KMP Amadea Kandas 14 Jam di Perairan Pulau Kandang Lunik, Sopir Truk Tuntut Ganti Rugi
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Kapal Motor Penumpang (KMP) Amadea yang sedang menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak, kandas di perairan Pulau Kandang Lunik Bakauheni, Rabu (29/12) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
Kapal yang membawa 342 penumpang dan 97 unit kendaraan tersebut, terbawa arus ombak hingga tersangkut terumbu karang.
Setelah kandas sekitar 14 jam, KMP Amadea baru bisa terlepas dari sangkutan terumbu karang Kamis (30/12) siang, sekitar pukul 12.00 WIB.
Kapal dievakuasi kembali ke Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan (Lamsel) dengan ditarik kapal Tugboat memanfaatkan air laut yang mulai pasang.
Tim gabungan dari Basarnas, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), PT ASDP Cabang Bakauheni, Satuan Polisi Perairan (Satpolair), dan Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP), turut membantu proses evakuasi KMP Amadea.
Setelah merapat di dermaga 6 Pelabuhan Bakauheni, seluruh penumpang dipindahkan ke kapal lain untuk melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Merak, Banten.
Kepala BPTD Wilayah VI Provinsi Bengkulu dan Lampung, Sigit Mintarso, mengatakan, evakuasi sempat dilakukan ketika kapal masih kandas. Yaitu, terhadap penumpang yang memiliki keperluan mendesak dan sedang sakit.
Sigit mengungkapkan, penyebab kandasnya kapal lantaran terjadi cuaca buruk yang sebelumnya tidak terprediksi.
"Kapal berangkat seperti biasa. Namun, saat keluar dari pelabuhan, angin bertiup kencang. Dari info yang kami dapat, kecepatan angin 19-21 knot. Dengan arus yang cukup kuat, kapal terbawa," jelas dia, Kamis (30/12).
KSOP Kelas IV Bakauheni, Capt. Tommy Aronda, menjelaskan, selama kapal kandas, penumpang telah diberikan makanan dan minuman.
Menurutnya, KMP Amadea sudah memenuhi semua unsur keselamatan dan keamanan pelayaran. Cuaca merupakan faktor utama penyebab kandasnya kapal tersebut.
Tommy mengatakan, pemeriksaan akan dilakukan terhadap KMP Amadea terlebih dahulu sebelum kembali digunakan untuk mengangkut penumpang.
Sejumlah penumpang KMP Amadea, sempat mengeluh saat kapal kandas. Banyak penumpang yang memilih berkumpul di luar kapal.
Epi, penumpang berprofesi sopir truk, mengaku sangat dirugikan dengan insiden tersebut. Karena, pengiriman barang menjadi terlambat.
"Jadi terlambat pengiriman barang. Kalau saya sih bawa plastik. Tapi kan besok itu terakhir pengiriman barang karena pabrik akan tutup akhir tahun," Epi.
Penumpang kapal lainnya, Sobri, warga Sumatera Selatan, mengaku sempat kaget saat kapal yang ditumpanginya tiba-tiba berhenti dan terdengar suara benturan cukup keras.
"Baru sebentar jalan tiba-tiba kapal berhenti. Pas kita lihat di luar, ternyata kapal sudah di samping pulau,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, para penumpang telah diberikan sarapan pagi oleh pengelola kapal.
"Tadi pihak kapal menyampaikan kalau ada yang memiliki keperluan darurat akan disiapkan kapal yang akan mengantarkan ke Bakauheni lagi," imbuhnya.
Saat KMP Amadea merapat di Pelabuhan Bakauheni, sekitar pukul 12.30 WIB, para sopir truk melakukan aksi blokade pintu keluar kapal. Sopir menolak keluar kapal, karena sudah merasa dirugikan dengan kandasnya kapal tersebut.
Sempat terjadi adu mulut saat blokade pintu kapal berlangsung. Petugas kepolisian langsung menenangkan para sopir, sembari melakukan koordinasi dengan perusahaan kapal. Para sopir menuntut uang kompensasi atas terjadinya insiden yang merugikan mereka itu.
Seorang sopir truk, Andi, meminta uang kompensasi lantaran terjadi keterlambatan perjalanan, sehingga tidak dapat melakukan bongkar muat barang hingga Senin pekan depan.
"Kami minta kompensasi untuk meringankan beban kami. Karena kami hari ini tidak bisa bongkar hingga Senin pekan depan. Selama tiga hari ini siapa yang menanggung biaya hidup kami. Sedangkan kami hanya mengandalkan uang jalan yang pas-pasan,” ujar Andi.
Ia berharap, pihak perusahaan kapal dapat memberikan kompensasi kepada para sopir. "Kami tidak menghambat, tapi kami hanya minta pengertiannya,” tegasnya.
Sopir lainnya, Yasmar Sijabat, mengatakan hal yang sama. Ia mengaku tidak bisa bongkar muatan hingga Senin pekan depan akibat kandasnya kapal tersebut.
"Kami memang dikasih makan, di kasih kopi ketika di kapal, kami terima kasih. Tapi berilah bantuan buat kami menutupi makan sampai hari Senin," katanya.
Menanggapi tuntutan tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Bakauheni, Warsa, yang mewakili pihak perusahaan kapal, mengatakan perusahaan menyanggupi memberikan kompensasi kepada para sopir angkutan.
“Besaran kompensasi yang disanggupi oleh pihak perusahaan sebesar Rp300 ribu untuk satu kendaraan angkutan truk dan bus. Tadi kendaraan kita hitung ada 72 unit yang diberikan kompensasi. Mobil pribadi nggak dapat. Hanya yang membawa barang atau truk dan bus saja," jelas Warsa.
Ia menjelaskan, peristiwa kandasnya KMP Amadea merupakan faktor cuaca yang tidak dapat diprediksi. Ia berharap para sopir angkutan dapat memaklumi besaran kompensasi yang diberikan pihak perusahaan kapal.
"Semua ini musibah. Jadi beberapa kali memang kita terjadi seperti ini, ada yang penanganannya cepat, ada yang lama seperti ini. Kami harap dapat memaklumi," ungkapnya.
Usai kesepakatan tersebut, para sopir angkutan kembali menjalankan kendaraannya. Uang kompensasi sebesar Rp300 ribu diberikan kepada sopir yang sudah keluar dari kapal. (*)
Artikel ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat, 31 Desember 2021 dengan judul "KMP Amadea Kandas 14 Jam di Perairan Pulau Kandang Lunik"
Video KUPAS TV : KMP AMADEA AKHIRNYA DIEVAKUASI SETELAH BELASAN JAM KANDAS DI PULAU
Berita Lainnya
-
IJTI Lampung Kritik Pelarangan Jurnalis Liput Sertijab Kalapas Kalianda
Sabtu, 01 Februari 2025 -
Oknum Pegawai Lapas Kalianda Larang Media Liput Sertijab Kalapas
Sabtu, 01 Februari 2025 -
Balai Karantina Lampung Tolak Pengiriman 500 Lobster Tanpa Dokumen Lengkap
Sabtu, 01 Februari 2025 -
Dewan Janji Perjuangkan Hak Ratusan Honorer PPPK Paruh Waktu Lampung Selatan Terkatung-katung
Jumat, 31 Januari 2025