas. Kita juga pernah jadi kenek angkot pulang sekolah, dan itu lumayan juga uangnya cukup lah," ujarnya, saat menjadi narasumber di Kupas podcast, dengan tema Inspirasi Perjuangan Perempuan Mandiri, Kamis (24/2/2022).

Anak ke-11 dari 11 bersaudara itu juga menyampaikan, untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, menurutnya perempuan harus kuat dan harus sejajar dengan laki-laki, walaupun laki-laki tidak pernah merendahkannya.

Untuk menggapai cita-cita itu, menjadi buruh pabrik sepatu di Tangerang dan juga di Bandung pun pernah ia geluti. Ketika tahun 92, Siti mencoba mendaftar sebagai mahasiswa baru dengan malam tetap bekerja sebagai buruh pabrik, paginya menjadi mahasiswa.

"Kerja di pabrik itu menjadi bantu loncatan untuk mengumpulkan biaya agar bisa masuk kuliah, karena Ayah dan Ibu tidak mungkin membiayai lagi karena kondisi ekonomi kita memang sangat sulit, begitu juga kakak-kakak yang lainnya. Jadi kita harus mengandalkan diri sendiri semua," ungkap Ibu dari delapan anak, 4 putri dan 4 putra itu.

Cita-cita untuk menjadi guru sejak kecil itu, rupanya ditanamkan oleh orang tua terutama sang Ayah yang merupakan seorang guru, ayahnya mengatakan bahwa tidak punya barang bagus tidak apa, tidak punya apapun tidak masalah.

"Tapi malu lah kalau kita tidak sekolah. Jadi Ayah hanya menasehati hanya sekolah lah yang merubah hidupmu," cerita Bunda sapaan akrabnya.

Walau demikian akunya, tidak semua orang bisa melaluinya dengan mudah tentu perlu perjuangan yang luar biasa untuk meraih mimpi besar tersebut.

Seperti dirinya, selain fokus kuliah Siti juga harus mengurus anak-anak, suami serta rumah, namun semua kegiatan itu bisa dilakukan jika bisa mengatur waktu dengan baik.

Dirinya bercerita, 1998 pertama kali berkarir di UIN Raden Intan Lampung, selain memenuhi kewajiban sebagai dosen mengajar dan meneliti. Ia juga terus mengajukan kenaikan pangkat, dengan prestasi-prestasi yang ditorehkan.

"Sampai kemudian akhirnya tahun 2019, Bunda bisa mencapai guru besar dan itu bukan mudah, karena perjuangan itu hampir 4-5 tahun. Ya ditolak lagi sidang, tolak lagi, nulis lagi gitu terus, sampai akhirnya 2019 alhamdulillah keluar SK guru besar besar di bidang Ilmu manajemen pendidikan," ungkapnya.

Selain mengajar Siti Fatimah juga adalah seorang trainer dan motivator, seperti mengisi materi untuk pelatihan-pelatihan baik itu di lembaga pendidikan ataupun di luar lembaga pendidikan.

"Seperti beberapa waktu lalu kita mengisi materi di kantor pengadilan negeri Lampung Tengah. Jadi memang setiap kali mengisi materi sebagian besar adalah tentang motivasi," ujarnya.

Oleh karenanya Ia berpesan, untuk jadi sukses itu tidak cukup dengan berleha-leha, jadi harus kerja keras. Karena orang sukses pasti akan melalui proses yang panjang dan keras.

"Karena yang bisa merubah hidupmu ya dirimu sendiri. Dan yang paling penting adalah selalu jadikan Allah yang pertama dalam hidup kita, sikap, bicara kita dan semuanya. Karena kalau online 24 jam bersama Allah itu tidak ada yang sulit, malah akan membuat kita menjadi lebih mudah," ungkapnya.

"Siapapun itu agama apapun pasti akan mengajarkan hal yang sama, bahwa kita itu punya sesuatu yang lebih kuasa dari kita, yaitu kita harus online bersamaNya 24 jam, maka tidak akan sulit," tandasnya. (*)

Video KUPAS TV : SELUNDUPKAN KULIT HARIMAU, PRIA JABAR DIDENDA RATUSAN JUTA