• Senin, 30 September 2024

Kisah Pilu Guru Honorer di Labuhan Maringgai, Dibayar Cuma Rp 300 Ribu

Rabu, 23 Februari 2022 - 15.38 WIB
261

Siti Muntholikah (26) adalah guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Lamtim

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Siti Muntholikah (26) adalah guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai. 

Ia tinggal di salah satu perumahan sekolahan yang ada di Labuhan Maringgai dengan satu perempuan yang menjadi teman sekamarnya. 

"Saya tinggal di salah satu perumahan sekolahan yang ada di Labuhan Maringgai, saya tinggal di perumahan itu, dengan teman perempuan juga, berdua dan perumahan sekolahan itu memang untuk guru,"ujarnya saat diwawancarai di ruang kelas. Rabu, (23/02/2022). 

Penuh semangat yang tinggi, Siti merantau dari tempat asalnya demi mendedikasikan ilmunya kepada murid di tempatnya mengajar.

"Saya aslinya belitang, orang tua di belitang. Saya dari SMA, saya pondok di Way Jepara, selesai lulus kuliah di IAI Ma'arif Metro, saya ditawari ngajar di sini,"ungkapnya.

Aktivitas Siti penuh dengan dedikasi, mulai dari mengajar di sekolah, hingga melakukan les privat mengaji kepada anak-anak sekitarnya.

"Pagi ke sekolah, pulang jam 11.00 WIB siang, istirahat sebentar dan jam 1 siang saya lanjut ngajar les ngaji hingga jam 15.00 WIB,"katanya.

Dalam kondisi pembelajaran daring, Siti bahkan sempat mengajar anak secara langsung, untuk anak yang tidak memiliki handphone android.

"Untuk mengajar dalam kondisi Daring ini, kadang tetap ke rumah siswa jika ada yang tidak ada android. Tapi sekarang Alhamdulillah untuk kelas 1 disini, semua punya android untuk via daring,"tuturnya. 

Gadis cantik ini, sudah tiga tahun mengajar di SDN 5 Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan, Lampung Timur.

"Saya sudah tiga tahun mengajar di sekolah ini sebagai guru honorer,"ujarnya

Ia mengaku mengandalkan gaji dari mengajar di sekolah, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. 

"Kalau gaji cuma Rp 300 ribu per bulan dan dibayar tiap triwulan waktu dana BOS pencairan. Ya, sebenarnya kurang, apalagi perempuankan,"ungkapnya.

Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai perempuan, Siti juga membuka les private mengaji untuk anak-anak sekitarnya

"Di luar dari sekolah, saya mengajar les ngaji anak-anak, kadang sampingan di akhir pekan, jaga di kedai tempat makan yang ada di pantai kerang mas,"katanya.

Siti mengungkapkan menjadi guru adalah cita-citanya sejak kecil. "Saya mengajar karena sudah cita-cita dari kecil. Karena kita dari SD sampai kuliah bahkan, pasti ada peran guru,"ujarnya.

"Ya saya menjalaninnya dengan ikhlas dan penuh rasa syukur,"sambungnya.

Siti juga mengharap kepada pemerintah, agar honorer tidak dihapuskan. "Harapannya jangan dihapus lah Tenaga Honorer, kasihan juga yang seperti kami,"pungkasnya. (*)

Editor :