• Minggu, 02 Februari 2025

Cerita Nelayan Tanggamus 2 Hari Terombang-ambing di Laut, Hadapi Ombak Hingga Makan Ikan Mentah

Rabu, 09 Februari 2022 - 20.53 WIB
212

Adha Giantoro (28), nelayan warga Pekon Tampang Tua, Kecamatan Pematangsawa Kabupaten Tanggamus.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Bak adegan film bergenre Survival 'All Is Lost', itulah yang dirasakan Adha Giantoro (28), seorang nelayan warga Pekon Tampang Tua, Kecamatan Pematangsawa Kabupaten Tanggamus.

Dia akhirnya dapat tersenyum lega dan berkumpul bersama keluarga setelah mendapat pengalaman berharga dan mencekam dalam hidupnya ketika berjuang bertahan hidup melawan ganasnya lautan.

Dirinya terombang-ambing melawan besarnya ombak dan badai dilautan ketika mencari nafkah untuk keluarganya selama 2 hari 2 malam sejak Sabtu (05/02/2022) malam.

Adha menceritakan, dirinya tiba-tiba diterjang badai pada saat itu. Ketika akan menghidupkan mesin perahu, ternyata mesin tidak dapat dihidupkan karena air sudah banyak masuk kedalam mesin.

"Saya pergi mancing di daerah selatan sana, sekitar 5 mil dari daratan. Nah tiba-tiba jam 11 malam itu ada angin kencang ditambah hujan. Udah enggak keliatan daratan, Gunung Tanggamus sama Pulau Tabuan yang biasanya kelihatan aja malam itu tidak kelihatan," kata Adha, Rabu (09/02/2022).

"Saya berusaha jatuhin jangkar, tapi ternyata tidak mau kemakan di pasir, udah ngambang. Akhirnya keseret angin, ngikutin angin aja," lanjutnya.

Saat itu, tuturnya, air laut pun sudah mulai masuk ke dalam perahu sehingga dirinya pun harus terus semangat untuk membuang air kembali ke laut supaya perahunya itu tidak tenggelam.

"Rasanya takut, ya namanya baru pertama kali terombang-ambing di laut. Ombak gede, air laut masuk terus, jadi nimba terus. Perahu ini hampir tenggelam sebenarnya, cuman kan diusahain gimana perahu ini jangan sampai tenggelam, air masuk dibuang terus airnya. Pokoknya jangan sampai saya ini mati lah," ucapnya.

Usai berhasil menaklukkan badai, Adha melanjutkan, dirinya harus berjuang menahan lapar dan haus. 

Bahkan, dia pun harus menahan asinnya air laut untuk diminum dan amisnya memakan ikan mentah yang merupakan umpan untuk memancing sebelum akhirnya terdampar di Pulau Sebesi dan diselamatkan warga.

"Enggak ada makanan, cuman ada air kemarin itu 1 botol tapi ya langsung abis. Kemarin itu bawa ikan tongkol buat umpan, jadi itu lah yang saya makan mentah karena lemas, air laut ini juga yang saya minum," ungkap Adha.

Saat ini, nelayan asal Kabupaten Tanggamus itu berhasil selamat dari nasib buruk yang hampir menimpanya. Dia telah dijemput oleh tim SAR Gabungan di Pulau Sebesi kemudian diantarkan pulang ke Kota Agung Tanggamus.

Kepala Pos SAR atau Badan 'Search And Rescue' Nasional (Basarnas) Bakauheni, Denny Mezu mengatakan, pihaknya berangkat mengevakuasi Adha pada Rabu (09/02/2022) pukul 08.30 WIB dan langsung membawanya ke Dermaga Bom Kalianda.

"Tim Basarnas I dan unsur lain berangkat dari Bakauheni menuju Pulau Sebesi untuk penjemputan korban, selanjutnya korban di bawa ke Dermaga Bom Kalianda," katanya.

Setelah tiba di Dermaga Bom, lanjut Denny, tim Basarnas II langsung membawa Adha ke Kota Agung Tanggamus untuk kembali ke keluarga.

"Keluarga korban menerima korban dari Tim Basarnas II di Kota Agung dan selanjutnya membawa korban pulang ke rumah yg berada di Tampang Tua," tuturnya.

Denny menceritakan, Adha pertama kali ditemukan oleh warga pada Senin (07/02/2022) sekira pukul 11.00 WIB ketika terdampar di sisi Barat Pulau Sebesi.

"Senin ketemunya warga itu. Dirawat sama warga sudah 2 hari karena kondisinya lemah, nammanya 2 hari terombang-ambing di laut. Kita dapat informasinya itu kemarin," tandasnya.(*)

Editor :