Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV Tahun 2021 Tumbuh 5,15 Persen
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat jika ekonomi daerah setempat pada triwulan IV tahun 2021 dibanding periode yang sama tahun 2020 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,15 persen. Angka tersebut menguat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,00 persen.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Endang Retno Sri
Subiyandani, mengatakan jika pertumbuhan positif terjadi pada sebagian besar lapangan
usaha. Terutama perdagangan besar atau eceran, reparasi mobil, sepeda motor,
serta transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 16,81 persen dan 14,63
persen.
"Sedangkan lapangan usaha pengadaan air juga mengalami
pertumbuhan cukup tinggi mencapai 9,55 persen. Diikuti administrasi pemerintahan,
pertahanan, dan jaminan sosial tumbuh 9,23 persen serta jasa perusahaan tumbuh
sebesar 8,69 persen," katanya.
Ia melanjutkan, terdapat beberapa lapangan usaha yang
masih mengalami kontraksi, terutama pada lapangan usaha jasa keuangan yang
terkontraksi minus 1,41 persen serta pertambangan dan penggalian yang
terkontraksi minus 0,78 persen.
"Pada triwulan IV 2021 kemarin jika dibandingkan
dengan triwulan IV tahun 2020 untuk pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen
PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 9,80 persen, diikuti oleh komponen PMTB dan
komponen ekspor barang dan jasa yang masing-masing tumbuh sebesar 6,41 persen
dan 4,53 persen," tuturnya.
Menurutnya, perekonomian Provinsi Lampung untuk tahun 2021 tumbuh sebesar 2,79 persen, menguat jika dibanding tahun 2020 tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,67 persen. Pertumbuhan kumulatif tertinggi terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar atau eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh sebesar 8,26 persen.
"Selanjutnya konstruksi tumbuh sebesar 6,95 persen dan pengadaan air tumbuh sebesar 6,94 persen. Selain itu lapangan usaha yang juga tumbuh cukup besar adalah informasi dan komunikasi serta industri pengolahan yang tumbuh masing-masing sebesar 6,17 persen dan 4,57 persen," bebernya.
Sementara itu, beberapa lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan, terutama terjadi pada pengadaan listrik dan gas serta pertambangan dan penggalian dengan kontraksi masing-masing sebesar 6,80 persen dan 5,28 persen. (*)
Video KUPAS TV : RATUSAN HEKTAR SAWAH DI TUBABA TERENDAM BANJIR
Berita Lainnya
-
Pemerintah Naikkan HET Beras Rp14.900 Per Kilo, Ini Alasannya
Senin, 18 Maret 2024 -
Satgas Pangan Ungkap Penyebab Kelangkaan Beras di Ritel Modern
Selasa, 27 Februari 2024 -
Survei BI: Penjualan Eceran Mengalami Pertumbuhan Positif
Rabu, 31 Januari 2024 -
LPS Blak-blakan Ungkap Banyak BPR Bangkrut Dimaling Pemilik
Selasa, 30 Januari 2024
Berita Lainnya
-
Senin, 18 Maret 2024
Pemerintah Naikkan HET Beras Rp14.900 Per Kilo, Ini Alasannya
-
Selasa, 27 Februari 2024
Satgas Pangan Ungkap Penyebab Kelangkaan Beras di Ritel Modern
-
Rabu, 31 Januari 2024
Survei BI: Penjualan Eceran Mengalami Pertumbuhan Positif
-
Selasa, 30 Januari 2024
LPS Blak-blakan Ungkap Banyak BPR Bangkrut Dimaling Pemilik