Lapak di Pasar Bambu Kuning dan SMEP Kosong, Ini Penyebabnya
Situasi lapak atau ruko di Pasar Bambu Kuning yang tak terisi atau kosong, Selasa (8/2/2022). Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Lapak di Pasar Bambu Kuning dan SMEP Kota Bandar Lampung banyak yang kosong. Para pedagang masih enggan menempati lapak tersebut.
Dari
pantauan di lapangan, banyak lapak atau toko yang kosong, terutama di lantai dua dan lantai tiga pasar setempat.
Kepala
Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, Wilson Faisol mengatakan, semua lapak
maupun toko di dua pasar tersebut
sebenarnya sudah ada pemilik.
"K alau di bilang kosong, kita kan sudah undi pemiliknya, terkait dia tidak mau ngisi tentu banyak faktor," ujar Wilson,
saat dimintai keterangan
di Pasar Bambu Kuning, Selasa (8/2/2022).
Faktor
tersebur seperti, masih
banyak pedagang di luar pasar,
lalu ada pedagang punya
lapak di tempat lain,
sehingga pedagang melihat
situasi tempat yang ramai
pengunjung.
"Selain itu ada juga karena kondisi Covid-19 juga masih
tinggi sehingga ada kekhawatiran mereka untuk berjualan," katanya.
Wilsonmenjelaskan, di Pasar Bambu Kuning lapak yang tersedia ada 400 hingga 600 lapak, sebagian besar yang mengisi yaitu pedagang lama.
"Sementara hanya di lantai 3 nya saja yang masih kosong, ya mungkin setengahnya yang tidak
terisi,"ungkapnya.
Kemudian kalau di pasar SMEP ada 600 lapak, yang terisi 450 lapak, Namun lantai tiga belum terisi.
"Kalau di pasar SMEP sewanya belum ditagih, karena ada keringanan dari Bunda Eva ditambahkan waktu
selama 3 bulan lagi,"jelasnya.
Ia
menjelaskan, saat ini Dinas
Perdagangan mengantisipasi munculnya klaster varian omicron di pasar.
"Yang kita selalu tekankan untuk pedagang dan pembeli untuk tetap terapkan protokol kesehatan. Imbauan ini juga sambil kita berikan masker, lalu menyediakan tempat cuci tangan dan petugas Pol PP juga mengawasi itu," ujarnya.
Icha, pedagang pakaian di lantai dua Pasar Bambu Kuning mengaku, banyaknya lapak kosong memang sudah lama, dimana pemiliknya pindah ketempat lain.
"Karena disini jarang yang lewat, dan setiap harinya
tidak nentu berapa yang masuk," kata dia.
Ia mengungkapkan, setiap hari ada saja yang beli, tapi mengingat sedamg dalam masa pandemi Covid-19, memang pembeli sepi.
"Apa lagi di dua minggu ini pembelinya sepi. Kita
disini sudah lebih dari
30 tahun jualan," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Sinergi PLN dan Pemerintah Daerah Dorong Produktivitas Tambak Udang Berkelanjutan
Sabtu, 25 Oktober 2025 -
Surya Paloh Lantik Pengurus Nasdem Lampung Periode 2025-2030
Sabtu, 25 Oktober 2025 -
Gita Pasien RS Urip Sumoharjo Puji Kenyamanan dan Pelayanan di Ruang Rawat Inap Gaharu
Sabtu, 25 Oktober 2025 -
Mahasiswa Universitas Teknokrat Bantu Nelayan Rangai Tri Tunggal Gunakan PLTS, Hemat Biaya Operasional Melaut
Jumat, 24 Oktober 2025









