• Sabtu, 20 April 2024

Mundur dari PNS, Dicky Kusuma Pilih Fokus Trading

Kamis, 20 Januari 2022 - 19.53 WIB
1.5k

Ketua DPP TPI Dicky Kusuma Wardhana bersama host Kupas TV Riana Mita dalam program Kupas Podcast bertema 'Waktunya Milenial Berinvestasi'.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Trading menjadi fenomena yang kini banyak digandrungi kalangan milenial. Bisnis yang satu ini menjanjikan cuan lebih banyak dibandingkan hasil kerja menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Hal itulah yang dilakukan Dicky Kusuma Wardhana. Pria 35 tahun tersebut memilih melepas profesimya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan mengadu nasib melalui trading.

"Saya lakukan itu karena pertama faktor income, jadi pendapatan kita lebih besar di trading. Saya diangkat jadi PNS itu di tahun 2009, saya memang dulu kepepet saat kerja itu saja. Sekarang sudah fokus di trading jadi PNS nya saya tinggalin," kata Dicky saat Talk show di studio Kupas TV Lampung, Kamis (20/1/2022).

Pria yang merupakan ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Trader Peduli Indonesia (TPI) tersebut menceritakan masa-masa ia menarik diri dari satuan tugas pemerintahan.

"Saya mundur dari PNS itu tahun 2018, terakhir saya tugas di kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Saya kenal trading awalnya dari internet, terus saya lihat sepertinya begitu menjanjikan walaupun ternyata akhirnya di tahun 2009 itu juga saya pernah hancur-hancuran di angka Rp 350 Juta," bebernya.

Ayah dari Nefel Nestro Zakwa Wardhana (11) itu juga bercerita, kala kehancurannya menjalani bisnis trading tersebut akibat kurang menguasai ilmu trading.

"Waktu itu hancur-hancuran karena kita belum begitu kenal. Tapi karena itu akhirnya kita mendalami Trading itu dan akhirnya sampai sekarang. Waktu itu saya mulai kembali trading setelah hancur-hancuran, saya mulai kembali dengan modal seribu dolar, kalau di rupiahkan sekitar Rp 10 Juta. Dari situ terus berkembang dan rata-rata profit dari 5 sampai 10 persen," jelasnya.

Pria yang juga merupakan ayah dari Caesar Saka Wardhana (6) tersebut mulai mematangkan teknik trading pada 2011 dan perlahan menghasilkan profit.

"Jadi tekniknya terus dimatangkan, saya belajar cara fundamental, cara membaca analisa dan seperti itu. Tahun 2011 saya mulai mendapatkan profit yang lumayan cukup untuk saya dan keluarga," bebernya.

Kini, Dicky rata-rata mampu memperoleh profit 30 persen perbulan dari modal yang digelontorkan. Ia juga mengaku pernah memperoleh profit terbesar yaitu 900 persen dengan modal sebanyak Rp 1 Miliar.

"Rata-rata pendapatan saat ini di angka 30 sampai dengan 900 persen dari modal per bulan. Kita main di angka Rp 500 sampai Rp 1 Miliar per bulan. Saya pernah dapat 900 persen dengan modal Rp 1 Miliar. Bisnis ini bisa dibilang sangat menguntungkan karena saya pribadi berani lepas pekerjaan saya sebagai PNS," ucapnya.

Dicky menjelaskan, sebelum memulai trading setiap pemula diharapkan memahami terlebih dahulu teknik dan ilmu management trading.

"Pertama yang harus diutamakan ialah pahami forex trading itu seperti apa, dan segala macam tekniknya harus benar-benar dipahami. Selanjutnya baru kita bisa terjun langsung menggunakan uang yang real. Dan ilmu itu banyak di media sosial yang mana para mentor-mentornya dapat mengajarkan kita trading," tuturnya.

Dicky juga mengingatkan konsekuensi paling berat yang akan dialami setiap pemula tanpa mempelajari manajemen trading.

"Konsekuensinya paling berat itu ada di kita sendiri, kita mau ambil resiko seperti apa. Intinya keyakinan membaca indikasi dan fundamental untuk mencapai profit 100 persen, kalau belum mencapai itu mending tinggalin dan main game saja," tandasnya. (**)

Editor :