Menolak Tua, Kakek Salimin Tetap Keliling Berjualan Kincir Angin Meski Usia Senja
Salimin, pedagang kincir keliling yang sedang beristirahat di pinggir Jalan Teuku Umar. Foto: Rohmah/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ditengah hiruk pikuk aktivitas masyarakat yang berlalu lalang di Jalan Teuku Umar siang hari ini Minggu (16/1/2022), Salimin, terduduk di trotoar persimpangan jalan, mengistirahatkan tubuhnya sambil menatap belasan kendaraan yang melewatinya.
Warga Kelurahan Gunung Sari yang sudah berusia lebih dari 80 tahun itu duduk di atas trotoar sambil memegangi bambu panjang setinggi dirinya yang diatasnya tersemat satu buah kincir yang sedari tadi berputar terkena angin.
Kincir angin dari triplek yang berukuran kurang lebih setengah meter itu merupakan dagangan milik Salimin. Salimin setiap hari menjajakan kincir dagangannya dengan berjalan kaki dan sesekali beristirahat dengan duduk di pinggir jalan seperti ini.
Ia juga sesekali mengelap peluh di wajahnya yang sudah tak muda lagi. Sandalnya yang mulai aus menandakan bahwa Ia selalu memakai sandal tersebut untuk berjalan kaki. Juga tak lupa topi yang selalu Ia pakai untuk melindunginya dari terpaan sinar matahari.
Tak berkata apa-apa, Ia hanya menatap mobil dan motor yang berseliweran atau orang yang lewat tanpa menawarkan dagangannya.
“Kincir ini saya sendiri yang buat,” katanya, Minggu (16/1/2022).
Satu buah kincir hias, yang dapat dijadikan hiasan rumah atau taman tersebut dibuat Salimin selama tiga hari lamanya, sehingga Salimin memang mematok harga yang lumayan pada kincir buatannya.
“Saya tawari Rp200 ribu, soalnya buatnya lama dan beli bahannya juga lumayan. Biasanya sih yang beli itu yang naik mobil. Terkadang saya buat satu atau dua buah, langsung keliling untuk saya jual,” jelasnya.
Salimin mengatakan bahwa tak mudah menjajakan dagangannya, Ia harus berjalan hingga Kelurahan Pahoman supaya orang-orang bisa melihat kincirnya.
Satu kincir yang Ia bawa ini sudah dua hari ia jajakan tetapi belum juga laku. Jika sudah begitu Ia akan pulang ke rumah dengan tangan kosong.
“Kalau tidak laku ya saya pulang. Istri saya juga jual nasi uduk di rumah jadi Alhamdulillah ada saja rezeki. Kadang saya dikasih beras, ya yang namanya rezeki itu Allah yang memberi, walau kita tidak tahu dari mananya,” ungkapnya.
Ia juga tak segan menceritakan dirinya yang kini hanya tinggal bersama istri dan anak bungsunya yang sudah berkeluarga. Salimin menceritakan bahwa Ia memiliki enam orang anak yang semuanya telah memiliki keluarga masing-masing.
Anaknya juga sempat meminta dirinya untuk berhenti saja bekerja dan beristirahat di usia senjanya, namun Salimin tak menghiraukan saran itu.
“Saya senang jalan-jalan begini, soalnya saya takut stroke seperti teman-teman saya. Saya sengaja jalan-jalan juga supaya bisa terus bergerak, tidak capek kok,” katanya sambil tersenyum. (*)
Berita Lainnya
-
Berteduh di Tengah Cuaca Ekstrem
Minggu, 09 November 2025 -
Asa Koperasi Merah Putih dari Titik Nol
Sabtu, 20 September 2025 -
Kuasa Hukum dan Pengurus TKBM Pelabuhan Panjang Sambangi Kantor Disnaker Lampung
Senin, 05 Agustus 2024 -
Nuwa Buka Lowongan untuk Posisi Nuwa Motoris, Peluang Kerja Menjanjikan di Lampung
Jumat, 05 Juli 2024









