Wow, Setahun Petani di Pringsewu Ini Bisa Hasilkan 400 Ton Pupuk Kompos Organik

Pak Romlan saat menunjukkan pupuk kompos organik hasil buatannya. Foto: Gamel/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Pringsewu - Memulai bisnis pembuatan pupuk kompos organik sejak 2015, Romlan warga Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo yang juga berprofesi sebagai petani kakao kini telah memiliki produk pupuk sendiri yang tergolong ramah lingkungan. Dalam setahun ia mampu menghasilkan hingga 400 ton pupuk kompos organik yang siap dijual kepada petani.
"Mulai sudah sejak 6 tahun lalu dibawah bimbingan Dinas Pertanian langsung dan dalam satu tahun biasa mampu menghasilkan sekitar 300-400 Ton pupuk kompos organik. Sampah itu biasa kami dapat dari dinas lingkungan hidup karena kami telah memiliki MOU dengan pihak dinas nya lalu sampah tersebut kami olah menjadi pupuk," Ujar Romlan, Senin (31/1/22).
Pupuk hasil produksinya sendiri dijual dengan harga yang cukup murah yakni Rp 30.000 per karung nya yang mana tiap karung berisi 50 Kg pupuk kompos organik.
"Kalau beli ditempat satu karung hanya Rp 30.000. Tapi kalau tidak ditempat maka dikenakan biaya tambahan. Dan untuk saat ini saya tidak menjual secara luas hanya pada petani binaan. Petani binaan maksudnya petani yang beli ke sini dengan memanfaatkan teknologi yang saya terapkan itu yang disebut petani binaan. Dari mulai awal tanam hingga pasca panen saya dampingi. Jadi kalau bukan petani binaan tidak saya terima," lanjut nya.
Dalam membuat pupuk ini, dirinya memiliki formula khusus yang membuat proses pengolahannya menjadi lebih cepat dan memiliki keungulan dibandingkan pupuk lainnya. Pupuk ini sendiri memiliki tekstur kering dan tidak berbau ketika dipegang oleh tangan.
"Proses itu sebenarnya sederhana bagi saya karena saya telah merubah polanya. Yang tadinya 20 hari prosesnya, namun menggunakan formula buatan saya bisa menjadi 1-2 hari siap diproduksi hingga dipasarkan. Formula saya buat agar tidak memakan waktu lama untuk pengomposan.
Saya sendiri banyak menggunakan bahan yang terdapat di alam sekitar seperti ada gamal, ada daun kipait, ada bongol pisang, dan tumbuhan lainnya yang saya masukan dalam pembuatan pupuk saya," terang nya.
Pupuk buatannya ini juga telah diujikan pada berbagai tanaman seperti padi, jagung, kacang, terong, tomat, cabai, kakao dan tanaman-tanaman holtikultura serta palawija.
"Jadi kelebihan pupuk ini yaitu mempercepat masa panen dan memperlambat masa selesai panen tanaman," lanjut nya.
Ia menyampaikan pada tim kupastuntas jika alasan dibalik pembuatan pupuk kompos organik dilatarbelakangi oleh niat untuk melepas ketergantungan para petani mengggunakan pupuk kimia yang menurutnya memiliki efek berbahaya bagi tanaman maupun lingkungan jika terlalu sering dipakai.
"Saya buat pupuk kompos organik ini untuk mendorong para petani agar tidak menggunakan pupuk kimia terlau tinggi karena banyak sekali menimbulkan efek pada tanaman maupun diri kita sendiri. Selain itu, bagi saya biaya menggunakan pupuk kimia untuk produksi cenderung lebih mahal dibanding kita menggunakan pupuk organik," jelasnya.
"Dan bedanya kita menggunakan pupuk organik itu ketahanan pada tanaman lebih baik, tahan layu, hasil panen lebih bagus, tahan terhadap cuaca dan mampu menahan serangan hama. Sedangkan kalau menggunakan pupuk kimia kebanyakan lebih cepat panen lebih cepat habis, itu dipanen. Kemudian di batang, ketika pada tanaman keras kalau terlalu banyak diberikan maka akan ikut menggeras sehingga terjadi pecah pada batang atau pada buah nya," papar nya.
Romlan mengaku bahwa saat ini dirinya membutuhkan sebuah alat yang akan digunakan untuk memperhalus tekstur pupuk kompos organik miliknya agar kulaitas dari produk nya menjadi lebih baik.
"Kekurangan kami saat ini adalah ketersediaan pada alat pengayak untuk membuat granul agar kualitas kompos kita lebih baik dan ini tadi saya sudah sampaikan pada dinas terkait agar bisa dibantu. Namun alat yang sudah ada dan dipakai untuk produksi saat ini ialah kultivator untuk menyacak sampah nya," tutup nya. (*)
Berita Lainnya
-
22 Gapoktan di Pringsewu Bakal Dapat Bantuan Sarana Instalasi Pengolahan Pupuk Organik Cair
Selasa, 06 Mei 2025 -
Pemkab Pringsewu Gelontorkan Rp 1,2 Miliar Untuk Bantuan Rumah Layak Huni
Senin, 05 Mei 2025 -
Mengenal Lusi Ariyanti, Sosok Kartini Pringsewu yang Sukses di Dunia Politik
Senin, 05 Mei 2025 -
Wakil Rektor Teknokrat Motivasi Guru SMAN 2 Pringsewu Sambut Hardiknas: Adaptif Hadapi Era AI
Sabtu, 03 Mei 2025