• Minggu, 11 Mei 2025

Trotoar Jalan Ki Hajar Dewantara Metro Rusak dan Beralih Fungsi

Minggu, 30 Januari 2022 - 14.49 WIB
534

Kondisi trotoar di Jalan Ki Hajar Dewantara yang jebol dan tidak dapat dilalui pejalan kaki. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Masyarakat pejalan kaki mengeluhkan rusaknya trotoar di sepanjang jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Selain rusak, trotoar tersebut juga dikeluhkan lantaran beralih fungsi.

Dari pantauan Kupastuntas.co, terdapat belasan titik trotoar di sepanjang jalan Ki Hajar Dewantara yang jebol dan bahkan tidak dapat dilalui lantaran kondisinya yang rusak parah di sisi kanan dan kiri Trotoar.

Tak hanya itu, Trotoar sepanjang kurang lebih 1,3 kilometer tersebut diduga hanya kurang dari 50 persen saja yang dapat dilalui oleh pejalan kaki. Sisanya, telah beralih fungsi menjadi lahan parkir dan tempat Pedagang Kaki Lima (PKL) menjajakan jualannya.

Ironisnya, kondisi tersebut telah berlangsung lama. Trotoar yang rusak parah terkesan dibiarkan tanpa adanya perbaikan. Bahkan, alih fungsi trotoar menjadi tempat berdagang dan parkir semakin lama semakin menjamur.

Keluhan terkait rusaknya infrastruktur trotoar disampaikan Nabila. Mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Metro tersebut mengeluhkan rusaknya trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.

"Iya tahu, memang sudah lama rusaknya. Pada jebol begini, kurang tahu karena apa bisa pada rusak. Saya biasanya memang jalan kaki kalau dari kost-kostan mau cari makan," ucapnya kepada Kupastuntas.co, Minggu (30/1/2022).

Ia mencontohkan sejumlah titik yang rusak parah terdapat tepat di depan TK PGRI sebelah Puskesmas Iringmulyo dan di depan Kampus IAIN Metro.

"Yang parah banget itu di depan TK PGRI sama ada sekitar tiga titik di depan IAIN yang jebol juga. Parah juga itu jebolnya, jadi tidak bisa lewat, kalau pejalan kaki ya harus turun trotoar dulu," ungkapnya.

Meskipun begitu, ia tidak mempersoalkan terkait dengan fungsi trotoar yang berubah jadi tempat jualan. Hanya, dirinya berharap pemerintah melakukan penataan agar para pedagang dapat lebih tertib dan tidak berjualan dengan memakan bahu jalan.

"Kalau pedagang pakai trotoar sih tidak masalah ya, karena kita juga butuh para pedagang ada disana. Tapi jika dilakukan penataan dan tidak jualan sampai ke badan jalan itu jadi lebih bagus sih," pungkasnya.


Sementara itu, salah seorang pengendara justru menyarankan agar para pedagang dapat menggeser lapaknya dan menyisakan sedikit ruang untuk pejalan kaki melewati trotoar.

"Kalau saya tidak masalah ya trotoar jadi tempat berdagang, yang jadi masalah itu kalau trotoar rusak dibiarkan, terus yang jualan di atas trotoar tidak menyisakan tempat untuk pejalan kaki, terus orang yang bawa motor berhenti sembarangan untuk beli jajanan, sehingga jadi macet. Itu yang masalahnya," kata Aris Setiawan.

Terpisah, salah seorang pengusaha kuliner di Jalan Ki Hajar Dewantara juga mengeluhkan kondisi beralihnya fungsi trotoar. Ia berharap Pemkot Metro segera melakukan penataan agar para pedagang dapat lebih tertib dan tidak mengambil hak pengguna jalan.

"Memang sudah waktunya ditertibkan, pemerintah harus hadir selain untuk melakukan perbaikan trotoar, alangkah baiknya sekaligus menertibkan PKL. Tapi jangan serta merta ditertibkan tanpa solusi, kasih mereka tempat yang layak juga untuk berjualan di sekitar jalan ini, jadi tetap para pedagang dapat mencari rezeki disini," beber salah seorang pengusaha kuliner yang enggan identitas nya disebutkan.

Dirinya juga menyarankan pemerintah untuk mencari solusi agar para PKL di Jalan Ki Hajar Dewantara dapat tetap berjualan tanpa harus merelokasinya dan mengembalikan fungsi trotoar untuk pejalan kaki.

"Kalau saran kita yang bisa melakukannya hanya pemerintah, karena hal ini tinggal mau atau tidaknya walikota melakukan penataan PKL di Jalan Ki Hajar Dewantara agar fungsi trotoar dapat kembali sebagaimana mestinya. Kami yang jualan disini, selain pajak yang harus disetorkan juga harus menyediakan tempat parkir dan lainnya, kenapa teman-teman PKL yang lain tidak bisa ditata. Pasti pemerintah tau dan punya solusinya," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : DIDUGA AC STANDING MENYALA 24 JAM, AULA DISDIKBUD KEBAKARAN